Senin, 05 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar

Hai, sekarang saya mau post tentang tugas kuliah lagi. Kali ini tugas IBD.


Apa itu Ilmu Budaya Dasar (IBD) ?

Ilmu budaya dasar adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Atau bisa disingkat bahwa Ilmu Budaya Dasar adalah pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dengan budaya.
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah matakuliah Dasar Umum (MKDU), sebagai matakuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan matakuliah lain di Perguruan Tinggi. Dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, manusia menempati posisi utama dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subjek akan tetapi sebagai objek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema utama dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
1.  Manusia dengan cinta kasih
2. Manusia dan keindahan
3. Manusia dan penderitaan
4. Manusia dan keadilan
5. Manusia dan pandangan hidup
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan

Tema-tema IBD merupakan tema-tema permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorsium Antar Bidang yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.
                Dari kebudayaan dasar, akan dapat diketahui kemapanan emosi dan sosial seorang manusia. Dan ini akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan hidupnya sehari-hari dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia lain, pengaruh lain yang ditimbulkan secara individu adalah ketrampilan yang diperoleh dari interaksi yang terjadi terus-menerus tersebut, sehingga bisa melekat pada diri individu itu selama-lamanya.


                Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Psikologi
Menurut Wikipedia Ensiklopedi Indonesia, psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Apa hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Psikologi?
Menurut saya, hubungan antara mereka adalah objek kajian yang sama, yaitu manusia, meskipun kajian mereka berbeda fokusnya.
Budaya adalah suatu ilmu yang lahir dari pemikiran, kesadaran, perilaku serta interaksi antar manusia. Unsur-unsur pembentuk budaya tersebut merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
Perbedaannya, jika tujuan IBD adalah melakukan pembentukan pemikiran, khususnya yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas; maka tujuan psikologi adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan mengetahui masalahnya (menjelaskan dan mendeskripsikan permasalahan), memprediksi langkah-langkah yang harus diambil guna mengatasi masalah, serta mengontrol agar masalah yang sama tidak terulang kembali atau tidak timbul masalah-masalah yang baru.

Contoh Fenomena yang Ada di Masyarakat

Fenomena Selfie
               
                Selfie adalah fenomena yang masih tergolong baru di masyarakat, khususnya Indonesia dan masih menjadi tren hingga saat ini.
               Definisi Selfie yaitu a photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website atau dengan kata lain yaitu memotret diri sendiri atau lebih yang diambil melalui kamera handphone dan kemudian di upload ke media sosial.
                Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie, dilakukan pertama kalo oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839. Kemudian, ketika era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun 70an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah. 
                Fenomena Selfie tambah semarak dengan adanya Tongsis atau Tongkat Narsis. Tongkat narsis belakangan kian marak dipakai oleh pecinta foto yang memakai piranti berupa monopod yang digabungkan dengan tripod mobile. Dengan alat ini kita dapat foto-foto tanpa khawatir dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita hanya mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu dekat kita dapat memanjangkan pegangannya. Hal ini sangat mempermudah untuk melakukan selfie.

                Selfie dan Hubungannya dengan Sisi Psikologis
                "Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media, seperti dikutip oleh Guardian.
Hardey juga mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat 'bernilai' lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus tentang foto tersebut.
Walaupun tidak hanya Hardey yang mengatakan bahwa selfie merupakan bentuk dari ingin diakui atau dapat disebut sebagai tanda kurang percaya terhadap diri sendiri karena banyak peneliti lain yang juga mengatakan hal serupa, namun tidak sedikit orang yang membantah bahwa selfie dilakukan hanya sekadar ingin tenar dan tidak percaya diri.
Menurut salah seorang wanita bernama Rebecca Brown (23) mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya karena untuk mengeksplorasi diri sendiri dan melihat tubuhnya sendiri bukan dengan maksud ingin narsis atau sejenisnya.
Selfie memang sering pula disebut sebagai sifat narsis pada diri seseorang. Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan.
Menurut seorang psikolog anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli, ketika gejala (selfie) tersebut terjadi dalam takaran yang sangat berlebihan, maka disebut dengan narcissistic personality disorder atau gangguan narsisme, yang tergolong gangguan kejiwaan. Namun, bukan pula berarti orang yang tak pernah melakukan foto selfie tak punya masalah dengan kejiwaan.
“Seseorang yang tidak memiliki keinginan narsis sama sekali berarti ada yang salah apda dirinya, sebab dia tidak memiliki penghayatan positif terhadap dirinya,” ucap psikolog penulis buku Ugly Duckling, Beautiful Swan tersebut.
Vera berpesan, sebaiknya berada dalam tahap yang wajar dalam melakukan selfie.

Terlepas dari pendapat para ahli atau orang-orang yang sering melakukan selfie, bagaimana pendapat kalian dari fenomena selfie ini? Apakah selfie termasuk narsis dan kurang percaya diri ataukah hanya untuk eksplorasi diri? Saya sendiri adalah pelaku selfie, namun saya melakukan selfie hanya untuk bersenang-senang atau sebagai hiburan semata jika sedang tidak ada kerjaan wkwkwk



 Sumber:
·         http://karinadyaharum.blogspot.co.id/2015/04/mengenal-tentang-ilmu-budaya-dasar.html
·         https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/modul-ilmu-budaya-dasar/
·         http://ghofar55.mywapblog.com/fenomena-selfie-dan-tongsis-di-indonesia
·         http://www.merdeka.com/teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html

·         http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150107102459-255-22893/doyan-foto-selfie-pertanda-gangguan-jiwa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D

Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk

Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)