Sabtu, 15 Juni 2019

My Cognitive Functions as an INFP (?)

Sebenarnya, saya ini agak addict dengan kepribadian, termasuk pada meme mengenai kepribadian sekalipun hahaha... XD lalu saya cukup sering mencari-cari tentang kepribadian. Yang paling menarik buat saya adalah teori 8 Cognitive Functions by Carl Gustav Jung (yang dianggap 'sesat' oleh sebagian pihak, tapi sepertinya hanya karena salah paham aja deh). Karena menurut saya, ini menurut saya ya, cognitive functions Carl Jung adalah teori yang cukup logis, detail, memberi variasi, namun bersifat fleksibel. Detail, namun tidak benar-benar membatasi/mengkotakkan kepribadian. Dan manusiawi, karena saya menangkap unsur keseimbangan manusia yang berusaha diangkat di dalam teorinya.

(Oh iya, saya pernah bertanya pada dosen saya mengenai teori. Intinya sebenarnya suatu teori dianggap "benar" itu hanya karena telah memenuhi kaidah-kaidah pembuatan teori yang telah disepakati bersama. Soal isi teorinya, tidak ada yang mutlak benar 100%, makanya bisa ada banyak teori yang membahas hal yang sama, namun dibahas oleh tokoh yang berbeda. Bisa pula ada teori yang lebih baru menggantikan atau melengkapi teori yang lama. Muncul pula teori baru yang lebih sesuai zaman sekarang, yang belum pernah ada di masa lalu. Itu bukti bahwa teori tidak mutlak benar. Maka, jika ada yang tidak sependapat/tidak menyetujui suatu teori, rasanya sah-sah saja. Jika ada yang setuju pun sah-sah saja. Saya pribadi menganggap teori sebenarnya mirip dengan opini, hanya saja telah melalui serangkaian proses yang memenuhi kaidah yang ditentukan.)

Saya sedang malas menjelaskan tentang teori itu, jadi saya beri link artikel saja ya hahaha

Ini yg berbahasa Inggris:

http://www.cognitiveprocesses.com/

https://personalityjunkie.com/functions-ni-ti-fi-si-ne-te-fe-se/

Ini yg berbahasa Indonesia, barangkali malas baca yang Inggris. Tapi saya lebih merekomendasikan baca yg dari luar sih.

Oh iya, teori ini berkaitan dengan MBTI, karena teori ini yang awalnya menjadi acuan dari pembuat tes MBTI (Myers-Briggers) untuk membuat alat tes tersebut (walaupun ternyata pada praktiknya alat tes ini malah 'menurut sebagian orang' tidak valid). Bisa sekalian untuk mengenali diri sendiri tanpa perlu mencoba tes online-nya (yang malah dianggap selevel zodiak oleh sebagian pihak).

http://wickedgirldwi.blogspot.com/2014/08/fungsi-kognitif-jung-dan-penerapannya_27.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/amp.kaskus.co.id/thread/552534ee9478685b138b4570/mengenal-mbti-melalui-delapan-fungsi-kognitif

https://id.quora.com/Apa-itu-fungsi-kognitif-MBTI/answer/Marinda-Shanie?ch=10&share=0f54a98c&srid=L6fQ4

http://themysticalthinker.blogspot.com/2018/03/cara-menentukan-mbti-personality-type.html?m=1

*mohon maaf, agak bermasalah saat proses membuat link hidup, jadinya berakhir dengan link mati. Mohon maaf sekali lagi, dan silakan di copy-paste sendiri ya jika memang penasaran/berminat :")

***

Yah, kira-kira begitu lah, pokoknya saya tertarik dengan teori Cognitive Functions. Lalu, saya menemukan tulisan seorang bernama Sara Masyarrah di Quora, yang menurut saya menarik. Setelah saya ringkas tulisannya dia, kira-kira hasilnya seperti ini:

(Btw, ini link tulisannya: https://id.quora.com/Seberapa-dalam-pemahaman-anda-tentang-MBTI/answer/Sara-Masyarrah?ch=10&share=4f536a6c&srid=L6fQ4)

Kepribadian MBTI bukan hanya tentang 4 kognitif, namun tiap manusia ternyata menggunakan seluruh 8-nya dalam urutan berbeda. 4 teratas sebagai Conscious, 4 terbawah sebagai Unsconscious.

1. Willpower as The Hero: kognitif yang digunakan paling sering dan secara natural
2. Rational as The Parent: kognitif yang membimbing dan mendukung penggunaan Hero
3. Moral as The Child: kognitif yang digunakan secara polos dan cenderung kekanak-kanakan/innocent
4. Physics as The Inferior: kognitif yang membuat seseorang merasa gugup dan insecure
5. Metaphysics as The Nemesis: kognitif yang menjadi pusat rasa khawatir
6. Logic as The Critical Parent: kognitif yang mengkritik sehingga perlu dilatih untuk menjadikan kita sebagai orang bijak
7. Ethics as The Trickster: kognitif yang paling tidak kita sadari kegunaannya
8. Duty as The Demon: kognitif yang menampakkan fungsinya secara buruk.

Lalu dengan tipe kepribadiannya sendiri, INTJ, Sara menganalisis dirinya sendiri seperti berikut:

INTJ (Ni Te Fi Se , Ne Ti Fe Si)

1. Ni/Willpower as The Hero (Kognitif yang digunakan paling sering dan secara natural). INTJ jadi punya fokus yang baik, keinginan yang kuat, serta analisis mendalam.

2. Te/Rational as The Parent (Kognitif yang membimbing dan mendukung penggunaan Hero). INTJ bisa mengorganisir hasil analisis dan mengungkapkan pemikirannya.

3. Fi/Moral as The Child (Kognitif yang digunakan secara polos dan cenderung kekanak-kanakan/Innocent). INTJ punya moral compass sehingga selogis apapun keputusannya tidak boleh melanggar moral value yang ia punya.

4. Fe/Physics as The Inferior(Kognitif yang membuat seseorang merasa gugup dan insecure). INTJ kadang tidak percaya diri untuk bisa membahagiakan dan memberi kenangan yang baik pada orang lain.

5. Ne/Metaphysics as The Nemesis(Kognitif yang menjadi pusat rasa khawatir). INTJ takut akan hal-hal yang akan orang lain lakukan berdasarkan observasinya pada perilaku mereka.

6. Ti/Logic as The Critical Parent(Kognitif yang mengkritik sehingga perlu dilatih untuk menjadikan kita sebagai orang bijak). INTJ kadang menganggap dirinya paling pintar.

7. Fe/Ethics as The Trickster(Kognitif yang paling tidak kita sadari kegunaannya). INTJ tidak tahu norma sosial yang kasat mata.

8. Si/Duty as The Demon (Kognitif yang menampakkan fungsinya dalam hal buruk). INTJ cenderung mengingat hanya hal-hal buruk yang menimpanya.

***

Menurut saya, yang dilakukan Sara itu seru banget! Maka saya pun mencoba membuat analisis diri saya sendiri berdasarkan my cognitive functions as an INFP. Hahaha :D

INFP (Fi Ne Si Te , Fe Ni Se Ti)

1. Willpower as The Hero: kognitif yang digunakan paling sering dan secara natural
Fi: punya perasaan mendalam yang berpadu dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersendiri, bisa mengenali diri sendiri meskipun perasaannya jarang diekspresikan. Seperti kompas, Fi membimbing menuju kebenaran.

2. Rational as The Parent: kognitif yang membimbing dan mendukung penggunaan Hero
Ne: ide yg melompat-lompat, kreativitas, waktu dan ruang di dalam dirinya dengan begitu banyak kemungkinan dan tanpa batas waktu, pikirannya random, penuh ide, pokoknya minta dieksplor.

Ne membantu Fi mencari sumber ide/masalah untuk dianalisis kebenarannya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut Fi.

3. Moral as The Child: kognitif yang digunakan secara polos dan cenderung kekanak-kanakan/innocent
Si: basis pengalaman masa lalu untuk pembelajaran, menginginkan kestabilan dan di tempat yg tepat/jalan yang benar.

Si ini membuat INFP sering bernostalgia, dan mudah mengingat masa lalu. Positifnya, pengalaman bisa menjadi sumber pembelajaran dan sumber nilai yang berharga bagi INFP. Negatifnya, INFP sekaligus menjadi sulit mengambil resiko jika memikirkan takut terulangnya kegagalan (yang pernah terjadi di masa lalu).

4. Physics as The Inferior: kognitif yang membuat seseorang merasa gugup dan insecure
Te: ketegasan dan keteraturan (organize), keuntungan, goal-oriented. INFP cenderung kurang teratur dan kurang tegas sehingga kurang menyukai hal, baik dirinya sendiri yang melakukan, maupun orang lain yang melakukan hal tersebut pada dirinya. Kurang berambisi juga, sehingga makin tidak menyukai hal tersebut.

5. Metaphysics as The Nemesis: kognitif yang menjadi pusat rasa khawatir
Fe: pemikiran dan perasaan ke dunia luar/orang lain, memikirkan nilai-nilai dari orang lain, memikirkan perasaan orang lain, tuntutan untuk selaras dengan orang lain. Bagi INFP, penilaian dan tanggapan dari luar bisa membuat khawatir (karena menghalangi kebebasannya atau karena terlalu menghakimi).

6. Logic as The Critical Parent: kognitif yang mengkritik sehingga perlu dilatih untuk menjadikan kita sebagai orang bijak
Ni: bertanya-tanya dan merefleksikan sesuatu ide secara detail dan terstruktur (tidak melompat-lompat seperti Ne).

Memikirkan ide lebih mendalam dan detail penting bagi INFP agar bisa menjadi manusia yang semakin bijak.

7. Ethics as The Trickster: kognitif yang paling tidak kita sadari kegunaannya
Se: sensasi langsung dari dunia luar, bekerja/merasakan pengalaman langsung di dunia luar, bersinggungan langsung dengan pancaindera. INFP tidak suka keluar ke dunia nyata dan merealisasikan ide-idenya di dunia nyata, lebih senang berdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Hahaha (":

8. Duty as The Demon: kognitif yang menampakkan fungsinya secara buruk.
Ti: digunakan untuk memikirkan hal-hal/ide-ide/konsep-konsep/masalah-masalah secara menyeluruh dan juga untuk bereksperimen. Pada INFP, sayangnya sering digunakan untuk memikirkan hal-hal/kemungkinan-kemungkinan yang negatif/buruk saja.

***

Hahaha begitulah salah satu hobi saya, menganalisis kepribadian berdasarkan Cognitive Funtions hahaha XD

Oh iya, menurut saya, pengetahuan mengenai cognitive functions ini banyak manfaatnya kok. Saya jadi bisa mengenali diri sendiri dan orang lain, sehingga memudahkan saya untuk memperlakukan orang lebih sesuai dengan orangnya. Bisa membantu saya menjadi lebih fleksibel dan pengertian (jika dibutuhkan) pada orang lain :D

Bisa untuk pengembangan diri juga jika mengetahui kelebihan dan mengembangkannya, serta mengetahui kelemahan dan berhasil mengatasinya hihihi...

Ada di antara kalian yang INFP juga? Apakah analisis saya terasa ada benarnya? Hahaha XD

Senin, 10 Juni 2019

Mengambil Hikmah di Toilet

Judulnya lebay ya? Hahaha.

Tapi serius, saya mendapatkan pengalaman yang menurut saya berharga di toilet.

***

Hari ini, saya pergi ke salah satu Mall yang cukup dekat dengan wilayah tempat tinggal saya. Saya pergi siang hari, dan baru tiba setelah adzan Dzuhur berkumandang. Sesampainya di Mall, saya memutuskan untuk sholat dulu, kemudian saya lanjutkan dengan pergi ke toilet (karena di sekitar mushola tidak disediakan toilet).

Nah, di toilet inilah saya mengalami kejadian yang sebenarnya sangat biasa, sangat sederhana. Namun kejadian tersebut bisa saya maknai lebih mendalam.

Ketika tiba di toilet, saya melihat cukup banyak orang mengantri. Turutlah saya menjadi bagian dari antrian tersebut. Nah, sialnya, antriannya tidak teratur. Di depan saya memang ada beberapa orang yang sudah datang duluan, dan daritadi sedang menunggui pintu-pintu bilik toilet yang tertutup menjadi terbuka. Kemudian orang di dalammya keluar, sehingga bisa gantian mereka yang masuk untuk menuntaskan hajat di toilet. Setelah mereka selesai dengan hajatnya dan keluar dari toilet, baru giliran saya bisa masuk jika ada pintu yang terbuka lagi.

Semestinya begitu, jika antriannya teratur. Namun tadi saya katakan, antriannya tidak teratur. Maka, setelah ada bilik yang terbuka, saya yang seharusnya dapat giliran masuk ke sana malah diserobot oleh orang lain yang baru datang -_- saya agak kesal, tapi apa boleh buat, orangnya sudah terlanjur masuk. Saya tunggu pintu yang lain terbuka, dan ada lagi. Tapi... posisinya agak jauh dari saya, sehingga lagi-lagi saya keduluan orang lain.

Lalu ada satu lagi pintu terbuka, dan kali ini posisinya cukup dekat dengan saya, jadilah saya berusaha langsung masuk setelah pemakai sebelumnya keluar dari bilik toilet. Dan, berhasil. Hahaha. Bahkan pemandangan toilet di depan saya membuat saya "takjub".

Sebenarnya toiletnya biasa saja, sangat biasa, seperti toilet Mall pada umumnya. Yang membedakan adalah, closetnya. Bilik yang saya dapatkan adalah bilik dengan closet jongkok :D biasanya, bilik toilet di Mall menggunakan closet duduk, atau jikalau ada yg ber-closet jongkok, biasanya hanya ada satu bilik di antara beberapa bilik lainnya. Dan biasanya letaknya paling pojok.

Tetapi, saya mendapatkan bilik di tengah, dan ternyata closetnya jongkok, tidak duduk seperti bayangan saya sebelumnya. Tentu saja saya senang :D Saya pribadi tipe yang menyukai closet jongkok, apalagi di tempat umum. Karena rasanya lebih higienis, soalnya tidak harus menempelkan pantat di closet yang dipakai bersama orang tidak dikenal.

Lalu saya merenungkan kejadian tersebut. Ternyata jika hasrat saya tertunda, lalu saya bersabar sedikit, bisa saja saya mendapatkan pengganti yang lebih baik daripada yang saya kira sebelumnya.

Yah, begitu saja sih cerita saya. Pengalaman yang sederhana dan sangat biasa bukan? Sederhana, namun entah kenapa saya rasa cocok dengan permasalahan yang sedang saya hadapi, dan seolah-olah itu adalah jawaban dari pertanyaan saya. Hahaha. :D