~adoralic~
Mungkin kau adalah harapan yang terakhir
Bagiku, yang sudah terlalu "lelah"
Padahal mungkin hidupku masih panjang
Hanya saja rasa "lelah" ini mengintaiku sedari muda
Aku "lelah" dengan diriku sendiri
Dan "lelah" pula karena keadaan
Aku benci semuanya, terutama orang lain yang bersikap buruk
Aku benci, bahkan dengan rasa "lelah" ini
Aku tak tahu kapan terakhir kali tersenyum
Bukan, bukan senyum palsu, namun senyum betulan
Senyuman dari dalam hati
Hingga mataku turut tersenyum dan berbinar
Mungkin saking benci dengan semuanya
Aku sampai tak bisa tersenyum lagi
Meski sebelumnya jarang, namun masih bisa
Tiada lagi senyum, begitupula air mata kecuali ketika hatiku sakit
Aku benci dengan "kelelahan" ini
Hingga saking "lelah" nya, kurasa takkan pernah mencintai lagi
Terlalu "lelah" untuk menginginkan cinta
Jangankan itu, bertahan hidup setiap hari saja sudah "melelahkan"
Semua butuh energi yang besar
Semangat dan antusiasme yang membara
Aku terlalu "lelah" untuk itu
Sejak kurasakan semuanya benar-benar porak-poranda
Berbagai peristiwa menghantamku
Hingga aku mulai "kelelahan"
Semakin lama semakin "lelah"
Hingga tiba di titik mati rasa
Aku mati rasa, dan kupikir takkan ada cinta lagi
Semua berakhir di sini, tinggal menunggu mati
Hingga pada suatu hari, aku tersadar
Sejak mengenalmu, kamu selalu ada
Kamu selalu ada, dalam tiap "lelah" ku
Bukan hanya "lelah", senang pun kau ada
Gembiraku pun kau hadir, tapi terutama dalam "lelah" kau ada
Karena kau sendiri "kelelahan", bahkan jauh lebih daripadaku
Kita sama-sama "lelah", aku dan kamu
Entah kamu berpikir apa tentangku
Apakah sepertiku yang anggap dirimu selalu ada?
Bahkan kau memang hanyalah teman, namun kau selalu ada
Mungkin karena hanya teman kau selalu ada
Mungkin justru karena itu kau bisa selalu ada
Tetapi bersamamu aku merasa cukup tenang
Tenang, karena bisa muncul dalam keadaan "lelah"
Kupikir ketika menyukai seseorang kembali akan menambah "lelah"
Nyatanya denganmu tidak demikian
Aku tidak bertambah "lelah", meski tak bertambah gembira pula
Karena denganmu aku cukup bebas menampilkan banyak hal
Aku bisa "lelah", aku bisa senang, sedih, marah, curiga, kecewa
Dan tak perlu semangat membara, tak perlu antusiasme tinggi
Aku hanya perlu diriku, menjadi diriku
Entah diri yang "lelah" atau yang manapun
Aku "lelah", aku "lelah" untuk mencintai dan dicintai lagi
Lengkap dengan segala dramanya, itu sangat "melelahkan"
Namun jikalau kamu orangnya
Kamulah harapan yang terakhir
Karena bersamamu...
Mungkin tiada kegembiraan lagi
Mungkin tiada antusiasme lagi
Namun selalu ada kenyamanan untukku jujur padamu
Aku "lelah", jadi aku berharap
Semoga kamu bisa jadi yang terakhir
Dan semoga kamu memang bisa kuharapkan
Dan semoga pada akhirnya suatu saat kamu juga mengharapkanku
Kurasa aku ingin berhenti, bersama denganmu
Di waktu yang tepat
Yang terbaik, dari segala waktu terbaik
Aku suka kamu, dalam sukaku dan dukaku
*12-03-2023
Aku "lelah", tetapi ajaibnya aku masih bisa menyukaimu meski aku sudah "lelah" seperti ini. Bisakah aku berharap bahwa kau akan menjadi yang terakhir bagiku? Bisakah aku berharap suatu saat kau juga akan melihat ke arahku? Bisakah aku... bersama denganmu, suatu saat nanti, di waktu yang terbaik? Aku... tidak menggebu, hanya saja aku akan menunggu dan berharap, mungkin untuk terakhir kalinya, sebelum aku mati rasa seutuhnya. Tidak harus cinta, setidaknya kau ingin bersamaku dan memilih bersamaku atas kemauan hatimu sendiri, itu sudah cukup.