Hai, sekarang saya mau post tentang tugas
kuliah lagi. Kali ini tugas IBD.
Apa itu Ilmu Budaya Dasar (IBD) ?
Ilmu budaya dasar adalah keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Atau bisa disingkat bahwa Ilmu Budaya Dasar adalah pengertian
umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia
dengan budaya.
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu
komponen dari sejumlah matakuliah Dasar Umum (MKDU), sebagai matakuliah wajib
yang menjadi kesatuan dengan matakuliah lain di Perguruan Tinggi. Dalam mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar, manusia menempati posisi utama dalam pengkajian.
Manusia tidak sebagai subjek akan tetapi sebagai objek pengkajian. Bagaimana
hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula hubungan
manusia dengan Tuhan menjadi tema utama dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok
bahasan yang akan dikembangkan adalah :
1. Manusia dengan cinta kasih
2. Manusia dan
keindahan
3. Manusia dan
penderitaan
4. Manusia dan keadilan
5. Manusia dan pandangan
hidup
6. Manusia dan tanggung
jawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan
Dari kebudayaan dasar, akan dapat
diketahui kemapanan emosi dan sosial seorang manusia. Dan ini akan berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan hidupnya
sehari-hari dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia lain, pengaruh lain
yang ditimbulkan secara individu adalah ketrampilan yang diperoleh dari
interaksi yang terjadi terus-menerus tersebut, sehingga bisa melekat pada diri
individu itu selama-lamanya.
Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan
Psikologi
Menurut Wikipedia Ensiklopedi Indonesia,
psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang
mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Apa hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan
Psikologi?
Menurut saya, hubungan antara mereka
adalah objek kajian yang sama, yaitu manusia, meskipun kajian mereka berbeda
fokusnya.
Budaya adalah suatu ilmu yang lahir dari
pemikiran, kesadaran, perilaku serta interaksi antar manusia. Unsur-unsur
pembentuk budaya tersebut merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
Perbedaannya, jika tujuan IBD adalah
melakukan pembentukan pemikiran, khususnya yang berkenaan dengan kebudayaan dan
kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan
lingkungan budaya dapat diperluas; maka tujuan psikologi adalah untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan mengetahui masalahnya
(menjelaskan dan mendeskripsikan permasalahan), memprediksi langkah-langkah
yang harus diambil guna mengatasi masalah, serta mengontrol agar masalah yang
sama tidak terulang kembali atau tidak timbul masalah-masalah yang baru.
Contoh Fenomena yang Ada di Masyarakat
Fenomena Selfie
Selfie adalah fenomena yang masih tergolong baru di masyarakat,
khususnya Indonesia dan masih menjadi tren hingga saat ini.
Definisi
Selfie yaitu a photograph that
one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and
uploaded to a social media website atau
dengan kata lain yaitu memotret diri sendiri atau lebih yang diambil melalui
kamera handphone dan kemudian di upload ke media sosial.
Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau
dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie, dilakukan pertama
kalo oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839. Kemudian, ketika
era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun 70an, seorang
bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal tersebut tercatat
sebagai selfie kedua dalam sejarah.
Fenomena Selfie tambah semarak dengan
adanya Tongsis atau Tongkat Narsis. Tongkat narsis belakangan kian marak
dipakai oleh pecinta foto yang memakai piranti berupa monopod yang digabungkan
dengan tripod mobile. Dengan alat ini kita dapat foto-foto tanpa khawatir
dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita hanya
mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu
dekat kita dapat memanjangkan pegangannya. Hal ini sangat mempermudah untuk
melakukan selfie.
Selfie dan Hubungannya dengan Sisi
Psikologis
"Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui
oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke
jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, seorang
pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media, seperti
dikutip oleh Guardian.
Hardey juga mengatakan
bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan
ingin terlihat 'bernilai' lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus
tentang foto tersebut.
Walaupun tidak hanya
Hardey yang mengatakan bahwa selfie merupakan bentuk dari ingin diakui atau
dapat disebut sebagai tanda kurang percaya terhadap diri sendiri karena banyak
peneliti lain yang juga mengatakan hal serupa, namun tidak sedikit orang yang
membantah bahwa selfie dilakukan hanya sekadar ingin tenar dan tidak percaya
diri.
Menurut salah seorang
wanita bernama Rebecca Brown (23) mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya
karena untuk mengeksplorasi diri sendiri dan melihat tubuhnya sendiri bukan
dengan maksud ingin narsis atau sejenisnya.
Selfie memang sering pula
disebut sebagai sifat narsis pada diri seseorang. Narsisme adalah perasaan
cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan.
Menurut seorang psikolog
anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli, ketika gejala (selfie) tersebut
terjadi dalam takaran yang sangat berlebihan, maka disebut dengan narcissistic personality disorder atau gangguan narsisme, yang tergolong
gangguan kejiwaan. Namun, bukan pula berarti orang yang tak pernah melakukan
foto selfie tak punya masalah dengan kejiwaan.
“Seseorang yang tidak
memiliki keinginan narsis sama sekali berarti ada yang salah apda dirinya,
sebab dia tidak memiliki penghayatan positif terhadap dirinya,” ucap psikolog
penulis buku Ugly Duckling, Beautiful Swan tersebut.
Vera berpesan, sebaiknya
berada dalam tahap yang wajar dalam melakukan selfie.
Terlepas dari pendapat
para ahli atau orang-orang yang sering melakukan selfie, bagaimana pendapat
kalian dari fenomena selfie ini? Apakah selfie termasuk narsis dan kurang
percaya diri ataukah hanya untuk eksplorasi diri? Saya sendiri adalah pelaku
selfie, namun saya melakukan selfie hanya untuk bersenang-senang atau sebagai
hiburan semata jika sedang tidak ada kerjaan wkwkwk
Sumber:
· http://karinadyaharum.blogspot.co.id/2015/04/mengenal-tentang-ilmu-budaya-dasar.html
· https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/modul-ilmu-budaya-dasar/
· http://ghofar55.mywapblog.com/fenomena-selfie-dan-tongsis-di-indonesia
· http://www.merdeka.com/teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html
· http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150107102459-255-22893/doyan-foto-selfie-pertanda-gangguan-jiwa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D
Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk
Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)