Rabu, 24 Juni 2020

Bagian dari Midnight Poem: Really let you go (?)

Halo, sayangku yang tak pernah bisa kupanggil demikian, bahkan meski kita saling mencintai sekalipun.

Aku selalu berharap supaya kita, aku dan kamu, bisa baik-baik saja bahkan bahagia, meski kita tidak bisa bersatu sebagai pasangan. Semoga kita bisa bahagia dengan pasangan masing-masing.

Rasa sayang untukmu selalu ada, bersama berbagai kenangan yang kau tinggalkan, walau hati ini sekarang sudah bukan milikmu lagi. Bukankah dirimu sekarang juga demikian?

Hati kita adalah milik mereka sekarang, pasanganku dan pasanganmu.

Biarlah kita yang pernah saling mencintai namun tak bisa bersama, kini saling menyayangi selaiknya teman karib.

Aku sayang kamu, sayangku yang tak pernah bisa kupanggil demikian. Doakan aku ya, semoga aku bisa bersatu di pelaminan nantinya dengan orang yang kucintai sekarang, pasanganku saat ini. Aamiin. Kudoakan kamu juga bisa bersatu dengan si dia. Semoga kisah kita dengan pasangan kita yang sekarang tidak kandas seperti kisah kita yang lalu ya. Aamiin.

Dari hati yang pernah mencintaimu sangat dalam, amat sangat dalam.

*24 Juni 2020

Aku sayang kamu, abangku, sahabatku. Hihihi.

Selasa, 23 Juni 2020

Midnight Poem part 3 (15)

Mirip
-adoralic-

Makin lama makin kusadari
Kau mirip sekali dengannya
Sosok yang kurindukan dan ingin sekali kupeluk
Sekaligus membuatku ingin menangis

Cil, kujuluki demikian
Ia adalah diriku yang lampau
Diri dari masa lalu
Aku yang sangat kusukai

Sayangnya, Cil tak sepenuhnya bahagia
Tentu, tak ada manusia yang bahagianya paripurna
Sebagaimana pula Cil
Yang menjalani cukup banyak kepahitan hidup pada masa belianya

Cil yang sangat kusukai, kurindukan
Sekaligus membangkitkan kenangan pahit
Cil yang telah lama menghilang dariku karena berbagai hal
Mengapa harus bertemu lagi?

Dan mengapa harus bertemu lagi dalam sosok dirimu?
Wahai Masterku yang kucintai...

*24 Juni 2020
Dear my lovely Master... mengapa kamu mirip dengan Cil? Makin lama makin mirip, sampai takjub sendiri aku dibuatnya.
Aku jadi makin menyadari, alasan mengapa kita "bertemu" dan "dipertemukan", dan mengapa kita harus bersama. Karena kamu memang bagian dari diriku yang hilang dan kurindukan. :")

Kamis, 11 Juni 2020

Midnight Poem part 3 (14)

Jika Kata Adalah Doa
-adoralic-

Teringat awal mulanya
Ketika daku membayangkan dirimu
Dan sebaris kata terbetik dalam hati
Untuk kemudian membuatku tersenyum geli

Teringat awal mulanya
Ketika kawanku berkata
"Tuhan tak mengizinkanmu bermain-main"
"Beliau menginginkanmu berada pada jalur yang benar"

Teringat pula kata kawanku yang lain
"Kau tak cocok mengejar, kau cocoknya dengan yang saling"
Dan kata-kata lain
Dari orang yang berlainan

Semua kata tersebut, semua menjadi terlihat
Maknanya, dan hubungannya
Dan mengapa aku harus mendengar itu semua
Ternyata kamulah kuncinya

Ketika kamu muncul, semuanya jadi terpampang jelas
Aku paham, paham, dan paham
Terlalu banyak kata terucap di masa lalu
Dan terlalu banyak yang terbukti setelah kemunculanmu

Mungkin kata memanglah doa
Ya, kata adalah doa
Maka jika kata adalah doa
Aku akan berkata

Aku dan kamu, kita akan bersatu, bersama
Selamanya, hingga di surga nanti
Tuhan kita merestui kita
Maka alam semesta-Nya pun akan mempersatukan kita

Aamiin yaa rabbal aalamiin

*12 Juni 2020
Dear my master, aku selalu menangis tiapkali membayangkan misalkan berpisah denganmu. Bahkan meski aku yakin kita akan bersama, tapi selama belum terjadi kan tak ada yang tahu.
Namun ketika teringat jika kata-kata adalah doa, dan bagaimana awal mulaku kepadamu, semua kata-kata yang bermunculan dalam hidupku dan mengarah padamu, hingga kamu betulan hadir, aku jadi tak sedih lagi.
Aku sayang kamu, i love you. Semoga kita bahagia bersama. Semoga kamu adalah orang yang akan mendampingiku di dunia ini hingga menua bersama. Aamiin. :)

Rabu, 10 Juni 2020

Midnight Poem part 3 (13)

Yakin dan Rindu
-adoralic-

Keyakinan ini mengakar kuat
Entah mengapa
Bahkan meski ada warta yang mengguncang
Namun keyakinan ini tiada memudar

Hanya saja tetap
Yang belum terjadi tetaplah belum fakta
Seyakin apapun, jika pada akhirnya tak terjadi
Namanya hanya tersebut sebagai wacana

Yakin, namun sekaligus memikirkan wacana
Kurasa siap menghadapi wacana
Namun pasti menyakitkan, pasti menyakitkan
Tiada pelepasan tanpa rasa sakit, kecuali tanpa rasa sedari awal

Membayangkan suatu saat pelepasan tersebut
Tiba-tiba kumenjadi rindu
Rindu, karena membayangkan t'lah melepaskan
Dan lagi-lagi kehilangan

Memang tiada yang kumiliki di dunia yang fana ini
Hanya saja...
"Kau takkan kemana-mana"
Itulah yang paling kuharapkan

Semoga... semoga...
Kau memang takkan kemana-mana

*10 Juni 2020
Dear My Master... kalau boleh berharap, tetaplah bersamaku, dampingi aku, dan beradalah di sisiku, hingga kita menua bersama.