Senin, 05 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar

Hai, sekarang saya mau post tentang tugas kuliah lagi. Kali ini tugas IBD.


Apa itu Ilmu Budaya Dasar (IBD) ?

Ilmu budaya dasar adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Atau bisa disingkat bahwa Ilmu Budaya Dasar adalah pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dengan budaya.
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah matakuliah Dasar Umum (MKDU), sebagai matakuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan matakuliah lain di Perguruan Tinggi. Dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, manusia menempati posisi utama dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subjek akan tetapi sebagai objek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema utama dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
1.  Manusia dengan cinta kasih
2. Manusia dan keindahan
3. Manusia dan penderitaan
4. Manusia dan keadilan
5. Manusia dan pandangan hidup
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan

Tema-tema IBD merupakan tema-tema permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorsium Antar Bidang yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.
                Dari kebudayaan dasar, akan dapat diketahui kemapanan emosi dan sosial seorang manusia. Dan ini akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan hidupnya sehari-hari dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia lain, pengaruh lain yang ditimbulkan secara individu adalah ketrampilan yang diperoleh dari interaksi yang terjadi terus-menerus tersebut, sehingga bisa melekat pada diri individu itu selama-lamanya.


                Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Psikologi
Menurut Wikipedia Ensiklopedi Indonesia, psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Apa hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Psikologi?
Menurut saya, hubungan antara mereka adalah objek kajian yang sama, yaitu manusia, meskipun kajian mereka berbeda fokusnya.
Budaya adalah suatu ilmu yang lahir dari pemikiran, kesadaran, perilaku serta interaksi antar manusia. Unsur-unsur pembentuk budaya tersebut merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
Perbedaannya, jika tujuan IBD adalah melakukan pembentukan pemikiran, khususnya yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas; maka tujuan psikologi adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan mengetahui masalahnya (menjelaskan dan mendeskripsikan permasalahan), memprediksi langkah-langkah yang harus diambil guna mengatasi masalah, serta mengontrol agar masalah yang sama tidak terulang kembali atau tidak timbul masalah-masalah yang baru.

Contoh Fenomena yang Ada di Masyarakat

Fenomena Selfie
               
                Selfie adalah fenomena yang masih tergolong baru di masyarakat, khususnya Indonesia dan masih menjadi tren hingga saat ini.
               Definisi Selfie yaitu a photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website atau dengan kata lain yaitu memotret diri sendiri atau lebih yang diambil melalui kamera handphone dan kemudian di upload ke media sosial.
                Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie, dilakukan pertama kalo oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839. Kemudian, ketika era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun 70an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah. 
                Fenomena Selfie tambah semarak dengan adanya Tongsis atau Tongkat Narsis. Tongkat narsis belakangan kian marak dipakai oleh pecinta foto yang memakai piranti berupa monopod yang digabungkan dengan tripod mobile. Dengan alat ini kita dapat foto-foto tanpa khawatir dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita hanya mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu dekat kita dapat memanjangkan pegangannya. Hal ini sangat mempermudah untuk melakukan selfie.

                Selfie dan Hubungannya dengan Sisi Psikologis
                "Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media, seperti dikutip oleh Guardian.
Hardey juga mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat 'bernilai' lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus tentang foto tersebut.
Walaupun tidak hanya Hardey yang mengatakan bahwa selfie merupakan bentuk dari ingin diakui atau dapat disebut sebagai tanda kurang percaya terhadap diri sendiri karena banyak peneliti lain yang juga mengatakan hal serupa, namun tidak sedikit orang yang membantah bahwa selfie dilakukan hanya sekadar ingin tenar dan tidak percaya diri.
Menurut salah seorang wanita bernama Rebecca Brown (23) mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya karena untuk mengeksplorasi diri sendiri dan melihat tubuhnya sendiri bukan dengan maksud ingin narsis atau sejenisnya.
Selfie memang sering pula disebut sebagai sifat narsis pada diri seseorang. Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan.
Menurut seorang psikolog anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli, ketika gejala (selfie) tersebut terjadi dalam takaran yang sangat berlebihan, maka disebut dengan narcissistic personality disorder atau gangguan narsisme, yang tergolong gangguan kejiwaan. Namun, bukan pula berarti orang yang tak pernah melakukan foto selfie tak punya masalah dengan kejiwaan.
“Seseorang yang tidak memiliki keinginan narsis sama sekali berarti ada yang salah apda dirinya, sebab dia tidak memiliki penghayatan positif terhadap dirinya,” ucap psikolog penulis buku Ugly Duckling, Beautiful Swan tersebut.
Vera berpesan, sebaiknya berada dalam tahap yang wajar dalam melakukan selfie.

Terlepas dari pendapat para ahli atau orang-orang yang sering melakukan selfie, bagaimana pendapat kalian dari fenomena selfie ini? Apakah selfie termasuk narsis dan kurang percaya diri ataukah hanya untuk eksplorasi diri? Saya sendiri adalah pelaku selfie, namun saya melakukan selfie hanya untuk bersenang-senang atau sebagai hiburan semata jika sedang tidak ada kerjaan wkwkwk



 Sumber:
·         http://karinadyaharum.blogspot.co.id/2015/04/mengenal-tentang-ilmu-budaya-dasar.html
·         https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/modul-ilmu-budaya-dasar/
·         http://ghofar55.mywapblog.com/fenomena-selfie-dan-tongsis-di-indonesia
·         http://www.merdeka.com/teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html

·         http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150107102459-255-22893/doyan-foto-selfie-pertanda-gangguan-jiwa/

Miracle in Cell No 7

Hai, selamat pagi menjelang siang :D (di sini situasinya sedang demikian).

Perkuliahan saya sudah mulai, jadi mungkin yang akan saya post pada akhirnya adalah tugas-tugas saya (karena menulis untuk tugas ternyata cukup menguras energi untuk berpikir). Dan mungkin memang hanya itu :|

Saya bukan penulis ulung, masih pemula yang berharap suatu saat tulisan saya bisa menjadi tulisan yang bagus, inspiratif dan terutama bermanfaat, serta poin plus-plusnya, saya harap tulisan saya dapat mengantarkan saya menuju tujuan yang saya inginkan atau kepada cita-cita saya. :D *Aamiin YRA*  *banyak ngarep*

Hmm... hubungannya apa ya? Nggak tahu sih, kenapa juga saya ngomong panjang lebar di atas? :v *dilempar sandal* OOHH! iya! hubungannya, jadi saya belum bisa nulis bervariasi dan masih malas-malas gitu nulisnya :v yaaa kebiasaan seperti itu yang harus diubah, saya harus rajin berlatih jika ingin sukses. Saya cuma belum sukses kok, bukan tidak akan sukses :D

Maaf kebanyakan curhat :v Tapi menurut saya, saya ini masih payah dan lemah dalam banyak hal :(

Bicara soal payah dan lemah, saya jadi ingat suatu film. Film ini produksi Korea, pemainnya orang Korea (Korea lagi Korea lagi) tapi ini bukan saeguk. Judul filmnya..... Judul post kali ini adalah judul filmnya.

Hasil gambar untuk miracle in cell no 7
This is it... :v
Film ini dibintangi oleh Park Shin Hye. Yang pernah nonton drama serial "The Heirs" pasti bakal tahu Park Shin Hye. Selain itu ada bintang utama lain yaitu Ryu Seung Ryong dan Kal So Won.

Kisahromance, 06 film korea, foto-foto miracle in cell no. 7
Kal So Won  (Ye Sung kecil) dan Ryu Seung Ryong (Yong Goo).

Kisahromance, 09 film korea, foto-foto miracle in cell no. 7
Park Shin Hye sebagai Ye Sung dewasa.

Miracle in Cell No 7 menceritakan tentang cinta kasih antara ayah dan anak (jadi cinta nggak melulu soal lawan jenis yaa... meskipun ayah sama anak itu lawan jenis sih, tapi bukan itu maksudnyaaa! ngerti maksud yang bener kan? wkwk).

Yong Goo (Ryu Seung Ryong) adalah ayah dari Ye Sung (Kal So Won). Ia sangat mencintai putrinya, begitu pula sebaiknya. Dalam cerita ini, tidak diceritakan mengenai keberadaan ibu Ye Sung. Singkatnya, Ye Sung (yang ketika dewasa akan diperankan oleh Park Shin Hye) hanya tinggal berdua dengan sang ayah.

Yong Goo adalah seorang tukang parkir. Hanya pekerjaan semacam itu yang dapat dikerjakannya, karena ia adalah seorang dengan keterbelakngan mental. Meskipun demikian, ia adalah orang yang sangat baik hati *serius deh*. Seharusnya kita sebagai orang yang normal bisa meneladani, bahkan lebih baik daripada beliau (malah dakwah wkwk).

Suatu hari, saat ia dan Ye Sung sedang berjalan-jalan, mereka melewati sebuah toko, yang mana di toko tersebut dipajang sebuah tas berwarna kuning bergambar Sailormoon (sialnya, tas tersebut malah akan membawa petaka -_- #menurut_saya). Ye Sung yang sangat menyukai Sailormoon meminta tas tersebut pada ayahnya. Yong Goo yang sangat sayang pada anaknya pun ingin membelikan Ye Sung tas tersebut. Namun, sebelum mereka masuk ke toko, tas tersebut telah dibeli oleh orangtua dari seorang anak perempuan lain. Yong Goo segera masuk ke toko dan berusaha merebut tas tersebut untuk Ye Sung, namun ia malah dihajar oleh ayah dari anak perempuan yang dibelikan tas tersebut.

Hasil gambar untuk miracle in cell no 7
Lihat tas yang dipakai Ye Sung? Itulah tas pembawa petaka wkwkwk
#peace_sailormoon

Malam harinya, ketika akan tidur, Yong Goo berjanji pada Ye Sung bahwa ia akan mencarikan Ye Sung tas Sailormoon yang lainnya, dimana pun berada. Ye Sung sangat senang mendengar janji ayahnya.

Pagi hari, ketika sedang bekerja, tiba-tiba ia dihampiri oleh anak perempuan yang kemarin dibelikan tas Sailormoon, lengkap dengan tasnya. Anak itu mengatakan bahwa ia tahu tempat lain yang menjual tas yang sama seperti miliknya. Ia kemudian menunjukkan jalan pada Yong Goo.

Tragedi bermula ketika anak tersebut malah pingsan kemudian meninggal dalam perjalanan. Lalu, Yong Goo yang awalnya ingin memberikan pertolongan pertama dengan pernafasan buatan malah dituduh melakukan penculikan, kekerasan seksual, hingga pembunuhan terhadap anak tersebut yang ternyata adalah anak seorang komisaris polisi.

Akhirnya Yong Goo dipenjara dan terpisah dari Ye Sung. Ia masuk ke dalam sel penjara no.7. Di sanalah awal mula petualangan dimulai :v

Di dalam sel no.7 telah ada beberapa penghuni. Awalnya, mereka bersikap jahat pada Yong Goo dan tidak tahu bahwa Yong Goo memiliki keterbelakangan mental. Namun kemudian akhirnya mereka sadar.

Hasil gambar untuk miracle in cell no 7
Ini nih temen-temen satu sel Yong Goo, penghuni sel no.7

Suatu hari, hampir terjadi musibah pada pimpinan sel no.7 (semacam ketua geng di dalam sel). Tetapi Yong Goo menyelamatkannya, meskipun orang tersebut jahat pada Yong Goo. Akhirnya, merasa punya hutang budi, si Bos memberi satu permintaan kepada Yong Goo. Ia dan anak buahnya akan mengabulkan permintaan tersebut.

Permintaan Yong Goo sederhana, sebenarnya sangat sederhana. Ia hanya ingin bersama dengan Ye Sung. Namun karena sekarang mereka ada di penjara, dalam kondisi sebagai narapidana, itu adalah permintaan yang sangat mustahil.

Tetapi, yang namanya janji, mereka berusaha menepatinya. Dan kemudian beberapa kali Yong Goo bisa bertemu dengan Ye Sung, bahkan Ye Sung sempat menginap di sel. (bagian-bagian ini kocak lhoo... di adegan-adegan ini unsur-unsur komedi ditampilkan :v )

Intinya, lama-kelamaan, orang-orang di penjara mulai menyukai Yong Goo. Mereka senang karena Yong Goo orang baik. Dan beberapa orang, khususnya teman-teman satu sel Yong Goo mulai sadar ada yang aneh, tidak mungkin orang seperti Yong Goo tega berbuat kejahatan sedemikian besarnya.

Lalu mereka mulai melakukan penyelidikan mengenai fakta apa sebenarnya yang terjadi pada anak perempuan komisaris polisi yang meninggal tersebut dan berusaha membebaskan Yong Goo dari tuduhan.

Mereka berhasil mengumpulkan berbagai argumen yang masuk akal untuk menguatkan posisi Yong Goo. Namun rupanya, orang-orang yang "lebih besar" memang ingin agar Yong Goo menjadi terdakwa dan menerima hukuman mati. Melihat Yong Goo yang lemah secara kedudukan dan mental, mereka melakukan cara licik sehingga Yong Goo kalah di persidangan.

Cerita ini sad-ending :( Yong Goo ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani hukuman mati. Tetapi, setelah dewasa, Ye Sung berhasil mengembalikan nama baik ayahnya.

Dalam cerita ini, kita bisa melihat bahwa orang-orang yang kuat sering menindas yang lemah. Orang-orang sering menyalahgunakan kekuasaannya -_-

Mungkin sering ada yang mengatakan, seseorang harus menjadi kuat agar tidak ditindas. Namun menurut saya, bukan hanya orang yang lemah saja yang harus diperbaiki, tapi yang kuat pun harus diperbaiki. Mereka harus disadarkan bahwa sebagai orang yang kuat, mereka tak boleh menyalahgunakan kemampuannya. Dan karena kita adalah manusia yang saling dalam segala hal, maka seharusnya antara orang kuat dan lemah saling menghargai dan bahkan seharusnya kaum kuat bersikap melindungi terhadap kaum-kaum yang lemah.

Kemudian, saya rasa, tidak semua orang dilahirkan dengan kemampuan menjadi kuat, ada yang memang ditakdirkan menjadi orang lemah meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi kuat. Tidak akan ada kuat jika tidak ada lemah. Karena itu, perlu adanya sikap saling menghargai dan menghormati.

Kenapa saya malah jadi beropini? Entahlah, mungkin karena saya merasa masih lemah tapi sedang berusaha mencari jalan menjadi kuat. Memang kita harus berusaha, namun ada beberapa faktor yang kadang memang tak bisa diubah.

Ah, udahlah, lama-lama makin nggak jelas nulisnya -_- yaaa... intinya kita harus rajin berusaha sebelum menyerah jika memang sudah tak mampu wkwkwk

Film ini seru btw, jadi bagi yang belum nonton, diharapkan segera menontonnya. Yang orangnya mellow atau baperan mungkin bakalan nangis :v

Baiklah, sekian post kali ini, maaf malah kebanyakan curhat dan opini-opini nggak jelas, Wassalam.




Minggu, 04 Oktober 2015

Sejumlah Definisi & Bapak-Bapak yang Berjasa (Tugas 1 Psikologi Umum)

Hai, kali ini saya akan memposting tugas kuliah saya di blog ini.

Tugas:
   1.       Carilah 5 definisi psikologi menurut para ahli.
   2.       Carilah biografi 2 ahli di bidang psikologi.


   5 definisi psikologi menurut para ahli

1.       Wundt
Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.

2.       Branca
Menurut Branca (1964) psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataannya: “When the interest of men turns the action of human being and when the interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges.” (Branca, 1964:2).
Dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia, kira-kira sebagai berikut: “Ketika rasa berkepentingan seseorang menghasilkan tindakan dan ketika kepentingan tersebut berbentuk observasi yang akurat, deskripsi yang tepat dan percobaan pembelajaran perilaku manusia, maka di situlah ilmu psikologi muncul.”

3.       Plotnik
Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental. (Psychology is the systematic, sciencetific study of behaviours and mental processes.”) (Plotnik:2005:4).

4.
       Dakir
Pengertian psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

5.       Muhibbin Syah

Pengertian psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.



Biografi Ahli Psikologi


1.       Wilhelm Wundt

Hasil gambar untuk wilhelm wundt
Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi Eksperimental.
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau, Jerman pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi modern pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuan yang banyak melakukan peelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

A. Penelitian Wundt

Wundt pernah membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological Psychology" di tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.
Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen. Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian yang bisa diidentifikasi.
Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind (pikiran) mencakup proses-proses ketidaksadaran/unconciousness sebagai karakteristik dari soul (jiwa). Metode eksperimen adalah jalan yang digunakan untuk membawa penelitian tentang pikiran dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar.
Dalam perkembangannya, menurut Wundt, metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen jiwa yang mendasar (misalnya persepsi, emosi dll). Namun, di atas fenomena-fenomena mendasar ini, masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang menyatukan fenomena dasar tersebut. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu: bahasa, mitos, custom, budaya.
Pada tahap ini, Wundt membatasi fungsi jiwa hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari study of the mind.
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Dalam karyanya yang berjudul Principles of Physiological Psychology, Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
Kemudian hasil eksperimen Wundt tentang ingatan akan simple ideas, menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind). Faktanya, ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, dan karakteristik dari kesadaran manusia bersifat selektif.
Konsep penting yang muncul adalah apperception yaitu suatu bentuk operasi mental yang memadukan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Studi Wundt tentang emosi dan perasaan menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi:
a. Pleasan vs unpleasant. (kenyamanan vs ketidaknyamanan)
b. High vs low arousal. (tinggi vs rendahnya gairah)
c. Concetrated vs relaxed attention. (perhatian yang terkonsentrasi vs santai)
Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.

B. Pembuatan Laboratorium

Pada tahun 1875, Wundt pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879, ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat dan Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879, memang orang sudah mengenal psikologi, namun belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjan-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilm faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedung tersebut hancur dalam Perang Dunia 2.

C. Kegiatan Selanjutnya

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang Dipengaruhi Kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychology" (Dasar fisiologis dari Gejala-Gejala Psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".


      2. Slamet Iman Santoso

 Hasil gambar untuk slamet iman santoso     Hasil gambar untuk slamet iman santoso    

Slamet Iman Santoso lahir di Wonosobo, 7 September 1907 dan wafat pada usia 97 tahun pada tanggal 9 November 2004, meninggalkan 7 anak, 13 cucu dan delapan buyut. Isterinya, Suprapti Sutejo, sudah terlebih dahulu meninggal pada November 1983.
Slamet Iman Santoso adalah perintis studi psikologi di Indonesia dan digelari sebagai Bapak Psikologi Indonesia.
Beliau adalah Profesor emeritus (sudah berhenti dari dinas aktif) Fakultas Psikologi UI. Beliaulah yang merintis dan mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Namun, bukan hanya mendirikan fakultas psikologi di UI, beliau juga ikut mendirikan beberapa universitas lainnya yaitu Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin.

A.      Masa kecil

Pemberian namanya, Slamet Iman santoso, terkait dengan proses kelahirannya. Dia dilahirkan dalam keadaan terbungkus ari-ari. Ketika itu, semua penduduk desa heran dan membicarakannya. Dia dianggap sebagai bayi ajaib. Dipercaya bayi yang lahir terbungkus ari-ari itu kelak akan mempunyai kelebihan. Sangat jarang kelahiran bayi terbungkus.
Saat bayi terbungkus itu lahir, orang-orang yang melihatnya heran dan bertanya: “Mana bayinya, mana bayinya?” Untunglah tidak semua penduduk desa panic terheran-heran. Seorang tetangga, Nyonya Tambi, isteri seorang petani Indo, membantu membukakan bungkus ari-ari yang membungkusnya. Bayi itupun menangis dan lahir dengan selamat. Maka kata selamat (menjadi Slamet) dijadikan nama jabang bayi yang baru lahir itu. Dia memang terlahir dari keluarga berpendidikan pada zamannya.
Ayahnya seorang Asisten Wedana Banjaran. Di bawah pengasuhan ayahnya, Bapak Slamet menikmati masa kecilnya dengan penanaman nilai-nilai keramahan, saling tolong-menolong dan gotong-royong.
Bapak Slamet mengecap pendidikan pada jaman kolonial Belanda di Magelang, mulai dari Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS (1912-1920) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO (1920-1923). Kemudian melanjut ke MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia (1926-1932); dan Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum (1932-1934).
Beliau terkesan sangat mengagungkan pendidikan masa kolonial Belanda itu. Walaupun dia menyadari kondisi pendidikan ketika itu sangat berbeda disbanding setelah Indonesia merdeka. Beliau mengenang, pada zamannya bersekolah dulu, sangat diasakan betapa guru sangat begitu memperhatikan murid dan bersatu dengan orang tua murid. Hal yang sudah jarang terjadi saat ini.
Masuknya Jepang, menurutnya, memberi andil atas awut-awutannya pendidikan di negeri ini. Terasa sekali suasana pendidikan zaman Belanda yang terkesan akrabnya hubungan orang tua-murid-guru, tiba-tiba hilang lenyap, diganti dengan jaman pendidikan Jepang yang mulai awut-awutan. Ironisnya, kondisi ini terus berlangsung sampai sekarang. Dia memberi beberapa bukti. Di antaranya, sekarang ada guru yang mengasih tahu bahan ujian yang akan diuji kepada murid.

B.      Slamet, Psikologi dan Pendidikan

Motivasi mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan (1937-1938), ini merintis dan mendirikan fakultas psikologi, karena sebagai psikiater menemukan banyak masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh psikiater.
Dalam bidang profesi kedokteran, dia menerima penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1989. Sebagai seorang ahli psikologi,tahun 1961, dia memimpin sekitar lima puluh mahasiswa Fakultas Psikologi UI, mengunjungi penduduk yang terkena gusuran pembuatan Istana Olahraga Senayan dan dipindahkan ke daerah Tebet dan Penjaringan. Mereka berdialog dengan penduduk tergusur itu. Kunjungan ini, menjadi awal pogram mahasiswa turun ke lapangan (masyarakat).
Bidang studi psikologi pun makin menarik perhatian banyak orang. Masa-masa psikologi mengalami kesulitan (saat psikologi hanyalah sebuah jurusan dalam lingkungan FKUI), seperti sudah terlupakan. Saat itu, kata Slamet dalam pidato ketika menerima penghargaan bintang jasa Mahaputra Utama III (1973), dia merasa ibarat seorang yang sedang berdiri seorang diri di tepi pasir yang gersang tanpa pedoman untuk melintasinya, sambil mengajak saudara-saudara mengembangkan disiplin ilmu yang baru ini.
Conny Semiawan, mantan rektor IKIP Jakarta yang juga murid dan sempat menjadi asisten Slamet Iman dalam menguji mahasiswa, mengenang Slamet sebagai orang yang sangat tertib, teliti dan juga memiliki wawasan yang sangat luas, selalu berfikir filosofis meskipun bukan ahli filsafat. Dalam menguji mahasiswa, Slamet selalu menegaskan jangan menanyakan apa yang kamu ketahui, tetapi usahakan untuk bertanya apa yang dipahami mahasiswa. Dengan demikian dialog akan terjadi dan mahasiswa dapat mengaktualisasikan dirinya.Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani.
Dia adalah orang pertama mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang dia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis. Dia juga mempunyai andil besar dalam merintis program penerimaan mahasiswa melalui UMPTN.
Ketika itu (1979-1980), Slamet menjadi Ketua Komisi Pembaruan Pendidikan Nasional (KPPN, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Saat itu terjadi booming lulusan SMA yang ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sebagai contoh, UI yang kapasitasnya sekitar 800 mahasiswa tapi jumlah pendaftar 4000 orang. Maka melalui komite yang diketuainya dibentuklah satu sistempenerimaan calon mahasiswa yang sejak 1979 sudah berlangsung dengan nama yang sekian kali berubah mulai dari Skalu, Proyek Perintis, Sipenmaru (Sistim Penerimaan Mahasiswa Baru) dan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pria yang dikenal terus terang dan sempat menjadi Penjabat Rektor UI, ini meskipun sudah mengakhiri jabatan sebagai Ketua Komisi Pembaruan Sistem Pendidikan, 1980, ia masih sempat mengurusi penerimaan calon mahasiswa pada tahun 1981.
Sudah sangat banyak tokoh pendidikan bekas murid Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (1950-1953) serta mantan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Di antaranya, Conny Semiawan, Fuad Hassan, Sujudi, Wardiman Djojonegoro, Mahar Mardjono dan Saparinah Sadli. Para mantan mahasiswanya ini sangat menghormati dan mengagumi gurunya ini. Mereka mengenangnya sebagai guru yang sangat akrab dan suka menularkan pengalaman.
Salah satu ucapannya dalam acara peringatan 100 tahun Albert Einstein di ruang Rektorat UI, 1979: ”Ciri orang pandai, hal yang ruwet bisa disederhanakan, sebaliknya orang bodoh akan meruwetkan soal sederhana.” Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1968-1973), ini juga penulis terkemuka. Dia sering menulis kolom di berbagai media dan juga menulis buku.
Di antara bukunya yang terkenal adalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta (1977); The Social Background For Psychotheraphy in Indonesia; Psychiatry dan Masyarakat; Kesejahteraan Jiwa; School Health in the Community; Sekolah Sebagai Sumber Penyakit atau Sumber Kesehatan; Dasar Stadium Generale, Pendidikan Universitas Atas Dasar Teknik dan Keilmuwan, Dasar-dasar Pokok Pendidikan; dan Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa yang diterbitkan oleh CV Haji Masagung, Jakarta, 1987.

C.      Keunikan Pribadi

Bapak Slamet adalah seorang yang unik.
Dia berulangkali, mengisahkan berbagai pengalaman masa kecilnya yang yang amat berkesan baginya kepada orang-orang.
Masa kecil dan remaja Bapak Slamet sangat bahagia. Ia ikut kakeknya di Magelang, Jawa Tengah. Ia terkenal nakal. Saking nakalnya, dia dijuluki teman-temannya ‘setan alas’. ”Saya senang main ketapel, berburu anjing dan burung,” katanya, sebagaimana dikutip dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986. Bahkan mengaku sekali-kali mengganggu orang.
Salah satu pengalaman beliau yang sering ia ceritakan pada orang lain adalah ketika di suatu saat dia dan anak lain sedang sibuk mencari ucen-ucen, buah tanaman liar yang sangat manis dan biru warnanya. Eh, tiba-tiba Slamet terpeleset, hampir masuk selokan irigasi.
Namun dia beruntung, karena anjing Pak Lurah melompat antara Slamet dan tebing selokan tadi, sehingga dia tertolong. Dia dan kawan-kawanya menceriterakan peristiwa itu kepada Ayah-Ibu Slamet. Sang Ayah dengan spontan mengharuskannya memberi makan si Macan (nama anjing tadi Pak Lurah) itu.
Setelah dewasa, Bapak Slamet Iman Santoso dikenal sebagai tokoh yang jahil dan sering dinilai aneh. Beliau sendiri mengibaratkan dirinya Abunawas. Menurutnya, Abunawas itu tokoh penuh akal. Jiwa Abunawas itu pun banyak menyemangati hidupnya. Dalam buku, Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, diceritakan sekali waktu dia melihat mobil seorang pejabat UI diparkir salah dengan posisi miring di halaman kampus UI. Ia mengambil kertas dan menulisnya dengan spidol: “Barangsiapa yang parkir mobil miring, otaknya juga miring”.
Ketika Bung Karno menanyakan pendapatnya mengenai semboyan “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, Slamet dengan tenang menjawab “Nggak, malah saya gantungkan di cantelan baju. Kalau usang kan bisa diganti.”Suatu ketika, dia menyatakan terheran-heran karena ada orang yang dipinjami buku, mengembalikan buku itu dengan utuh. “Baru sekarang saya temukan orang yang saya pinjami buku mengembalikannya dengan utuh,” katanya.
Dia bilang, hanya orang bodoh yang meminjamkan buku kepada orang lain, dan orang yang mengembalikan buku pinjaman pun adalah orang gila.Hidupnya yang selalu ceria diwarnai canda memberi andil besar atas usianya yang lanjut (97 tahun). Padahal dia tak senang olah raga, termasuk olah raga pagi. Becanda, dia bilang: ”Pagi-pagi itu ‘kan hawanya segar. Kok dipakai buat berkeringat, lebih baik dipakai untuk tidur.”
Unik bukan beliau ini?

D.      Setelah Berbagai Macam Hal yang Beliau Lakukan

Sebagai dokter ahli penyakit saraf dan jiwa, dia memasang iklan menutup praktek untuk selamanya, 1 Januari 1979. Dia menyadari dirinya sudah tua. Dia pun mengaku sudah capek.

Pria yang senang berpakaian putih-putih ini dikenal jujur, jernih, tegas dan konsisten. Prinsip hidupnya tak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Penerima Bintang Mahaputra Utama III (1973) ini, menurut puteranya Dr Oerip Setiono, meninggal setelah tiga tahun terakhir terbaring di rumah kediamannya, Jl Cimandiri 26, Jakarta Pusat. Jenazahnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo setelah sebelumnya disemayamkan di aula FKUI Salemba, Jakarta.



Sumber:

1. Basuki, A.M Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma

2. 
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
^Rujukan :
-Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
-Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 

3. 
https://anggarahetri.wordpress.com/profil-2/biografi-wilhelm-wundt/

4. 
http://www.psychologymania.net/2010/03/wilhelm-wundt-bapak-penemu-psikologi.html

5. http://belajarpsikologi.com/slamet-iman-santoso-1907-2001-bapak-psikologi-indonesia/



 Hai, kali ini saya akan memposting tugas kuliah saya di blog ini.

Tugas:
   1.       Carilah 5 definisi psikologi menurut para ahli.
   2.       Carilah biografi 2 ahli di bidang psikologi.


   5 definisi psikologi menurut para ahli

1.       Wundt
Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.

2.       Branca
Menurut Branca (1964) psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataannya: “When the interest of men turns the action of human being and when the interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges.” (Branca, 1964:2).
Dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia, kira-kira sebagai berikut: “Ketika rasa berkepentingan seseorang menghasilkan tindakan dan ketika kepentingan tersebut berbentuk observasi yang akurat, deskripsi yang tepat dan percobaan pembelajaran perilaku manusia, maka di situlah ilmu psikologi muncul.”

3.       Plotnik
Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental. (Psychology is the systematic, sciencetific study of behaviours and mental processes.”) (Plotnik:2005:4).

4.
       Dakir
Pengertian psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

5.       Muhibbin Syah

Pengertian psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.



Biografi Ahli Psikologi


1.       Wilhelm Wundt

Hasil gambar untuk wilhelm wundt
Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi Eksperimental.
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau, Jerman pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi modern pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuan yang banyak melakukan peelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

A. Penelitian Wundt

Wundt pernah membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological Psychology" di tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.
Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen. Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian yang bisa diidentifikasi.
Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind (pikiran) mencakup proses-proses ketidaksadaran/unconciousness sebagai karakteristik dari soul (jiwa). Metode eksperimen adalah jalan yang digunakan untuk membawa penelitian tentang pikiran dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar.
Dalam perkembangannya, menurut Wundt, metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen jiwa yang mendasar (misalnya persepsi, emosi dll). Namun, di atas fenomena-fenomena mendasar ini, masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang menyatukan fenomena dasar tersebut. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu: bahasa, mitos, custom, budaya.
Pada tahap ini, Wundt membatasi fungsi jiwa hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari study of the mind.
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Dalam karyanya yang berjudul Principles of Physiological Psychology, Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
Kemudian hasil eksperimen Wundt tentang ingatan akan simple ideas, menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind). Faktanya, ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, dan karakteristik dari kesadaran manusia bersifat selektif.
Konsep penting yang muncul adalah apperception yaitu suatu bentuk operasi mental yang memadukan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Studi Wundt tentang emosi dan perasaan menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi:
a. Pleasan vs unpleasant. (kenyamanan vs ketidaknyamanan)
b. High vs low arousal. (tinggi vs rendahnya gairah)
c. Concetrated vs relaxed attention. (perhatian yang terkonsentrasi vs santai)
Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.

B. Pembuatan Laboratorium

Pada tahun 1875, Wundt pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879, ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat dan Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879, memang orang sudah mengenal psikologi, namun belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjan-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilm faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedung tersebut hancur dalam Perang Dunia 2.

C. Kegiatan Selanjutnya

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang Dipengaruhi Kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychology" (Dasar fisiologis dari Gejala-Gejala Psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".


      2. Slamet Iman Santoso

 Hasil gambar untuk slamet iman santoso     Hasil gambar untuk slamet iman santoso    

Slamet Iman Santoso lahir di Wonosobo, 7 September 1907 dan wafat pada usia 97 tahun pada tanggal 9 November 2004, meninggalkan 7 anak, 13 cucu dan delapan buyut. Isterinya, Suprapti Sutejo, sudah terlebih dahulu meninggal pada November 1983.
Slamet Iman Santoso adalah perintis studi psikologi di Indonesia dan digelari sebagai Bapak Psikologi Indonesia.
Beliau adalah Profesor emeritus (sudah berhenti dari dinas aktif) Fakultas Psikologi UI. Beliaulah yang merintis dan mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Namun, bukan hanya mendirikan fakultas psikologi di UI, beliau juga ikut mendirikan beberapa universitas lainnya yaitu Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin.

A.      Masa kecil

Pemberian namanya, Slamet Iman santoso, terkait dengan proses kelahirannya. Dia dilahirkan dalam keadaan terbungkus ari-ari. Ketika itu, semua penduduk desa heran dan membicarakannya. Dia dianggap sebagai bayi ajaib. Dipercaya bayi yang lahir terbungkus ari-ari itu kelak akan mempunyai kelebihan. Sangat jarang kelahiran bayi terbungkus.
Saat bayi terbungkus itu lahir, orang-orang yang melihatnya heran dan bertanya: “Mana bayinya, mana bayinya?” Untunglah tidak semua penduduk desa panic terheran-heran. Seorang tetangga, Nyonya Tambi, isteri seorang petani Indo, membantu membukakan bungkus ari-ari yang membungkusnya. Bayi itupun menangis dan lahir dengan selamat. Maka kata selamat (menjadi Slamet) dijadikan nama jabang bayi yang baru lahir itu. Dia memang terlahir dari keluarga berpendidikan pada zamannya.
Ayahnya seorang Asisten Wedana Banjaran. Di bawah pengasuhan ayahnya, Bapak Slamet menikmati masa kecilnya dengan penanaman nilai-nilai keramahan, saling tolong-menolong dan gotong-royong.
Bapak Slamet mengecap pendidikan pada jaman kolonial Belanda di Magelang, mulai dari Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS (1912-1920) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO (1920-1923). Kemudian melanjut ke MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia (1926-1932); dan Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum (1932-1934).
Beliau terkesan sangat mengagungkan pendidikan masa kolonial Belanda itu. Walaupun dia menyadari kondisi pendidikan ketika itu sangat berbeda disbanding setelah Indonesia merdeka. Beliau mengenang, pada zamannya bersekolah dulu, sangat diasakan betapa guru sangat begitu memperhatikan murid dan bersatu dengan orang tua murid. Hal yang sudah jarang terjadi saat ini.
Masuknya Jepang, menurutnya, memberi andil atas awut-awutannya pendidikan di negeri ini. Terasa sekali suasana pendidikan zaman Belanda yang terkesan akrabnya hubungan orang tua-murid-guru, tiba-tiba hilang lenyap, diganti dengan jaman pendidikan Jepang yang mulai awut-awutan. Ironisnya, kondisi ini terus berlangsung sampai sekarang. Dia memberi beberapa bukti. Di antaranya, sekarang ada guru yang mengasih tahu bahan ujian yang akan diuji kepada murid.

B.      Slamet, Psikologi dan Pendidikan

Motivasi mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan (1937-1938), ini merintis dan mendirikan fakultas psikologi, karena sebagai psikiater menemukan banyak masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh psikiater.
Dalam bidang profesi kedokteran, dia menerima penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1989. Sebagai seorang ahli psikologi,tahun 1961, dia memimpin sekitar lima puluh mahasiswa Fakultas Psikologi UI, mengunjungi penduduk yang terkena gusuran pembuatan Istana Olahraga Senayan dan dipindahkan ke daerah Tebet dan Penjaringan. Mereka berdialog dengan penduduk tergusur itu. Kunjungan ini, menjadi awal pogram mahasiswa turun ke lapangan (masyarakat).
Bidang studi psikologi pun makin menarik perhatian banyak orang. Masa-masa psikologi mengalami kesulitan (saat psikologi hanyalah sebuah jurusan dalam lingkungan FKUI), seperti sudah terlupakan. Saat itu, kata Slamet dalam pidato ketika menerima penghargaan bintang jasa Mahaputra Utama III (1973), dia merasa ibarat seorang yang sedang berdiri seorang diri di tepi pasir yang gersang tanpa pedoman untuk melintasinya, sambil mengajak saudara-saudara mengembangkan disiplin ilmu yang baru ini.
Conny Semiawan, mantan rektor IKIP Jakarta yang juga murid dan sempat menjadi asisten Slamet Iman dalam menguji mahasiswa, mengenang Slamet sebagai orang yang sangat tertib, teliti dan juga memiliki wawasan yang sangat luas, selalu berfikir filosofis meskipun bukan ahli filsafat. Dalam menguji mahasiswa, Slamet selalu menegaskan jangan menanyakan apa yang kamu ketahui, tetapi usahakan untuk bertanya apa yang dipahami mahasiswa. Dengan demikian dialog akan terjadi dan mahasiswa dapat mengaktualisasikan dirinya.Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani.
Dia adalah orang pertama mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang dia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis. Dia juga mempunyai andil besar dalam merintis program penerimaan mahasiswa melalui UMPTN.
Ketika itu (1979-1980), Slamet menjadi Ketua Komisi Pembaruan Pendidikan Nasional (KPPN, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Saat itu terjadi booming lulusan SMA yang ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sebagai contoh, UI yang kapasitasnya sekitar 800 mahasiswa tapi jumlah pendaftar 4000 orang. Maka melalui komite yang diketuainya dibentuklah satu sistempenerimaan calon mahasiswa yang sejak 1979 sudah berlangsung dengan nama yang sekian kali berubah mulai dari Skalu, Proyek Perintis, Sipenmaru (Sistim Penerimaan Mahasiswa Baru) dan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pria yang dikenal terus terang dan sempat menjadi Penjabat Rektor UI, ini meskipun sudah mengakhiri jabatan sebagai Ketua Komisi Pembaruan Sistem Pendidikan, 1980, ia masih sempat mengurusi penerimaan calon mahasiswa pada tahun 1981.
Sudah sangat banyak tokoh pendidikan bekas murid Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (1950-1953) serta mantan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Di antaranya, Conny Semiawan, Fuad Hassan, Sujudi, Wardiman Djojonegoro, Mahar Mardjono dan Saparinah Sadli. Para mantan mahasiswanya ini sangat menghormati dan mengagumi gurunya ini. Mereka mengenangnya sebagai guru yang sangat akrab dan suka menularkan pengalaman.
Salah satu ucapannya dalam acara peringatan 100 tahun Albert Einstein di ruang Rektorat UI, 1979: ”Ciri orang pandai, hal yang ruwet bisa disederhanakan, sebaliknya orang bodoh akan meruwetkan soal sederhana.” Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1968-1973), ini juga penulis terkemuka. Dia sering menulis kolom di berbagai media dan juga menulis buku.
Di antara bukunya yang terkenal adalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta (1977); The Social Background For Psychotheraphy in Indonesia; Psychiatry dan Masyarakat; Kesejahteraan Jiwa; School Health in the Community; Sekolah Sebagai Sumber Penyakit atau Sumber Kesehatan; Dasar Stadium Generale, Pendidikan Universitas Atas Dasar Teknik dan Keilmuwan, Dasar-dasar Pokok Pendidikan; dan Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa yang diterbitkan oleh CV Haji Masagung, Jakarta, 1987.

C.      Keunikan Pribadi

Bapak Slamet adalah seorang yang unik.
Dia berulangkali, mengisahkan berbagai pengalaman masa kecilnya yang yang amat berkesan baginya kepada orang-orang.
Masa kecil dan remaja Bapak Slamet sangat bahagia. Ia ikut kakeknya di Magelang, Jawa Tengah. Ia terkenal nakal. Saking nakalnya, dia dijuluki teman-temannya ‘setan alas’. ”Saya senang main ketapel, berburu anjing dan burung,” katanya, sebagaimana dikutip dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986. Bahkan mengaku sekali-kali mengganggu orang.
Salah satu pengalaman beliau yang sering ia ceritakan pada orang lain adalah ketika di suatu saat dia dan anak lain sedang sibuk mencari ucen-ucen, buah tanaman liar yang sangat manis dan biru warnanya. Eh, tiba-tiba Slamet terpeleset, hampir masuk selokan irigasi.
Namun dia beruntung, karena anjing Pak Lurah melompat antara Slamet dan tebing selokan tadi, sehingga dia tertolong. Dia dan kawan-kawanya menceriterakan peristiwa itu kepada Ayah-Ibu Slamet. Sang Ayah dengan spontan mengharuskannya memberi makan si Macan (nama anjing tadi Pak Lurah) itu.
Setelah dewasa, Bapak Slamet Iman Santoso dikenal sebagai tokoh yang jahil dan sering dinilai aneh. Beliau sendiri mengibaratkan dirinya Abunawas. Menurutnya, Abunawas itu tokoh penuh akal. Jiwa Abunawas itu pun banyak menyemangati hidupnya. Dalam buku, Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, diceritakan sekali waktu dia melihat mobil seorang pejabat UI diparkir salah dengan posisi miring di halaman kampus UI. Ia mengambil kertas dan menulisnya dengan spidol: “Barangsiapa yang parkir mobil miring, otaknya juga miring”.
Ketika Bung Karno menanyakan pendapatnya mengenai semboyan “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, Slamet dengan tenang menjawab “Nggak, malah saya gantungkan di cantelan baju. Kalau usang kan bisa diganti.”Suatu ketika, dia menyatakan terheran-heran karena ada orang yang dipinjami buku, mengembalikan buku itu dengan utuh. “Baru sekarang saya temukan orang yang saya pinjami buku mengembalikannya dengan utuh,” katanya.
Dia bilang, hanya orang bodoh yang meminjamkan buku kepada orang lain, dan orang yang mengembalikan buku pinjaman pun adalah orang gila.Hidupnya yang selalu ceria diwarnai canda memberi andil besar atas usianya yang lanjut (97 tahun). Padahal dia tak senang olah raga, termasuk olah raga pagi. Becanda, dia bilang: ”Pagi-pagi itu ‘kan hawanya segar. Kok dipakai buat berkeringat, lebih baik dipakai untuk tidur.”
Unik bukan beliau ini?

D.      Setelah Berbagai Macam Hal yang Beliau Lakukan

Sebagai dokter ahli penyakit saraf dan jiwa, dia memasang iklan menutup praktek untuk selamanya, 1 Januari 1979. Dia menyadari dirinya sudah tua. Dia pun mengaku sudah capek.

Pria yang senang berpakaian putih-putih ini dikenal jujur, jernih, tegas dan konsisten. Prinsip hidupnya tak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Penerima Bintang Mahaputra Utama III (1973) ini, menurut puteranya Dr Oerip Setiono, meninggal setelah tiga tahun terakhir terbaring di rumah kediamannya, Jl Cimandiri 26, Jakarta Pusat. Jenazahnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo setelah sebelumnya disemayamkan di aula FKUI Salemba, Jakarta.



Sumber:

1. Basuki, A.M Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma

2. 
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
^Rujukan :
-Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
-Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 

3. 
https://anggarahetri.wordpress.com/profil-2/biografi-wilhelm-wundt/

4. 
http://www.psychologymania.net/2010/03/wilhelm-wundt-bapak-penemu-psikologi.html

5. http://belajarpsikologi.com/slamet-iman-santoso-1907-2001-bapak-psikologi-indonesia/


 Hai, kali ini saya akan memposting tugas kuliah saya di blog ini.

Tugas:
   1.       Carilah 5 definisi psikologi menurut para ahli.
   2.       Carilah biografi 2 ahli di bidang psikologi.


   5 definisi psikologi menurut para ahli

1.       Wundt
Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.

2.       Branca
Menurut Branca (1964) psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataannya: “When the interest of men turns the action of human being and when the interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges.” (Branca, 1964:2).
Dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia, kira-kira sebagai berikut: “Ketika rasa berkepentingan seseorang menghasilkan tindakan dan ketika kepentingan tersebut berbentuk observasi yang akurat, deskripsi yang tepat dan percobaan pembelajaran perilaku manusia, maka di situlah ilmu psikologi muncul.”

3.       Plotnik
Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental. (Psychology is the systematic, sciencetific study of behaviours and mental processes.”) (Plotnik:2005:4).

4.
       Dakir
Pengertian psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

5.       Muhibbin Syah

Pengertian psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.



Biografi Ahli Psikologi


1.       Wilhelm Wundt

Hasil gambar untuk wilhelm wundt
Hasil gambar untuk wilhelm wundt
Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi Eksperimental.
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau, Jerman pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi modern pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuan yang banyak melakukan peelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

A. Penelitian Wundt

Wundt pernah membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological Psychology" di tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.
Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen. Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian yang bisa diidentifikasi.
Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind (pikiran) mencakup proses-proses ketidaksadaran/unconciousness sebagai karakteristik dari soul (jiwa). Metode eksperimen adalah jalan yang digunakan untuk membawa penelitian tentang pikiran dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar.
Dalam perkembangannya, menurut Wundt, metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen jiwa yang mendasar (misalnya persepsi, emosi dll). Namun, di atas fenomena-fenomena mendasar ini, masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang menyatukan fenomena dasar tersebut. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu: bahasa, mitos, custom, budaya.
Pada tahap ini, Wundt membatasi fungsi jiwa hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari study of the mind.
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Dalam karyanya yang berjudul Principles of Physiological Psychology, Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
Kemudian hasil eksperimen Wundt tentang ingatan akan simple ideas, menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind). Faktanya, ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, dan karakteristik dari kesadaran manusia bersifat selektif.
Konsep penting yang muncul adalah apperception yaitu suatu bentuk operasi mental yang memadukan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Studi Wundt tentang emosi dan perasaan menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi:
a. Pleasan vs unpleasant. (kenyamanan vs ketidaknyamanan)
b. High vs low arousal. (tinggi vs rendahnya gairah)
c. Concetrated vs relaxed attention. (perhatian yang terkonsentrasi vs santai)
Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.

B. Pembuatan Laboratorium

Pada tahun 1875, Wundt pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879, ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat dan Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879, memang orang sudah mengenal psikologi, namun belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjan-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilm faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedung tersebut hancur dalam Perang Dunia 2.

C. Kegiatan Selanjutnya

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang Dipengaruhi Kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychology" (Dasar fisiologis dari Gejala-Gejala Psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".


      2. Slamet Iman Santoso

 Hasil gambar untuk slamet iman santoso     Hasil gambar untuk slamet iman santoso    

Slamet Iman Santoso lahir di Wonosobo, 7 September 1907 dan wafat pada usia 97 tahun pada tanggal 9 November 2004, meninggalkan 7 anak, 13 cucu dan delapan buyut. Isterinya, Suprapti Sutejo, sudah terlebih dahulu meninggal pada November 1983.
Slamet Iman Santoso adalah perintis studi psikologi di Indonesia dan digelari sebagai Bapak Psikologi Indonesia.
Beliau adalah Profesor emeritus (sudah berhenti dari dinas aktif) Fakultas Psikologi UI. Beliaulah yang merintis dan mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Namun, bukan hanya mendirikan fakultas psikologi di UI, beliau juga ikut mendirikan beberapa universitas lainnya yaitu Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin.

A.      Masa kecil

Pemberian namanya, Slamet Iman santoso, terkait dengan proses kelahirannya. Dia dilahirkan dalam keadaan terbungkus ari-ari. Ketika itu, semua penduduk desa heran dan membicarakannya. Dia dianggap sebagai bayi ajaib. Dipercaya bayi yang lahir terbungkus ari-ari itu kelak akan mempunyai kelebihan. Sangat jarang kelahiran bayi terbungkus.
Saat bayi terbungkus itu lahir, orang-orang yang melihatnya heran dan bertanya: “Mana bayinya, mana bayinya?” Untunglah tidak semua penduduk desa panic terheran-heran. Seorang tetangga, Nyonya Tambi, isteri seorang petani Indo, membantu membukakan bungkus ari-ari yang membungkusnya. Bayi itupun menangis dan lahir dengan selamat. Maka kata selamat (menjadi Slamet) dijadikan nama jabang bayi yang baru lahir itu. Dia memang terlahir dari keluarga berpendidikan pada zamannya.
Ayahnya seorang Asisten Wedana Banjaran. Di bawah pengasuhan ayahnya, Bapak Slamet menikmati masa kecilnya dengan penanaman nilai-nilai keramahan, saling tolong-menolong dan gotong-royong.
Bapak Slamet mengecap pendidikan pada jaman kolonial Belanda di Magelang, mulai dari Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS (1912-1920) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO (1920-1923). Kemudian melanjut ke MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia (1926-1932); dan Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum (1932-1934).
Beliau terkesan sangat mengagungkan pendidikan masa kolonial Belanda itu. Walaupun dia menyadari kondisi pendidikan ketika itu sangat berbeda disbanding setelah Indonesia merdeka. Beliau mengenang, pada zamannya bersekolah dulu, sangat diasakan betapa guru sangat begitu memperhatikan murid dan bersatu dengan orang tua murid. Hal yang sudah jarang terjadi saat ini.
Masuknya Jepang, menurutnya, memberi andil atas awut-awutannya pendidikan di negeri ini. Terasa sekali suasana pendidikan zaman Belanda yang terkesan akrabnya hubungan orang tua-murid-guru, tiba-tiba hilang lenyap, diganti dengan jaman pendidikan Jepang yang mulai awut-awutan. Ironisnya, kondisi ini terus berlangsung sampai sekarang. Dia memberi beberapa bukti. Di antaranya, sekarang ada guru yang mengasih tahu bahan ujian yang akan diuji kepada murid.

B.      Slamet, Psikologi dan Pendidikan

Motivasi mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan (1937-1938), ini merintis dan mendirikan fakultas psikologi, karena sebagai psikiater menemukan banyak masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh psikiater.
Dalam bidang profesi kedokteran, dia menerima penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1989. Sebagai seorang ahli psikologi,tahun 1961, dia memimpin sekitar lima puluh mahasiswa Fakultas Psikologi UI, mengunjungi penduduk yang terkena gusuran pembuatan Istana Olahraga Senayan dan dipindahkan ke daerah Tebet dan Penjaringan. Mereka berdialog dengan penduduk tergusur itu. Kunjungan ini, menjadi awal pogram mahasiswa turun ke lapangan (masyarakat).
Bidang studi psikologi pun makin menarik perhatian banyak orang. Masa-masa psikologi mengalami kesulitan (saat psikologi hanyalah sebuah jurusan dalam lingkungan FKUI), seperti sudah terlupakan. Saat itu, kata Slamet dalam pidato ketika menerima penghargaan bintang jasa Mahaputra Utama III (1973), dia merasa ibarat seorang yang sedang berdiri seorang diri di tepi pasir yang gersang tanpa pedoman untuk melintasinya, sambil mengajak saudara-saudara mengembangkan disiplin ilmu yang baru ini.
Conny Semiawan, mantan rektor IKIP Jakarta yang juga murid dan sempat menjadi asisten Slamet Iman dalam menguji mahasiswa, mengenang Slamet sebagai orang yang sangat tertib, teliti dan juga memiliki wawasan yang sangat luas, selalu berfikir filosofis meskipun bukan ahli filsafat. Dalam menguji mahasiswa, Slamet selalu menegaskan jangan menanyakan apa yang kamu ketahui, tetapi usahakan untuk bertanya apa yang dipahami mahasiswa. Dengan demikian dialog akan terjadi dan mahasiswa dapat mengaktualisasikan dirinya.Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani.
Dia adalah orang pertama mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang dia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis. Dia juga mempunyai andil besar dalam merintis program penerimaan mahasiswa melalui UMPTN.
Ketika itu (1979-1980), Slamet menjadi Ketua Komisi Pembaruan Pendidikan Nasional (KPPN, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Saat itu terjadi booming lulusan SMA yang ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sebagai contoh, UI yang kapasitasnya sekitar 800 mahasiswa tapi jumlah pendaftar 4000 orang. Maka melalui komite yang diketuainya dibentuklah satu sistempenerimaan calon mahasiswa yang sejak 1979 sudah berlangsung dengan nama yang sekian kali berubah mulai dari Skalu, Proyek Perintis, Sipenmaru (Sistim Penerimaan Mahasiswa Baru) dan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pria yang dikenal terus terang dan sempat menjadi Penjabat Rektor UI, ini meskipun sudah mengakhiri jabatan sebagai Ketua Komisi Pembaruan Sistem Pendidikan, 1980, ia masih sempat mengurusi penerimaan calon mahasiswa pada tahun 1981.
Sudah sangat banyak tokoh pendidikan bekas murid Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (1950-1953) serta mantan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Di antaranya, Conny Semiawan, Fuad Hassan, Sujudi, Wardiman Djojonegoro, Mahar Mardjono dan Saparinah Sadli. Para mantan mahasiswanya ini sangat menghormati dan mengagumi gurunya ini. Mereka mengenangnya sebagai guru yang sangat akrab dan suka menularkan pengalaman.
Salah satu ucapannya dalam acara peringatan 100 tahun Albert Einstein di ruang Rektorat UI, 1979: ”Ciri orang pandai, hal yang ruwet bisa disederhanakan, sebaliknya orang bodoh akan meruwetkan soal sederhana.” Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1968-1973), ini juga penulis terkemuka. Dia sering menulis kolom di berbagai media dan juga menulis buku.
Di antara bukunya yang terkenal adalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta (1977); The Social Background For Psychotheraphy in Indonesia; Psychiatry dan Masyarakat; Kesejahteraan Jiwa; School Health in the Community; Sekolah Sebagai Sumber Penyakit atau Sumber Kesehatan; Dasar Stadium Generale, Pendidikan Universitas Atas Dasar Teknik dan Keilmuwan, Dasar-dasar Pokok Pendidikan; dan Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa yang diterbitkan oleh CV Haji Masagung, Jakarta, 1987.

C.      Keunikan Pribadi

Bapak Slamet adalah seorang yang unik.
Dia berulangkali, mengisahkan berbagai pengalaman masa kecilnya yang yang amat berkesan baginya kepada orang-orang.
Masa kecil dan remaja Bapak Slamet sangat bahagia. Ia ikut kakeknya di Magelang, Jawa Tengah. Ia terkenal nakal. Saking nakalnya, dia dijuluki teman-temannya ‘setan alas’. ”Saya senang main ketapel, berburu anjing dan burung,” katanya, sebagaimana dikutip dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986. Bahkan mengaku sekali-kali mengganggu orang.
Salah satu pengalaman beliau yang sering ia ceritakan pada orang lain adalah ketika di suatu saat dia dan anak lain sedang sibuk mencari ucen-ucen, buah tanaman liar yang sangat manis dan biru warnanya. Eh, tiba-tiba Slamet terpeleset, hampir masuk selokan irigasi.
Namun dia beruntung, karena anjing Pak Lurah melompat antara Slamet dan tebing selokan tadi, sehingga dia tertolong. Dia dan kawan-kawanya menceriterakan peristiwa itu kepada Ayah-Ibu Slamet. Sang Ayah dengan spontan mengharuskannya memberi makan si Macan (nama anjing tadi Pak Lurah) itu.
Setelah dewasa, Bapak Slamet Iman Santoso dikenal sebagai tokoh yang jahil dan sering dinilai aneh. Beliau sendiri mengibaratkan dirinya Abunawas. Menurutnya, Abunawas itu tokoh penuh akal. Jiwa Abunawas itu pun banyak menyemangati hidupnya. Dalam buku, Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, diceritakan sekali waktu dia melihat mobil seorang pejabat UI diparkir salah dengan posisi miring di halaman kampus UI. Ia mengambil kertas dan menulisnya dengan spidol: “Barangsiapa yang parkir mobil miring, otaknya juga miring”.
Ketika Bung Karno menanyakan pendapatnya mengenai semboyan “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, Slamet dengan tenang menjawab “Nggak, malah saya gantungkan di cantelan baju. Kalau usang kan bisa diganti.”Suatu ketika, dia menyatakan terheran-heran karena ada orang yang dipinjami buku, mengembalikan buku itu dengan utuh. “Baru sekarang saya temukan orang yang saya pinjami buku mengembalikannya dengan utuh,” katanya.
Dia bilang, hanya orang bodoh yang meminjamkan buku kepada orang lain, dan orang yang mengembalikan buku pinjaman pun adalah orang gila.Hidupnya yang selalu ceria diwarnai canda memberi andil besar atas usianya yang lanjut (97 tahun). Padahal dia tak senang olah raga, termasuk olah raga pagi. Becanda, dia bilang: ”Pagi-pagi itu ‘kan hawanya segar. Kok dipakai buat berkeringat, lebih baik dipakai untuk tidur.”
Unik bukan beliau ini?

D.      Setelah Berbagai Macam Hal yang Beliau Lakukan

Sebagai dokter ahli penyakit saraf dan jiwa, dia memasang iklan menutup praktek untuk selamanya, 1 Januari 1979. Dia menyadari dirinya sudah tua. Dia pun mengaku sudah capek.

Pria yang senang berpakaian putih-putih ini dikenal jujur, jernih, tegas dan konsisten. Prinsip hidupnya tak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Penerima Bintang Mahaputra Utama III (1973) ini, menurut puteranya Dr Oerip Setiono, meninggal setelah tiga tahun terakhir terbaring di rumah kediamannya, Jl Cimandiri 26, Jakarta Pusat. Jenazahnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo setelah sebelumnya disemayamkan di aula FKUI Salemba, Jakarta.



Sumber:

1. Basuki, A.M Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma

2. 
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
^Rujukan :
-Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
-Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 

3. 
https://anggarahetri.wordpress.com/profil-2/biografi-wilhelm-wundt/

4. 
http://www.psychologymania.net/2010/03/wilhelm-wundt-bapak-penemu-psikologi.html

5. http://belajarpsikologi.com/slamet-iman-santoso-1907-2001-bapak-psikologi-indonesia/


 Hai, kali ini saya akan memposting tugas kuliah saya di blog ini.

Tugas:
   1.       Carilah 5 definisi psikologi menurut para ahli.
   2.       Carilah biografi 2 ahli di bidang psikologi.


   5 definisi psikologi menurut para ahli

1.       Wundt
Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.

2.       Branca
Menurut Branca (1964) psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataannya: “When the interest of men turns the action of human being and when the interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges.” (Branca, 1964:2).
Dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia, kira-kira sebagai berikut: “Ketika rasa berkepentingan seseorang menghasilkan tindakan dan ketika kepentingan tersebut berbentuk observasi yang akurat, deskripsi yang tepat dan percobaan pembelajaran perilaku manusia, maka di situlah ilmu psikologi muncul.”

3.       Plotnik
Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental. (Psychology is the systematic, sciencetific study of behaviours and mental processes.”) (Plotnik:2005:4).

4.
       Dakir
Pengertian psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

5.       Muhibbin Syah

Pengertian psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.



Biografi Ahli Psikologi


1.       Wilhelm Wundt

Hasil gambar untuk wilhelm wundt
Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi Eksperimental.
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau, Jerman pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi modern pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuan yang banyak melakukan peelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

A. Penelitian Wundt

Wundt pernah membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological Psychology" di tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.
Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen. Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian yang bisa diidentifikasi.
Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind (pikiran) mencakup proses-proses ketidaksadaran/unconciousness sebagai karakteristik dari soul (jiwa). Metode eksperimen adalah jalan yang digunakan untuk membawa penelitian tentang pikiran dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar.
Dalam perkembangannya, menurut Wundt, metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen jiwa yang mendasar (misalnya persepsi, emosi dll). Namun, di atas fenomena-fenomena mendasar ini, masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang menyatukan fenomena dasar tersebut. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu: bahasa, mitos, custom, budaya.
Pada tahap ini, Wundt membatasi fungsi jiwa hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari study of the mind.
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Dalam karyanya yang berjudul Principles of Physiological Psychology, Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
Kemudian hasil eksperimen Wundt tentang ingatan akan simple ideas, menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind). Faktanya, ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, dan karakteristik dari kesadaran manusia bersifat selektif.
Konsep penting yang muncul adalah apperception yaitu suatu bentuk operasi mental yang memadukan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Studi Wundt tentang emosi dan perasaan menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi:
a. Pleasan vs unpleasant. (kenyamanan vs ketidaknyamanan)
b. High vs low arousal. (tinggi vs rendahnya gairah)
c. Concetrated vs relaxed attention. (perhatian yang terkonsentrasi vs santai)
Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.

B. Pembuatan Laboratorium

Pada tahun 1875, Wundt pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879, ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat dan Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879, memang orang sudah mengenal psikologi, namun belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjan-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilm faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedung tersebut hancur dalam Perang Dunia 2.

C. Kegiatan Selanjutnya

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang Dipengaruhi Kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychology" (Dasar fisiologis dari Gejala-Gejala Psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".


      2. Slamet Iman Santoso

 Hasil gambar untuk slamet iman santoso     Hasil gambar untuk slamet iman santoso    

Slamet Iman Santoso lahir di Wonosobo, 7 September 1907 dan wafat pada usia 97 tahun pada tanggal 9 November 2004, meninggalkan 7 anak, 13 cucu dan delapan buyut. Isterinya, Suprapti Sutejo, sudah terlebih dahulu meninggal pada November 1983.
Slamet Iman Santoso adalah perintis studi psikologi di Indonesia dan digelari sebagai Bapak Psikologi Indonesia.
Beliau adalah Profesor emeritus (sudah berhenti dari dinas aktif) Fakultas Psikologi UI. Beliaulah yang merintis dan mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Namun, bukan hanya mendirikan fakultas psikologi di UI, beliau juga ikut mendirikan beberapa universitas lainnya yaitu Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin.

A.      Masa kecil

Pemberian namanya, Slamet Iman santoso, terkait dengan proses kelahirannya. Dia dilahirkan dalam keadaan terbungkus ari-ari. Ketika itu, semua penduduk desa heran dan membicarakannya. Dia dianggap sebagai bayi ajaib. Dipercaya bayi yang lahir terbungkus ari-ari itu kelak akan mempunyai kelebihan. Sangat jarang kelahiran bayi terbungkus.
Saat bayi terbungkus itu lahir, orang-orang yang melihatnya heran dan bertanya: “Mana bayinya, mana bayinya?” Untunglah tidak semua penduduk desa panic terheran-heran. Seorang tetangga, Nyonya Tambi, isteri seorang petani Indo, membantu membukakan bungkus ari-ari yang membungkusnya. Bayi itupun menangis dan lahir dengan selamat. Maka kata selamat (menjadi Slamet) dijadikan nama jabang bayi yang baru lahir itu. Dia memang terlahir dari keluarga berpendidikan pada zamannya.
Ayahnya seorang Asisten Wedana Banjaran. Di bawah pengasuhan ayahnya, Bapak Slamet menikmati masa kecilnya dengan penanaman nilai-nilai keramahan, saling tolong-menolong dan gotong-royong.
Bapak Slamet mengecap pendidikan pada jaman kolonial Belanda di Magelang, mulai dari Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS (1912-1920) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO (1920-1923). Kemudian melanjut ke MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia (1926-1932); dan Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum (1932-1934).
Beliau terkesan sangat mengagungkan pendidikan masa kolonial Belanda itu. Walaupun dia menyadari kondisi pendidikan ketika itu sangat berbeda disbanding setelah Indonesia merdeka. Beliau mengenang, pada zamannya bersekolah dulu, sangat diasakan betapa guru sangat begitu memperhatikan murid dan bersatu dengan orang tua murid. Hal yang sudah jarang terjadi saat ini.
Masuknya Jepang, menurutnya, memberi andil atas awut-awutannya pendidikan di negeri ini. Terasa sekali suasana pendidikan zaman Belanda yang terkesan akrabnya hubungan orang tua-murid-guru, tiba-tiba hilang lenyap, diganti dengan jaman pendidikan Jepang yang mulai awut-awutan. Ironisnya, kondisi ini terus berlangsung sampai sekarang. Dia memberi beberapa bukti. Di antaranya, sekarang ada guru yang mengasih tahu bahan ujian yang akan diuji kepada murid.

B.      Slamet, Psikologi dan Pendidikan

Motivasi mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan (1937-1938), ini merintis dan mendirikan fakultas psikologi, karena sebagai psikiater menemukan banyak masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh psikiater.
Dalam bidang profesi kedokteran, dia menerima penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1989. Sebagai seorang ahli psikologi,tahun 1961, dia memimpin sekitar lima puluh mahasiswa Fakultas Psikologi UI, mengunjungi penduduk yang terkena gusuran pembuatan Istana Olahraga Senayan dan dipindahkan ke daerah Tebet dan Penjaringan. Mereka berdialog dengan penduduk tergusur itu. Kunjungan ini, menjadi awal pogram mahasiswa turun ke lapangan (masyarakat).
Bidang studi psikologi pun makin menarik perhatian banyak orang. Masa-masa psikologi mengalami kesulitan (saat psikologi hanyalah sebuah jurusan dalam lingkungan FKUI), seperti sudah terlupakan. Saat itu, kata Slamet dalam pidato ketika menerima penghargaan bintang jasa Mahaputra Utama III (1973), dia merasa ibarat seorang yang sedang berdiri seorang diri di tepi pasir yang gersang tanpa pedoman untuk melintasinya, sambil mengajak saudara-saudara mengembangkan disiplin ilmu yang baru ini.
Conny Semiawan, mantan rektor IKIP Jakarta yang juga murid dan sempat menjadi asisten Slamet Iman dalam menguji mahasiswa, mengenang Slamet sebagai orang yang sangat tertib, teliti dan juga memiliki wawasan yang sangat luas, selalu berfikir filosofis meskipun bukan ahli filsafat. Dalam menguji mahasiswa, Slamet selalu menegaskan jangan menanyakan apa yang kamu ketahui, tetapi usahakan untuk bertanya apa yang dipahami mahasiswa. Dengan demikian dialog akan terjadi dan mahasiswa dapat mengaktualisasikan dirinya.Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani.
Dia adalah orang pertama mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang dia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis. Dia juga mempunyai andil besar dalam merintis program penerimaan mahasiswa melalui UMPTN.
Ketika itu (1979-1980), Slamet menjadi Ketua Komisi Pembaruan Pendidikan Nasional (KPPN, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Saat itu terjadi booming lulusan SMA yang ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sebagai contoh, UI yang kapasitasnya sekitar 800 mahasiswa tapi jumlah pendaftar 4000 orang. Maka melalui komite yang diketuainya dibentuklah satu sistempenerimaan calon mahasiswa yang sejak 1979 sudah berlangsung dengan nama yang sekian kali berubah mulai dari Skalu, Proyek Perintis, Sipenmaru (Sistim Penerimaan Mahasiswa Baru) dan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pria yang dikenal terus terang dan sempat menjadi Penjabat Rektor UI, ini meskipun sudah mengakhiri jabatan sebagai Ketua Komisi Pembaruan Sistem Pendidikan, 1980, ia masih sempat mengurusi penerimaan calon mahasiswa pada tahun 1981.
Sudah sangat banyak tokoh pendidikan bekas murid Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (1950-1953) serta mantan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Di antaranya, Conny Semiawan, Fuad Hassan, Sujudi, Wardiman Djojonegoro, Mahar Mardjono dan Saparinah Sadli. Para mantan mahasiswanya ini sangat menghormati dan mengagumi gurunya ini. Mereka mengenangnya sebagai guru yang sangat akrab dan suka menularkan pengalaman.
Salah satu ucapannya dalam acara peringatan 100 tahun Albert Einstein di ruang Rektorat UI, 1979: ”Ciri orang pandai, hal yang ruwet bisa disederhanakan, sebaliknya orang bodoh akan meruwetkan soal sederhana.” Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1968-1973), ini juga penulis terkemuka. Dia sering menulis kolom di berbagai media dan juga menulis buku.
Di antara bukunya yang terkenal adalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta (1977); The Social Background For Psychotheraphy in Indonesia; Psychiatry dan Masyarakat; Kesejahteraan Jiwa; School Health in the Community; Sekolah Sebagai Sumber Penyakit atau Sumber Kesehatan; Dasar Stadium Generale, Pendidikan Universitas Atas Dasar Teknik dan Keilmuwan, Dasar-dasar Pokok Pendidikan; dan Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa yang diterbitkan oleh CV Haji Masagung, Jakarta, 1987.

C.      Keunikan Pribadi

Bapak Slamet adalah seorang yang unik.
Dia berulangkali, mengisahkan berbagai pengalaman masa kecilnya yang yang amat berkesan baginya kepada orang-orang.
Masa kecil dan remaja Bapak Slamet sangat bahagia. Ia ikut kakeknya di Magelang, Jawa Tengah. Ia terkenal nakal. Saking nakalnya, dia dijuluki teman-temannya ‘setan alas’. ”Saya senang main ketapel, berburu anjing dan burung,” katanya, sebagaimana dikutip dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986. Bahkan mengaku sekali-kali mengganggu orang.
Salah satu pengalaman beliau yang sering ia ceritakan pada orang lain adalah ketika di suatu saat dia dan anak lain sedang sibuk mencari ucen-ucen, buah tanaman liar yang sangat manis dan biru warnanya. Eh, tiba-tiba Slamet terpeleset, hampir masuk selokan irigasi.
Namun dia beruntung, karena anjing Pak Lurah melompat antara Slamet dan tebing selokan tadi, sehingga dia tertolong. Dia dan kawan-kawanya menceriterakan peristiwa itu kepada Ayah-Ibu Slamet. Sang Ayah dengan spontan mengharuskannya memberi makan si Macan (nama anjing tadi Pak Lurah) itu.
Setelah dewasa, Bapak Slamet Iman Santoso dikenal sebagai tokoh yang jahil dan sering dinilai aneh. Beliau sendiri mengibaratkan dirinya Abunawas. Menurutnya, Abunawas itu tokoh penuh akal. Jiwa Abunawas itu pun banyak menyemangati hidupnya. Dalam buku, Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, diceritakan sekali waktu dia melihat mobil seorang pejabat UI diparkir salah dengan posisi miring di halaman kampus UI. Ia mengambil kertas dan menulisnya dengan spidol: “Barangsiapa yang parkir mobil miring, otaknya juga miring”.
Ketika Bung Karno menanyakan pendapatnya mengenai semboyan “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, Slamet dengan tenang menjawab “Nggak, malah saya gantungkan di cantelan baju. Kalau usang kan bisa diganti.”Suatu ketika, dia menyatakan terheran-heran karena ada orang yang dipinjami buku, mengembalikan buku itu dengan utuh. “Baru sekarang saya temukan orang yang saya pinjami buku mengembalikannya dengan utuh,” katanya.
Dia bilang, hanya orang bodoh yang meminjamkan buku kepada orang lain, dan orang yang mengembalikan buku pinjaman pun adalah orang gila.Hidupnya yang selalu ceria diwarnai canda memberi andil besar atas usianya yang lanjut (97 tahun). Padahal dia tak senang olah raga, termasuk olah raga pagi. Becanda, dia bilang: ”Pagi-pagi itu ‘kan hawanya segar. Kok dipakai buat berkeringat, lebih baik dipakai untuk tidur.”
Unik bukan beliau ini?

D.      Setelah Berbagai Macam Hal yang Beliau Lakukan

Sebagai dokter ahli penyakit saraf dan jiwa, dia memasang iklan menutup praktek untuk selamanya, 1 Januari 1979. Dia menyadari dirinya sudah tua. Dia pun mengaku sudah capek.

Pria yang senang berpakaian putih-putih ini dikenal jujur, jernih, tegas dan konsisten. Prinsip hidupnya tak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Penerima Bintang Mahaputra Utama III (1973) ini, menurut puteranya Dr Oerip Setiono, meninggal setelah tiga tahun terakhir terbaring di rumah kediamannya, Jl Cimandiri 26, Jakarta Pusat. Jenazahnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo setelah sebelumnya disemayamkan di aula FKUI Salemba, Jakarta.



Sumber:

1. Basuki, A.M Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma

2. 
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
^Rujukan :
-Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
-Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 

3. 
https://anggarahetri.wordpress.com/profil-2/biografi-wilhelm-wundt/

4. 
http://www.psychologymania.net/2010/03/wilhelm-wundt-bapak-penemu-psikologi.html

5. http://belajarpsikologi.com/slamet-iman-santoso-1907-2001-bapak-psikologi-indonesia/


 Hai, kali ini saya akan memposting tugas kuliah saya di blog ini.

Tugas:
   1.       Carilah 5 definisi psikologi menurut para ahli.
   2.       Carilah biografi 2 ahli di bidang psikologi.


   5 definisi psikologi menurut para ahli

1.       Wundt
Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.

2.       Branca
Menurut Branca (1964) psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataannya: “When the interest of men turns the action of human being and when the interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges.” (Branca, 1964:2).
Dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia, kira-kira sebagai berikut: “Ketika rasa berkepentingan seseorang menghasilkan tindakan dan ketika kepentingan tersebut berbentuk observasi yang akurat, deskripsi yang tepat dan percobaan pembelajaran perilaku manusia, maka di situlah ilmu psikologi muncul.”

3.       Plotnik
Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental. (Psychology is the systematic, sciencetific study of behaviours and mental processes.”) (Plotnik:2005:4).

4.
       Dakir
Pengertian psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

5.       Muhibbin Syah

Pengertian psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.



Biografi Ahli Psikologi


1.       Wilhelm Wundt

Hasil gambar untuk wilhelm wundt
Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi Eksperimental.
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau, Jerman pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi modern pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuan yang banyak melakukan peelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

A. Penelitian Wundt

Wundt pernah membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological Psychology" di tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.
Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen. Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian yang bisa diidentifikasi.
Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind (pikiran) mencakup proses-proses ketidaksadaran/unconciousness sebagai karakteristik dari soul (jiwa). Metode eksperimen adalah jalan yang digunakan untuk membawa penelitian tentang pikiran dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar.
Dalam perkembangannya, menurut Wundt, metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen jiwa yang mendasar (misalnya persepsi, emosi dll). Namun, di atas fenomena-fenomena mendasar ini, masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang menyatukan fenomena dasar tersebut. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu: bahasa, mitos, custom, budaya.
Pada tahap ini, Wundt membatasi fungsi jiwa hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari study of the mind.
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Dalam karyanya yang berjudul Principles of Physiological Psychology, Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
Kemudian hasil eksperimen Wundt tentang ingatan akan simple ideas, menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind). Faktanya, ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, dan karakteristik dari kesadaran manusia bersifat selektif.
Konsep penting yang muncul adalah apperception yaitu suatu bentuk operasi mental yang memadukan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Studi Wundt tentang emosi dan perasaan menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi:
a. Pleasan vs unpleasant. (kenyamanan vs ketidaknyamanan)
b. High vs low arousal. (tinggi vs rendahnya gairah)
c. Concetrated vs relaxed attention. (perhatian yang terkonsentrasi vs santai)
Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.

B. Pembuatan Laboratorium

Pada tahun 1875, Wundt pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879, ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat dan Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879, memang orang sudah mengenal psikologi, namun belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjan-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilm faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedung tersebut hancur dalam Perang Dunia 2.

C. Kegiatan Selanjutnya

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang Dipengaruhi Kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychology" (Dasar fisiologis dari Gejala-Gejala Psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".


      2. Slamet Iman Santoso

 Hasil gambar untuk slamet iman santoso     Hasil gambar untuk slamet iman santoso    

Slamet Iman Santoso lahir di Wonosobo, 7 September 1907 dan wafat pada usia 97 tahun pada tanggal 9 November 2004, meninggalkan 7 anak, 13 cucu dan delapan buyut. Isterinya, Suprapti Sutejo, sudah terlebih dahulu meninggal pada November 1983.
Slamet Iman Santoso adalah perintis studi psikologi di Indonesia dan digelari sebagai Bapak Psikologi Indonesia.
Beliau adalah Profesor emeritus (sudah berhenti dari dinas aktif) Fakultas Psikologi UI. Beliaulah yang merintis dan mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Namun, bukan hanya mendirikan fakultas psikologi di UI, beliau juga ikut mendirikan beberapa universitas lainnya yaitu Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin.

A.      Masa kecil

Pemberian namanya, Slamet Iman santoso, terkait dengan proses kelahirannya. Dia dilahirkan dalam keadaan terbungkus ari-ari. Ketika itu, semua penduduk desa heran dan membicarakannya. Dia dianggap sebagai bayi ajaib. Dipercaya bayi yang lahir terbungkus ari-ari itu kelak akan mempunyai kelebihan. Sangat jarang kelahiran bayi terbungkus.
Saat bayi terbungkus itu lahir, orang-orang yang melihatnya heran dan bertanya: “Mana bayinya, mana bayinya?” Untunglah tidak semua penduduk desa panic terheran-heran. Seorang tetangga, Nyonya Tambi, isteri seorang petani Indo, membantu membukakan bungkus ari-ari yang membungkusnya. Bayi itupun menangis dan lahir dengan selamat. Maka kata selamat (menjadi Slamet) dijadikan nama jabang bayi yang baru lahir itu. Dia memang terlahir dari keluarga berpendidikan pada zamannya.
Ayahnya seorang Asisten Wedana Banjaran. Di bawah pengasuhan ayahnya, Bapak Slamet menikmati masa kecilnya dengan penanaman nilai-nilai keramahan, saling tolong-menolong dan gotong-royong.
Bapak Slamet mengecap pendidikan pada jaman kolonial Belanda di Magelang, mulai dari Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS (1912-1920) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO (1920-1923). Kemudian melanjut ke MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia (1926-1932); dan Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum (1932-1934).
Beliau terkesan sangat mengagungkan pendidikan masa kolonial Belanda itu. Walaupun dia menyadari kondisi pendidikan ketika itu sangat berbeda disbanding setelah Indonesia merdeka. Beliau mengenang, pada zamannya bersekolah dulu, sangat diasakan betapa guru sangat begitu memperhatikan murid dan bersatu dengan orang tua murid. Hal yang sudah jarang terjadi saat ini.
Masuknya Jepang, menurutnya, memberi andil atas awut-awutannya pendidikan di negeri ini. Terasa sekali suasana pendidikan zaman Belanda yang terkesan akrabnya hubungan orang tua-murid-guru, tiba-tiba hilang lenyap, diganti dengan jaman pendidikan Jepang yang mulai awut-awutan. Ironisnya, kondisi ini terus berlangsung sampai sekarang. Dia memberi beberapa bukti. Di antaranya, sekarang ada guru yang mengasih tahu bahan ujian yang akan diuji kepada murid.

B.      Slamet, Psikologi dan Pendidikan

Motivasi mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan (1937-1938), ini merintis dan mendirikan fakultas psikologi, karena sebagai psikiater menemukan banyak masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh psikiater.
Dalam bidang profesi kedokteran, dia menerima penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1989. Sebagai seorang ahli psikologi,tahun 1961, dia memimpin sekitar lima puluh mahasiswa Fakultas Psikologi UI, mengunjungi penduduk yang terkena gusuran pembuatan Istana Olahraga Senayan dan dipindahkan ke daerah Tebet dan Penjaringan. Mereka berdialog dengan penduduk tergusur itu. Kunjungan ini, menjadi awal pogram mahasiswa turun ke lapangan (masyarakat).
Bidang studi psikologi pun makin menarik perhatian banyak orang. Masa-masa psikologi mengalami kesulitan (saat psikologi hanyalah sebuah jurusan dalam lingkungan FKUI), seperti sudah terlupakan. Saat itu, kata Slamet dalam pidato ketika menerima penghargaan bintang jasa Mahaputra Utama III (1973), dia merasa ibarat seorang yang sedang berdiri seorang diri di tepi pasir yang gersang tanpa pedoman untuk melintasinya, sambil mengajak saudara-saudara mengembangkan disiplin ilmu yang baru ini.
Conny Semiawan, mantan rektor IKIP Jakarta yang juga murid dan sempat menjadi asisten Slamet Iman dalam menguji mahasiswa, mengenang Slamet sebagai orang yang sangat tertib, teliti dan juga memiliki wawasan yang sangat luas, selalu berfikir filosofis meskipun bukan ahli filsafat. Dalam menguji mahasiswa, Slamet selalu menegaskan jangan menanyakan apa yang kamu ketahui, tetapi usahakan untuk bertanya apa yang dipahami mahasiswa. Dengan demikian dialog akan terjadi dan mahasiswa dapat mengaktualisasikan dirinya.Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani.
Dia adalah orang pertama mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang dia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis. Dia juga mempunyai andil besar dalam merintis program penerimaan mahasiswa melalui UMPTN.
Ketika itu (1979-1980), Slamet menjadi Ketua Komisi Pembaruan Pendidikan Nasional (KPPN, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Saat itu terjadi booming lulusan SMA yang ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sebagai contoh, UI yang kapasitasnya sekitar 800 mahasiswa tapi jumlah pendaftar 4000 orang. Maka melalui komite yang diketuainya dibentuklah satu sistempenerimaan calon mahasiswa yang sejak 1979 sudah berlangsung dengan nama yang sekian kali berubah mulai dari Skalu, Proyek Perintis, Sipenmaru (Sistim Penerimaan Mahasiswa Baru) dan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pria yang dikenal terus terang dan sempat menjadi Penjabat Rektor UI, ini meskipun sudah mengakhiri jabatan sebagai Ketua Komisi Pembaruan Sistem Pendidikan, 1980, ia masih sempat mengurusi penerimaan calon mahasiswa pada tahun 1981.
Sudah sangat banyak tokoh pendidikan bekas murid Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (1950-1953) serta mantan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Di antaranya, Conny Semiawan, Fuad Hassan, Sujudi, Wardiman Djojonegoro, Mahar Mardjono dan Saparinah Sadli. Para mantan mahasiswanya ini sangat menghormati dan mengagumi gurunya ini. Mereka mengenangnya sebagai guru yang sangat akrab dan suka menularkan pengalaman.
Salah satu ucapannya dalam acara peringatan 100 tahun Albert Einstein di ruang Rektorat UI, 1979: ”Ciri orang pandai, hal yang ruwet bisa disederhanakan, sebaliknya orang bodoh akan meruwetkan soal sederhana.” Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1968-1973), ini juga penulis terkemuka. Dia sering menulis kolom di berbagai media dan juga menulis buku.
Di antara bukunya yang terkenal adalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta (1977); The Social Background For Psychotheraphy in Indonesia; Psychiatry dan Masyarakat; Kesejahteraan Jiwa; School Health in the Community; Sekolah Sebagai Sumber Penyakit atau Sumber Kesehatan; Dasar Stadium Generale, Pendidikan Universitas Atas Dasar Teknik dan Keilmuwan, Dasar-dasar Pokok Pendidikan; dan Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa yang diterbitkan oleh CV Haji Masagung, Jakarta, 1987.

C.      Keunikan Pribadi

Bapak Slamet adalah seorang yang unik.
Dia berulangkali, mengisahkan berbagai pengalaman masa kecilnya yang yang amat berkesan baginya kepada orang-orang.
Masa kecil dan remaja Bapak Slamet sangat bahagia. Ia ikut kakeknya di Magelang, Jawa Tengah. Ia terkenal nakal. Saking nakalnya, dia dijuluki teman-temannya ‘setan alas’. ”Saya senang main ketapel, berburu anjing dan burung,” katanya, sebagaimana dikutip dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986. Bahkan mengaku sekali-kali mengganggu orang.
Salah satu pengalaman beliau yang sering ia ceritakan pada orang lain adalah ketika di suatu saat dia dan anak lain sedang sibuk mencari ucen-ucen, buah tanaman liar yang sangat manis dan biru warnanya. Eh, tiba-tiba Slamet terpeleset, hampir masuk selokan irigasi.
Namun dia beruntung, karena anjing Pak Lurah melompat antara Slamet dan tebing selokan tadi, sehingga dia tertolong. Dia dan kawan-kawanya menceriterakan peristiwa itu kepada Ayah-Ibu Slamet. Sang Ayah dengan spontan mengharuskannya memberi makan si Macan (nama anjing tadi Pak Lurah) itu.
Setelah dewasa, Bapak Slamet Iman Santoso dikenal sebagai tokoh yang jahil dan sering dinilai aneh. Beliau sendiri mengibaratkan dirinya Abunawas. Menurutnya, Abunawas itu tokoh penuh akal. Jiwa Abunawas itu pun banyak menyemangati hidupnya. Dalam buku, Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, diceritakan sekali waktu dia melihat mobil seorang pejabat UI diparkir salah dengan posisi miring di halaman kampus UI. Ia mengambil kertas dan menulisnya dengan spidol: “Barangsiapa yang parkir mobil miring, otaknya juga miring”.
Ketika Bung Karno menanyakan pendapatnya mengenai semboyan “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, Slamet dengan tenang menjawab “Nggak, malah saya gantungkan di cantelan baju. Kalau usang kan bisa diganti.”Suatu ketika, dia menyatakan terheran-heran karena ada orang yang dipinjami buku, mengembalikan buku itu dengan utuh. “Baru sekarang saya temukan orang yang saya pinjami buku mengembalikannya dengan utuh,” katanya.
Dia bilang, hanya orang bodoh yang meminjamkan buku kepada orang lain, dan orang yang mengembalikan buku pinjaman pun adalah orang gila.Hidupnya yang selalu ceria diwarnai canda memberi andil besar atas usianya yang lanjut (97 tahun). Padahal dia tak senang olah raga, termasuk olah raga pagi. Becanda, dia bilang: ”Pagi-pagi itu ‘kan hawanya segar. Kok dipakai buat berkeringat, lebih baik dipakai untuk tidur.”
Unik bukan beliau ini?

D.      Setelah Berbagai Macam Hal yang Beliau Lakukan

Sebagai dokter ahli penyakit saraf dan jiwa, dia memasang iklan menutup praktek untuk selamanya, 1 Januari 1979. Dia menyadari dirinya sudah tua. Dia pun mengaku sudah capek.

Pria yang senang berpakaian putih-putih ini dikenal jujur, jernih, tegas dan konsisten. Prinsip hidupnya tak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Penerima Bintang Mahaputra Utama III (1973) ini, menurut puteranya Dr Oerip Setiono, meninggal setelah tiga tahun terakhir terbaring di rumah kediamannya, Jl Cimandiri 26, Jakarta Pusat. Jenazahnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo setelah sebelumnya disemayamkan di aula FKUI Salemba, Jakarta.



Sumber:

1. Basuki, A.M Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma

2. 
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
^Rujukan :
-Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
-Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 

3. 
https://anggarahetri.wordpress.com/profil-2/biografi-wilhelm-wundt/

4. 
http://www.psychologymania.net/2010/03/wilhelm-wundt-bapak-penemu-psikologi.html

5. http://belajarpsikologi.com/slamet-iman-santoso-1907-2001-bapak-psikologi-indonesia/


 Hai, kali ini saya akan memposting tugas kuliah saya di blog ini.

Tugas:
   1.       Carilah 5 definisi psikologi menurut para ahli.
   2.       Carilah biografi 2 ahli di bidang psikologi.


   5 definisi psikologi menurut para ahli

1.       Wundt
Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.

2.       Branca
Menurut Branca (1964) psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataannya: “When the interest of men turns the action of human being and when the interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges.” (Branca, 1964:2).
Dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia, kira-kira sebagai berikut: “Ketika rasa berkepentingan seseorang menghasilkan tindakan dan ketika kepentingan tersebut berbentuk observasi yang akurat, deskripsi yang tepat dan percobaan pembelajaran perilaku manusia, maka di situlah ilmu psikologi muncul.”

3.       Plotnik
Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental. (Psychology is the systematic, sciencetific study of behaviours and mental processes.”) (Plotnik:2005:4).

4.
       Dakir
Pengertian psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

5.       Muhibbin Syah

Pengertian psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.



Biografi Ahli Psikologi


1.       Wilhelm Wundt

Hasil gambar untuk wilhelm wundt
Wilhelm Wundt, Bapak Psikologi Eksperimental.
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau, Jerman pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi modern pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuan yang banyak melakukan peelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

A. Penelitian Wundt

Wundt pernah membuat karya tulis yang menjadi salah satu yang paling penting dalam sejarah psikologi, "Principles of Physiological Psychology" di tahun 1874. Karya tersebut menggunakan sistem dalam psikologi yang berupaya menyelidiki pengalaman langsung dari kesadaran, termasuk perasaan, emosi, gagasan, terutama dijelajahi melalui introspeksi.
Wundt berupaya memahami pikiran manusia dengan mengidentifikasi elemen pembentuk kesadaran manusia, seperti halnya zat kimia yang bisa dibagi menjadi berbagai elemen. Dalam hal ini, Wundt menganggap psikologi sebagai ilmu, seperti halya fisika dan kimia, dengan melihat bahwa kesadaran adalah kumpulan dari berbagai bagian yang bisa diidentifikasi.
Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind (pikiran) mencakup proses-proses ketidaksadaran/unconciousness sebagai karakteristik dari soul (jiwa). Metode eksperimen adalah jalan yang digunakan untuk membawa penelitian tentang pikiran dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar.
Dalam perkembangannya, menurut Wundt, metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen jiwa yang mendasar (misalnya persepsi, emosi dll). Namun, di atas fenomena-fenomena mendasar ini, masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang menyatukan fenomena dasar tersebut. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu: bahasa, mitos, custom, budaya.
Pada tahap ini, Wundt membatasi fungsi jiwa hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari study of the mind.
Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie. Dalam karyanya yang berjudul Principles of Physiological Psychology, Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.
Kemudian hasil eksperimen Wundt tentang ingatan akan simple ideas, menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind). Faktanya, ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, dan karakteristik dari kesadaran manusia bersifat selektif.
Konsep penting yang muncul adalah apperception yaitu suatu bentuk operasi mental yang memadukan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement.
Studi Wundt tentang emosi dan perasaan menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi:
a. Pleasan vs unpleasant. (kenyamanan vs ketidaknyamanan)
b. High vs low arousal. (tinggi vs rendahnya gairah)
c. Concetrated vs relaxed attention. (perhatian yang terkonsentrasi vs santai)
Walau secara luas dianggap sebagai seorang yang penting dalam kelahiran dan perkembangan psikologi, sumbangannya terhadap psikologi kontemporer banyak diperdebatkan oleh para ahli sekarang.

B. Pembuatan Laboratorium

Pada tahun 1875, Wundt pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879, ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat dan Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879, memang orang sudah mengenal psikologi, namun belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjan-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilm faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedung tersebut hancur dalam Perang Dunia 2.

C. Kegiatan Selanjutnya

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang Dipengaruhi Kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychology" (Dasar fisiologis dari Gejala-Gejala Psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".


      2. Slamet Iman Santoso

 Hasil gambar untuk slamet iman santoso     Hasil gambar untuk slamet iman santoso    

Slamet Iman Santoso lahir di Wonosobo, 7 September 1907 dan wafat pada usia 97 tahun pada tanggal 9 November 2004, meninggalkan 7 anak, 13 cucu dan delapan buyut. Isterinya, Suprapti Sutejo, sudah terlebih dahulu meninggal pada November 1983.
Slamet Iman Santoso adalah perintis studi psikologi di Indonesia dan digelari sebagai Bapak Psikologi Indonesia.
Beliau adalah Profesor emeritus (sudah berhenti dari dinas aktif) Fakultas Psikologi UI. Beliaulah yang merintis dan mendirikan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Namun, bukan hanya mendirikan fakultas psikologi di UI, beliau juga ikut mendirikan beberapa universitas lainnya yaitu Universitas Andalas, Universitas Sriwijaya, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanuddin.

A.      Masa kecil

Pemberian namanya, Slamet Iman santoso, terkait dengan proses kelahirannya. Dia dilahirkan dalam keadaan terbungkus ari-ari. Ketika itu, semua penduduk desa heran dan membicarakannya. Dia dianggap sebagai bayi ajaib. Dipercaya bayi yang lahir terbungkus ari-ari itu kelak akan mempunyai kelebihan. Sangat jarang kelahiran bayi terbungkus.
Saat bayi terbungkus itu lahir, orang-orang yang melihatnya heran dan bertanya: “Mana bayinya, mana bayinya?” Untunglah tidak semua penduduk desa panic terheran-heran. Seorang tetangga, Nyonya Tambi, isteri seorang petani Indo, membantu membukakan bungkus ari-ari yang membungkusnya. Bayi itupun menangis dan lahir dengan selamat. Maka kata selamat (menjadi Slamet) dijadikan nama jabang bayi yang baru lahir itu. Dia memang terlahir dari keluarga berpendidikan pada zamannya.
Ayahnya seorang Asisten Wedana Banjaran. Di bawah pengasuhan ayahnya, Bapak Slamet menikmati masa kecilnya dengan penanaman nilai-nilai keramahan, saling tolong-menolong dan gotong-royong.
Bapak Slamet mengecap pendidikan pada jaman kolonial Belanda di Magelang, mulai dari Europeesche Lagere School (ELS), Hollandsch Inlandsche School (HIS (1912-1920) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO (1920-1923). Kemudian melanjut ke MAS-B, Yogyakarta (1923-1926); Indische Arts, Stovia (1926-1932); dan Geneeskunde School of Arts, Batavia Sentrum (1932-1934).
Beliau terkesan sangat mengagungkan pendidikan masa kolonial Belanda itu. Walaupun dia menyadari kondisi pendidikan ketika itu sangat berbeda disbanding setelah Indonesia merdeka. Beliau mengenang, pada zamannya bersekolah dulu, sangat diasakan betapa guru sangat begitu memperhatikan murid dan bersatu dengan orang tua murid. Hal yang sudah jarang terjadi saat ini.
Masuknya Jepang, menurutnya, memberi andil atas awut-awutannya pendidikan di negeri ini. Terasa sekali suasana pendidikan zaman Belanda yang terkesan akrabnya hubungan orang tua-murid-guru, tiba-tiba hilang lenyap, diganti dengan jaman pendidikan Jepang yang mulai awut-awutan. Ironisnya, kondisi ini terus berlangsung sampai sekarang. Dia memberi beberapa bukti. Di antaranya, sekarang ada guru yang mengasih tahu bahan ujian yang akan diuji kepada murid.

B.      Slamet, Psikologi dan Pendidikan

Motivasi mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa Gloegoer, Medan (1937-1938), ini merintis dan mendirikan fakultas psikologi, karena sebagai psikiater menemukan banyak masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh psikiater.
Dalam bidang profesi kedokteran, dia menerima penghargaan Wahidin Sodiro Hoesodo dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tahun 1989. Sebagai seorang ahli psikologi,tahun 1961, dia memimpin sekitar lima puluh mahasiswa Fakultas Psikologi UI, mengunjungi penduduk yang terkena gusuran pembuatan Istana Olahraga Senayan dan dipindahkan ke daerah Tebet dan Penjaringan. Mereka berdialog dengan penduduk tergusur itu. Kunjungan ini, menjadi awal pogram mahasiswa turun ke lapangan (masyarakat).
Bidang studi psikologi pun makin menarik perhatian banyak orang. Masa-masa psikologi mengalami kesulitan (saat psikologi hanyalah sebuah jurusan dalam lingkungan FKUI), seperti sudah terlupakan. Saat itu, kata Slamet dalam pidato ketika menerima penghargaan bintang jasa Mahaputra Utama III (1973), dia merasa ibarat seorang yang sedang berdiri seorang diri di tepi pasir yang gersang tanpa pedoman untuk melintasinya, sambil mengajak saudara-saudara mengembangkan disiplin ilmu yang baru ini.
Conny Semiawan, mantan rektor IKIP Jakarta yang juga murid dan sempat menjadi asisten Slamet Iman dalam menguji mahasiswa, mengenang Slamet sebagai orang yang sangat tertib, teliti dan juga memiliki wawasan yang sangat luas, selalu berfikir filosofis meskipun bukan ahli filsafat. Dalam menguji mahasiswa, Slamet selalu menegaskan jangan menanyakan apa yang kamu ketahui, tetapi usahakan untuk bertanya apa yang dipahami mahasiswa. Dengan demikian dialog akan terjadi dan mahasiswa dapat mengaktualisasikan dirinya.Menurut Conny Semiawan, Slamet adalah tokoh pendidikan yang berani.
Dia adalah orang pertama mengusulkan perlunya satu standar bagi semua jenjang pendidikan di Indonesia. Usul yang dia lontarkan sepanjang tahun 1979-1981 ini membuat heboh dunia pendidikan. Dia juga orang yang mengkritik keras minimnya gaji guru yang dia sebut dapat merusak dunia pendidikan. Dia membandingkan gaji guru jaman Belanda yang dua kali lipat daripada gaji dokter. Sehingga guru tak perlu mencari tambahan dan dunia pendidikan tidak dicampurbaurkan dengan bisnis. Dia juga mempunyai andil besar dalam merintis program penerimaan mahasiswa melalui UMPTN.
Ketika itu (1979-1980), Slamet menjadi Ketua Komisi Pembaruan Pendidikan Nasional (KPPN, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Saat itu terjadi booming lulusan SMA yang ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri. Sebagai contoh, UI yang kapasitasnya sekitar 800 mahasiswa tapi jumlah pendaftar 4000 orang. Maka melalui komite yang diketuainya dibentuklah satu sistempenerimaan calon mahasiswa yang sejak 1979 sudah berlangsung dengan nama yang sekian kali berubah mulai dari Skalu, Proyek Perintis, Sipenmaru (Sistim Penerimaan Mahasiswa Baru) dan UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pria yang dikenal terus terang dan sempat menjadi Penjabat Rektor UI, ini meskipun sudah mengakhiri jabatan sebagai Ketua Komisi Pembaruan Sistem Pendidikan, 1980, ia masih sempat mengurusi penerimaan calon mahasiswa pada tahun 1981.
Sudah sangat banyak tokoh pendidikan bekas murid Guru Besar Fakultas Kedokteran dan Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (1950-1953) serta mantan Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini. Di antaranya, Conny Semiawan, Fuad Hassan, Sujudi, Wardiman Djojonegoro, Mahar Mardjono dan Saparinah Sadli. Para mantan mahasiswanya ini sangat menghormati dan mengagumi gurunya ini. Mereka mengenangnya sebagai guru yang sangat akrab dan suka menularkan pengalaman.
Salah satu ucapannya dalam acara peringatan 100 tahun Albert Einstein di ruang Rektorat UI, 1979: ”Ciri orang pandai, hal yang ruwet bisa disederhanakan, sebaliknya orang bodoh akan meruwetkan soal sederhana.” Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Agung (1968-1973), ini juga penulis terkemuka. Dia sering menulis kolom di berbagai media dan juga menulis buku.
Di antara bukunya yang terkenal adalah Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Sinar Hudaya, Jakarta (1977); The Social Background For Psychotheraphy in Indonesia; Psychiatry dan Masyarakat; Kesejahteraan Jiwa; School Health in the Community; Sekolah Sebagai Sumber Penyakit atau Sumber Kesehatan; Dasar Stadium Generale, Pendidikan Universitas Atas Dasar Teknik dan Keilmuwan, Dasar-dasar Pokok Pendidikan; dan Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa yang diterbitkan oleh CV Haji Masagung, Jakarta, 1987.

C.      Keunikan Pribadi

Bapak Slamet adalah seorang yang unik.
Dia berulangkali, mengisahkan berbagai pengalaman masa kecilnya yang yang amat berkesan baginya kepada orang-orang.
Masa kecil dan remaja Bapak Slamet sangat bahagia. Ia ikut kakeknya di Magelang, Jawa Tengah. Ia terkenal nakal. Saking nakalnya, dia dijuluki teman-temannya ‘setan alas’. ”Saya senang main ketapel, berburu anjing dan burung,” katanya, sebagaimana dikutip dalam buku Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986. Bahkan mengaku sekali-kali mengganggu orang.
Salah satu pengalaman beliau yang sering ia ceritakan pada orang lain adalah ketika di suatu saat dia dan anak lain sedang sibuk mencari ucen-ucen, buah tanaman liar yang sangat manis dan biru warnanya. Eh, tiba-tiba Slamet terpeleset, hampir masuk selokan irigasi.
Namun dia beruntung, karena anjing Pak Lurah melompat antara Slamet dan tebing selokan tadi, sehingga dia tertolong. Dia dan kawan-kawanya menceriterakan peristiwa itu kepada Ayah-Ibu Slamet. Sang Ayah dengan spontan mengharuskannya memberi makan si Macan (nama anjing tadi Pak Lurah) itu.
Setelah dewasa, Bapak Slamet Iman Santoso dikenal sebagai tokoh yang jahil dan sering dinilai aneh. Beliau sendiri mengibaratkan dirinya Abunawas. Menurutnya, Abunawas itu tokoh penuh akal. Jiwa Abunawas itu pun banyak menyemangati hidupnya. Dalam buku, Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, diceritakan sekali waktu dia melihat mobil seorang pejabat UI diparkir salah dengan posisi miring di halaman kampus UI. Ia mengambil kertas dan menulisnya dengan spidol: “Barangsiapa yang parkir mobil miring, otaknya juga miring”.
Ketika Bung Karno menanyakan pendapatnya mengenai semboyan “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit”, Slamet dengan tenang menjawab “Nggak, malah saya gantungkan di cantelan baju. Kalau usang kan bisa diganti.”Suatu ketika, dia menyatakan terheran-heran karena ada orang yang dipinjami buku, mengembalikan buku itu dengan utuh. “Baru sekarang saya temukan orang yang saya pinjami buku mengembalikannya dengan utuh,” katanya.
Dia bilang, hanya orang bodoh yang meminjamkan buku kepada orang lain, dan orang yang mengembalikan buku pinjaman pun adalah orang gila.Hidupnya yang selalu ceria diwarnai canda memberi andil besar atas usianya yang lanjut (97 tahun). Padahal dia tak senang olah raga, termasuk olah raga pagi. Becanda, dia bilang: ”Pagi-pagi itu ‘kan hawanya segar. Kok dipakai buat berkeringat, lebih baik dipakai untuk tidur.”
Unik bukan beliau ini?

D.      Setelah Berbagai Macam Hal yang Beliau Lakukan

Sebagai dokter ahli penyakit saraf dan jiwa, dia memasang iklan menutup praktek untuk selamanya, 1 Januari 1979. Dia menyadari dirinya sudah tua. Dia pun mengaku sudah capek.

Pria yang senang berpakaian putih-putih ini dikenal jujur, jernih, tegas dan konsisten. Prinsip hidupnya tak pernah berubah sampai akhir hayatnya. Penerima Bintang Mahaputra Utama III (1973) ini, menurut puteranya Dr Oerip Setiono, meninggal setelah tiga tahun terakhir terbaring di rumah kediamannya, Jl Cimandiri 26, Jakarta Pusat. Jenazahnya dimakamkan di TPU Menteng Pulo setelah sebelumnya disemayamkan di aula FKUI Salemba, Jakarta.



Sumber:

1. Basuki, A.M Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma

2. 
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
^Rujukan :
-Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
-Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 

3. 
https://anggarahetri.wordpress.com/profil-2/biografi-wilhelm-wundt/

4. 
http://www.psychologymania.net/2010/03/wilhelm-wundt-bapak-penemu-psikologi.html

5. http://belajarpsikologi.com/slamet-iman-santoso-1907-2001-bapak-psikologi-indonesia/