Ketika saya masih bisa dibilang cukup muda, tetapi sudah cukup tua juga di mata dia, saya pernah menyukai dia, rasa suka yang lumayan dalam.
Dia adalah murid saya sendiri, ketika suatu hari saya menjadi tutor sementara bagi dia dan kawan-kawannya. Dia adalah anak di bawah umur, betulan di bawah umur. Secara usia, dia pantas menjadi anak saya sendiri jikalau saya menikah muda di usia belasan tahun. Tetapi alih-alih saya memikirkan soal menikah, saya malah menyukai dia. Itu mirip seperti kecelakaan, kecelakaan yang indah, karena itulah saat pertama kali saya bisa menyukai anak di bawah umur (dan ini perasaan romantis ya, murni romantis, bukan ketertarikan seksual dan samasekali tidak ada ketertarikan seksual), sebelumnya tidak pernah. **Dan semoga tidak akan pernah ada lagi pengalaman seperti ini selain dengan dia, Aamiin.**
Kalau ditanya mengapa bisa merasakan perasaan seperti itu, tidak tahu pasti. Ya tidak tahu pasti, tahu-tahu sudah ada rasa saja. Mungkin karena *chemistry* di antara kami yang memang kuat, sehingga hanya kenal sebentar saja rasanya sangat dekat dan mudah nyambung seperti sudah kenal sangat lama? Jikalau kehidupan sebelumnya itu ada, saya yakin saya sudah kenal dengan dia dari sejak kehidupan itu, bahkan sepertinya kami janjian untuk bertemu lagi di kehidupan ini. Atau memang *serendipity* saja? Soalnya saya paham yang merasakan perasaan tidak lazim itu bukan hanya saya, anak itu juga. Namun tentunya saya tahu, bahkan dia juga tahu, bahwa perasaan kami adalah terlarang, jadi dulu kami dekat tapi masih menjaga batasan dan selalu pura-pura tidak peka dengan perasaan satu-sama lain.
Sial sekali ya, jarak usia yang sangat berbahaya. Hahaha :")
Yah, begitulah pengalaman saya jatuh cinta (dan dicintai diam-diam) oleh orang yang saya yakin tidak bisa dimiliki. :") sekarang saya sudah bukan tutornya lagi sih, syukurlah. Kami sudah berpisah, dan ya sudah. Semoga dia bisa kembali normal, berinteraksi dan tertarik dengan orang-orang seumurannya saja selama dia masih muda (kalau misal nanti dia sudah dewasa ya terserah dia sih, yang penting masa kecilnya dia tidak aneh-aneh lah, suka sama yang wajar-wajar aja gitu).
Berpisah dengan dia pun bisa membuat saya "waras" kembali. Biarlah dia menjadi salah satu kenangan indah tak terduga dalam alur percintaan saya, kecelakaan yang manis namun sekaligus pahit. *Bittersweet accident. *Yang saya sayang dan akan selalu saya kenang, bahkan mungkin sampai tua (betulan) nanti.
*I'll always remember you. Still remember. But (maybe) only can remember, not being with you*. 💔🙂🙃💔