-adoralic-
Sejak awal kau muncul
Aku menyebutmu bintang
Mengapa demikian?
Entahlah, mulanya intuitif saja
Namun ternyata, ucapan adalah doa
Nama pun demikian, nama adalah doa
Begitu pulakah dengan julukan?
Kurasa demikian
Awalnya biasa, namun terasa familiar
Seperti sudah mengenalmu, namun versi yang lain
Kau awalnya pendiam di hadapanku
Aku pun demikian
Diam dan tenang, biasa saja
Tidak jauh, tapi tidak dekat
Mulanya begitu, meski diam-diam kupikir kau sesosok yang karismatik
Lalu tahu-tahu kita berubah lebih dekat, lupa sejak kapan tepatnya
Puncaknya, kita mulai bermain bersama
Di saat senggangmu, dan senggangku
Kau yang menunggu teman pulangmu, aku menunggu waktu pulang
Kita menunggu berdua, bicara banyak
Tiba-tiba kau mengatakan sesuatu di tengah obrolan
Dengan gaya khasmu saat bercanda
Namun ucapanmu saat itu malah buat aku yakin
Jangan-jangan kaulah yang kucari selama ini
"Sebelum aku lahir, aku sudah bertemu kamu"
Ujarmu kala itu
"Hari ini aku bertemu kamu"
"Nanti juga bertemu kamu, kita akan bertemu terus"
Ya, kita akan bertemu terus
Aku dan kamu
Kalimat yang aku harap muncul dari seseorang yang kunanti selama ini
Nyatanya itu muncul darimu
Sejak itu, perasaanku mulai berubah
Yang awalnya hanya merasa familiar dan anggap kau karismatik
Berubah menjadi sangat tertarik, bahkan mulai suka
Adakah aku bisa terkoneksi dengan anak kecil?
Kemudian, beberapa hari setelahnya, kutemukan jawabnya
Mengapa kau dewasa meski berada dalam tubuh yang mungil
Mengapa kau karismatik padahal masih belia
Dan mengapa aku bisa "melihat"mu yang seperti itu
Ternyata oh ternyata, kamu pun bukan orang biasa seperti aku
Lucunya hidup ini
Pada akhirnya, apapun yang sefrekuensi akan saling menarik
Hingga di titik tertentu bertemu
Seperti aku dan kamu, yang telah bertemu (lagi)
Dan mungkin suatu saat perasaanku padamu?
Entahlah... perasaan ini sulit, aku malah menyukaimu
Tapi sekaligus menyenangkan, membuatku sedikit lebih hidup
Dan julukan bintang itu...
Kini kau adalah bintang, bintang kecilku
Bintang kecilku yang berkelip di gelap malamku
Sedikit memberikan cahaya dalam gelap hidupku
Cahaya yang mandiri, berasal dari dirimu sendiri
Cahaya yang asli, bukan cahaya semu
Dengan atau tanpa aku, kamu akan tetap bersinar
Dan dengan atau tanpa kamu, mungkin aku juga harus siap
Hingga kini, ajaib
Aku tak paham hubungan kita bagaimana
Dan akan ke mana arahnya
Apakah kau juga demikian?
Yang kutahu, aku ingin...
Ingin menyayangimu, ingin bersama kamu, ingin tersenyum bersamamu
Ingin menangis bersamamu tapi tanpa membuatmu menangis
Aku ingin lihat kamu bahagia, dan di dalam momenmu ada aku
Misalkan kamu menangis, aku ingin bisa menenangkan kamu
Misal kamu sakit, ingin melihatmu dan merawatmu
Misal... misal... ya, misal
Tapi, apakah itu mungkin?
Yang bisa kulakukan saat ini adalah sebatas...
Menjadi bestiemu
Bukan karena aku takut perasaanku ditolak kamu
Namun aku benci realita, dan tak ingin kamu terluka gara-gara itu
Kalau dirimu sendiri... berpikir apa tentang daku?
Hingga mengirimiku lambang hati merah, kemudian kabur
Entah kau paham artinya itu atau tidak, tapi aku yakin kau sayang aku
Sama seperti aku yang sayang kamu
*8 Agustus 2022
Dear Tuan Midnight Poem kelima, kau masih belia ya. Tapi di dalammu kakek-kakek 88 tahun nggak sih? Hahaha :p
Aku sayang kamu, terima kasih sudah hadir ke kehidupanku yang chaos ini, dan menjadi bintang kecilku yang berkerlip indah, memberikan sedikit cahaya cantik di dalam hidupku. ♡
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D
Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk
Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)