Rabu, 06 April 2016

Walabi, Kembaran Kangguru yang Ada di Indonesia


Halo, saya kembali lagi nih. selamat malam (di sini, saat ini sudah malam) readers :)

Kali ini, saya kembali untuk menyelesaikan tugas Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar saya, yaitu tugas menulis mengenai flora atau fauna khas yang ada di Indonesia. Oke, sebenarnya lebih tepat jika ini tidak dikatakan saya yang menulis, namun saya menyusun dari beberapa sumber, saya campur sedemikian rupa materinya, saya beri beberapa perubahan, lalu saya tulis disini. Dan tidak lupa nantinya akan saya sertakan sumber penyusunan saya.

Saya memilih menceritakan tentang fauna. Mengapa? Hmm... itu masalah mood aja sih. Karena ketika mengetahui tugas ini pertama kali, saya langsung kepikiran wajah beberapa hewan-hewan yang lucu :3 salah satunya walabi. :3

Walabi adalah hewan yang bisa dibilang kembarannya kangguru. Haaa? Kok bisa?

Oke, ini dia penjelasannya yaa... plus nanti di bawah bakal saya sertakan foto-foto walabi yang unyu juga (walaupun copas dari mbah gugel fotonya).

WALABI

Walabi adalah anggota dari klan kangguru, ditemukan di Australia dan pulau-pulau terdekat, salah satunya Papua, Indonesia. Ada banyak spesies walabi, yang dikelompokkan secara kasar oleh habitatnya, yaitu: walabi semak, walabi kuas dan walabi batu. Semua walabi adalah marsupial atau mamalia berkantung.

Ini Rock Wallaby a.k.a walabi batu. Lucu banget kan?
(sumber: duaransel.com)

Nama ilmiah walabi adalah Macropus agilis dan biasa disebut agile wallaby dalam bahasa Inggris. Habitat walabi adalah di semak belukar, hutan, dan padang rumput. Mereka aktif di siang hari untuk mencari makanan seperti rumput, ubi, tunas, dan daun. Mereka adalah binatang herbivora.

Walabi suka hidup berkelompok, terdiri dari kurang lebih 10 individu dalam setiap kelompok dan tidak menutup kemungkinan setiap kelompok yang ada bergabung membentuk suatu kelompok yang lebih besar (IUCN, 2008).


foto wallaby di kebun binatang gembiraloka 01

foto wallaby di kebun binatang gembiraloka 04
Mereka berkelompok nih  :D btw katanya foto ini adalah foto walabi-walabi
yang ada di  Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta.
(sumber: faunague.blogspot,co,id)


Walabi merupakan marsupialia terbesar yang ditemukan di Papua. Ukuran tubuh jantan lebih besar dibanding betina. Tinggi Walabi berkisar antara 578-700 mm, panjang ekor 494-540 mm, panjang kaki 174-210 mm, dan berat mencapai 26 kg (Husson, 1958). Rata-rata walabi, termasuk yang pernah saya lihat memiliki panjang tubuh sekitar 60 cm dengan berat badan sekitar 6 kg. Bulunya berwarna abu-abu kecokelatan, berjalan dengan cara melompat menggunakan kedua kaki belakangnya, dan memiliki kantung di perutnya. Seperti kanguru kan?

Walabi memiliki kaki belakang yang kuat yang mereka gunakan untuk terikat bersama dengan kecepatan yang tinggi dan melompat jarak jauh.  Ketika walabi terancam oleh predator, atau ketika walabi jantan bertempur satu sama lain, mereka juga dapat menggunakan kakinya untuk memberikan tendangan yang kuat.
Buntut-buntut panjang :v ekornya panjang yaa... mereka ini walabi batu,
dan foto mereka ini diambil di Australia, saya sih cuma nyomot gambar aja :")
(sumber: duaransel.com)
Selain itu, walabi juga memiliki ekor yang besar dan kuat. Ekornya memang tidak dapat digunakan untuk memegang/mencengkeram seperti ekor hewan-hewan lain, namun tetap berguna. Walabi menggunakannya untuk keseimbangan saat bergerak dan untuk menopang diri dalam posisi duduk. Fungsi yang sama dengan ekor milik kangguru wkwk

Masa kehamilan Wallaby sekitar 29 hingga 38 hari. Uniknya mereka selalu melahirkan satu ekor anakan saja yang akan selalu bergerak menuju kantung sang induk untuk menyusu. Sama seperti kangguru, yah namanya juga marsupial :D Sedangkan rata-rata usia hidup walabi di alam liar adalah 9 tahun.

Hmm... lalu, apakah perbedaan walabi dengan kangguru? Perbedaannya, kangguru berbadan tegak, walabi sedikit bungkuk. Kanguru langsing, walabi gendut seperti sekarung kentang. Kanguru tinggi, jenis tertentu bisa mencapai 2 meter, walabi lebih kecil. Wajah kanguru lebih mirip manusia, sedangkan walabi lebih mirip tikus. Selain itu, warna kangguru lebih cokelat terang dan kemerahan, sedangkan walabi lebih ke arah abu-abu.

Gambar terkait
Gambar 1. Yang besar udah jelas yaa apa, yang kecil apa, wkwk.
Yang besar kangguru, yang kecil walabi.
(sumber: animals.howstuffworks.com)

Gambar 2. A adalah kangguru, tubuhnya lebih langsing dan tinggi.
Sedangkan yang B adalah walabi, ia lebih berisi dan pendek.
(sumber: animals.howstuffworks.com)

Gambar 3. Perbedaan berdasarkan warna.
(sumber: animals.howstuffworks.com)

Eiya, ngomong-ngomong, denger-denger sih yang mirip bukan cuma mereka aja lho... masih ada satu lagi, yaitu wallaroo, yaitu transisi dari wallaby dengan kangaroo. Hmm.. banyak yang unyu-unyu nih :D



Daerah Persebaran Walabi di Papua (IUCN, 2008)

Macropus agilis merupakan spesies khas Papua (Indonesia), Papua New Guinea, dan Australia. Ketiganya memiliki vegetasi khas yang mirip sehingga Walabi secara alami hanya berkembang di ketiga wilayah tersebut.

Ada dua kemungkinan persebaran Walabi menurut para ahli, yang pertama yakni lepasnya Walabi yang dibawa dari Australia sebagai peliharaan dan kemudian berkembang biak di alam bebas Papua (Flannery, 1995).

Kemungkinan kedua adalah ketika permukaan air laut surut sekitar 14000-17000 tahun yang lalu sehingga padang rumput membentang dari utara Australia menuju dataran rendah di selatan Papua dan hal tersebut memungkinkan persebaran Walabi dari Australia ke Papua (Menzies, 2011).


Status dan Upaya Konservasi Walabi

Dalam IUCN Red List tahun 2008, Walabi dinyatakan dalam kondisi least concern, namun jumlahnya terus menurun secara global. Di Papua, upaya konservasi Walabi dilakukan di Taman Nasional Wasur, Merauke. Meski berada dalam tangkaran suatu taman nasional, keberadaan Walabi tetap terancam.

Menurut Saragih (2008), TN Wasur merupakan taman nasional yang di dalam kawasannya masih terdapat penduduk asli yang menggantungkan hidupnya pada hasil yang diperoleh dari alam untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, Walabi tidak hanya diburu untuk dimakan tapi juga untuk dijual. Untuk Walabi dewasa harga jualnya berkisar antara Rp 35000-45000/kg. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan perburuan Walabi.

Maraknya penujualan Walabi juga dikarenakan harganya lebih murah dibanding sumber protein lainnya, seperti daging ayam dan sapi. Dari informasi yang diperoleh Saragih (2008), diketahui bahwa satu orang pedagang menjual 35-45 ekor/hari. Selain dikonsumsi dagingnya, kulit Walabi juga dimanfaatkan untuk membuat dompet. Sementara itu, telapak kakinya dijadikan gantungan kunci dengan harga sekitar Rp 30000-50000/buah. Tidak hanya itu, tulang Walabi pun dijadikan sebagai sendok (Antara News, 2011).

Hasil Kerajinan dari Walabi (Saragih, 2008)
Ini kan dari kaki walabi :(

Di daerah Papua, selain ditangkarkan di TN Wasur (Merauke), walabi juga ditangkarkan di TN Lorenzt (Mimika). Namun sayangnya di TN Lorenzt juga mengalami hal serupa karena sudah terjamah oleh manusia sehingga berbagai eksploitasi alam terjadi disana dan membahayakan keseluruhan flora dan fauna, termasuk Walabi (http://www.papua.us/2013/04/penebangan-liar-di-kawasan-hutan-di.html).


Sementara untuk di luar Papua, Walabi sudah mulai dikembangkan di berbagai kebun binatang, seperti di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta dan Gembira Loka Zoo, Yogyakarta. Namun, usaha ini nampaknya belum optimal, terutama di TM Ragunan yang sempat kehilangan 14 dari 18 Walabi karena adanya anjing dari masyarakat sekitar yang masuk ke kawasan lindung Walabi (http://news.detik.com/read/2013/11/28/123718/2426231/10/14-kanguru-ragunan-yang-mati-walabi-papua-digigit-anjing-liar).

                                                                 ***

Walabi itu lucu yaa... Tapi kasihan nasib mereka :( kenapa harus diburu, sampai terancam begitu. Penjualan Walabi harus dihentikan. Pemerintah Provinsi Papua harus bertindak tegas mengatasi kerusakan yang terjadi di TN Wasur untuk mencegah kepunahan Walabi dan juga fauna-fauna lainnya. Karena sebelumnya, sudah pernah ada salah satu jenis walabi yang punah, yaitu walabi-kelinci Timur. :(

ini awetannya walabi kelinci timur
(sumber: id.wikipedia.org)

Sebenarnya, selain pemerintah dan orang-orang disana, kita sebagai manusia juga harus punya kesadaran diri untuk menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan hidup. Karena sama seperti manusia, lingkungan dengan segala isinya juga berhak untuk dilestarikan. Seharusnya manusia hidup berdampingan dengan lingkungan hidup, bukan malah berlawanan.

Hmm... karena sepetinya sudah cukup banyak yang saya tulis, saya akhiri sampai disini. Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan dan kekurangan. Terimakasih dan sampai jumpa di post berikutnya, dadah~



Sumber:
  • http://blogs.uajy.ac.id/miabone/2014/09/05/walabi-korban-keegoisan-manusia/
  • http://ilmutentangdunias.blogspot.co.id/2013/05/walabi-atau-kanguru-kecil-biasanya.html
  • http://faunague.blogspot.co.id/2013/05/mengenal-agile-wallaby-kayak-kanguru.html
  • http://www.duaransel.com/oseania/australia/bercengkerama-dengan-walabi-liar-saudara-kanguru-di-granite-gorge-australia/



1 komentar:

  1. izin untuk memakai informasi dari sini untuk presentasi bahasa inggris saya tentang flora dan fauna yaa ka. Saya sertakann ko url kakanyaaa terimakasihhh sangat bermanfaat blognya!:)

    BalasHapus

Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D

Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk

Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)