Hello blog and readers. Jumpa lagi dengan saya, pemilik blog ini.
Saya sudah lamaaa tidak muncul. Ya, karena saya bingung mau muncul dengan apa. Hahahahaha...
Akhir-akhir ini saya banyak mengalami masalah, pergolakan batin dan pikiran mungkin.
Kali ini, saya pun hanya ingin mencurahkan perasaan saya. Jadi mohon maaf, silakan berpindah halaman jika merasa ini tidak bermanfaat. Hehehe...
***
Semua berawal dari sebuah ironi. Ada seseorang yang menganggap seseorang yang lain adalah penyelamatnya, namun di sisi lain orang yang dianggap penyelamat malah menganggapnya sebagai penghancur kehidupannya. Ironis bukan?
Tanpa disadari, si penghancur telah meruntuhkan hampir semua pertahanan milik sang penyelamat. Sekaligus membuka banyak pikiran baru di benak sang penyelamat. Memang bukan salah si penghancur, itu hanyalah hal yang tak disengaja dan tak diketahui olehnya. Dan mungkin itu adalah bagian dari takdir mereka. Namun fakta tetap tak bisa dibantah. Biar bagaimanapun, sang penyelamat merasa hancur. Dan harus menyusun ulang semua pertahanannya dari awal. Itu adalah hal yang sangat sulit dan melelahkan.
Tapi, sang penyelamat tak meninggalkan begitu saja si penghancur. Lebih tepatnya tidak bisa. Tentu saja, karena ia adalah sang penyelamat. Tugasnya adalah menyelamatkan orang lain. Macam badut yang bertugas menghibur orang lain. Atau penyembuh yang bertugas menyembuhkan orang lain. Apalagi, si penghancur adalah orang yang terlihat benar-benar butuh diselamatkan. Walau ia sendiri mengelak.
Sayangnya, menyelamatkan orang lain terkadang taruhannya adalah diri sendiri. Itulah yang dirasakan sang penyelamat.
Apakah sang penyelamat akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari kehancuran yang dibawa oleh si penghancur? Ia yakin, ia bisa. Ia hanya butuh waktu.
Dan kebebasan.
Atau, orang lain lagi. Sang penerima, yang bisa membantunya menerima semua kenyataan dengan hati yang lapang. Dan bisa menerima keadaan sang penyelamat dengan hati yang lapang pula.
Masalahnya adalah, sang penyelamat tak mendapatkan itu semua. Kungkungan lingkungan membuatnya tak bisa mendapat kebebasan untuk berpikir dan merasa. Dan, orang lain itu pun tak nampak batang hidungnya.
Kini, sang penyelamat lelah. Apalagi tingkah si penghancur makin lama membuatnya makin merasa aneh. Terkadang, sang penyelamat merasa si penghancur sengaja bermain uji coba. Terkadang terlihat ingin membantu penyelamat agar selamat, terkadang malah menghancurkan.
Namun sang penyelamat tak mungkin mengatakan semuanya pada si penghancur. Karena sang penyelamat yakin, si penghancur akan pergi setelah ia mengatakan semuanya. Dan misi rahasia sang penyelamat akan hancur.
Sebenarnya, si penghancur sendiri punya misi rahasia. Yang entah apa. Sang penyelamat bukanlah orang yang perlu tahu itu. Sama seperti si penghancur tak perlu tahu misi rahasia sang penyelamat untuk menyelamatkannya.
Suatu hari, sang penyelamat mulai merasa bisa menerima kenyataan. Kini ia menganggap si penghancur bukanlah penghancur. Dan mulai menyusun lagi pertahanan barunya.
Namun, malah muncul fakta baru lain yang membuat sang penyelamat tercengang sendiri. Hal-hal yang ia pendam dan tahan selama ini, yang bahkan ia anggap sudah tidak ada, satu persatu mulai muncul di benaknya berkat pertemuan dengan si penghancur.
Pertemuan dengan si penghancur benar-benar membuat sang penyelamat berpikir ulang tentang dirinya sendiri. Ketenangan dari sisi-sisi terpendam milik sang penyelamat menjadi terusik, minta kesempatan untuk keluar dan diperhatikan. Sang penyelamat mulai sering bertanya: diri seperti apakah sebenarnya yang seharusnya ia lakoni?
Sang penyelamat pernah mendengar sebuah kalimat:
"Yang namanya menyusun atau merapikan, awalnya pasti akan berantakan. Namun hasil akhirnya adalah adalah susunan yang baik dan rapi."
Menurut kalian, apakah sang penyelamat sedang melalui fase berantakan dalam hidupnya?
Sampai saat ini, sang penyelamat tak tahu pasti mengapa ia harus bertemu dengan si penghancur. Dan mengapa si penghancur harus menghancurkan hidupnya. Ada hal yang bisa ia pelajari dari si penghancur dan kehancuran dirinya sendiri, ia menyadarinya. Namun banyak juga hal yang hanya membuatnya sakit kepala.
Semoga suatu saat rasa penasaran sang penyelamat akan terjawab. Karena rasa penasaran yang pada akhirnya tidak akan terjawab, benar-benar sangat menyebalkan.
Dan suatu hari, sebagai tanda sedang lelah pada dunia, sang penyelamat membuat sebuah syair yang janggal.
Kemampuan Manusia
Diantara banyak kemampuan
Ada satu kemampuan manusia
Berjuluk adaptasi
Salah satu bentuk adaptasi
Ketika semua makhluk sespesies menuntutmu
Untuk selalu baik-baik saja
Dan kau sangat sanggup
Padahal kau tak pernah baik
Entah sejak kapan
Namun bumi selalu berputar
Bulan selalu berputar
Seperti hidupmu yang selalu berputar
Hingga akhir durasinya
Ini adalah kekuatan
Sekaligus kelemahan
Umat manusia
Ia memang sedang lelah. Semoga lelah sang penyelamat segera usai. Agar ia bisa kembali menyelamatkan orang-orang yang butuh diselamatkan. Termasuk si penghancur, jika ia tak menipunya.