Rabu, 15 Mei 2019

Tes intelegensi: saya sedang 'kepo'

Kebanyakan orang yang penasaran tentang inteligensi berfokus pada skor yang didapat setelah mengerjakan tes.

Sedangkan saya mungkin penasaran karena ingin tahu seberapa berkembang/bergunanya otak saya selama hidup ini, dan seberapa besar potensinya untuk diajak "mikir", lalu di bidang apa cocoknya. 😂😅

Sebenarnya waktu zaman sekolah, sejak SD hingga SMA, saya sudah beberapa kali mengikuti tes intelegensi. Dan skornya tidak ada yang beda terlalu jauh di antara semua tesnya. Namun, karena saya sudah melalui kehidupan perkuliahan dengan cara belajar yang tentu saja berbeda dengan di sekolah (dan juga minat dan semangat belajar saya, serta tingkat kerajinan/ketekunan saya yang berubah), saya jadi penasaran "bagaimana jika saya mengikuti tes intelegensi lagi? Apakah hasilnya masih seperti zaman saya sekolah dulu atau tidak?"

Secara umum, hasil tes inteligensi diperoleh dari usia mental (mental age/MA) dibagi usia kronologis/usia sebenarnya (chronological age/CA) lalu dikalikan dengan jumlah skor soal benar yang diperoleh. Sehingga akan muncul beberapa kategori:
- Jika usia masih muda, namun bisa menyelesaikan permasalahan/problem-problem/soal-soal untuk kategori usia yang lebih tua, maka skornya akan tinggi.
- Jika usia muda dan mampu menyelesaikan permasalahan yang memang sesuai dengan usianya, maka masuk kategori normal. Kategori normal sendiri biasanya terbagi lagi menjadi 3: normal bawah, normal tengah, normal atas.
- Jika usia sudah cukup tua namun hanya bisa menyelesaikan problem-problem untuk usia yang lebih muda, maka skor hasil cenderung rendah.

Dan sebenarnya yang terpenting adalah, dalam sejarah tes intelegensi, awalnya tes-tes ini digunakan untuk mengetahui/mendeteksi orang-orang dengan skor intelegensi dibawah normal, untuk kemudian membantu memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka, walaupun mungkin tidak akan semaksimal orang-orang di kategori normal dan yang lebih tinggi. Sedangkan orang-orang yang sudah masuk kategori normal atau di atasnya, ya sudah, aman. Tinggal manfaatkan saja intelegensi mereka.

Jadi begitulah, sebenarnya nggak begitu penting skor nya berapa. Yang lebih penting adalah, berapapun skornya, apakah sudah dimanfaatkan secara optimal? 😂😅 *ngetik sendiri, kesindir sendiri wkwk

Dan skor bisa saja berubah, mungkin salah satunya jika otak "tidak digunakan". Karena proses belajar dan pengalaman akan berpengaruh pada problem solving juga kan? Lalu pada akhirnya berdampak pula pada skor intelegensi. Wkwkwk 😂😅 *duh aku takut otakku ga guna selama ini (":

Hmm... saya cukupkan saja tulisan ini sampai sini ya. Saya tutup. Terimakasih telah membaca :D

And for bonus, these are some articles about intelligence (edited: silakan copas sendiri ya, ini gatau knp linknya gabisa disambungkan) :

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/iq-bisa-berubah/

https://www.hipwee.com/feature/iq-tinggi-tak-selalu-berarti-cerdas-luar-biasa-ini-7-fakta-tentang-tes-iq-yang-harus-kamu-tahu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D

Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk

Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)