Tulisan ini kutuliskan untuk teman baikku, sekaligus (mantan) Calon Tuan Midnight Poem keempat. :)
*****
Setelah seharian kemarin menerka-nerka "bakal ada yang pergi", akhirnya pagi-pagi saya dapat DM dari seseorang yang…
Saya bingung mendefinisikan hubungan kami. Lebih tepatnya, saya selalu berusaha less expectation ke orang lain.
Orang lain itu cuma datang sementara kalau lagi sama-sama ada perlu aja, sebaik apapun hubungan kita, nanti juga mereka pergi, jangan berekspektasi apalagi sampai berlebihan menganggap orang lain spesial. Kecuali sudah ada suatu peristiwa yang "membuktikan".
Sampai tanpa sadar, pemikiran tersebut kadang malah membuat saya memperlakukan orang yang sebenarnya saya anggap penting seolah-olah dia/mereka tidak penting.
Saya sudah mulai muak terluka, malas mengobatinya, karena makan waktu tak sebentar.
Jadi anggap saya tak suka ditinggal, tapi tanpa sadar malah saya yang bisa meninggalkan duluan agar tak ditinggalkan. Sebelum saya terlanjur tak sanggup meninggalkan.
Hahaha…
Jadi, saya dengan teman saya ini pun begitu. Saya less expectation ke dia. Hubungan kami selama ini baik, baik kok. Malahan keren, kami nyambung. Bahkan meski hanya berinteraksi melalui kolom komentar, tanpa pernah DM samasekali, tapi saya merasa nyambung dengan dia.
There is something between us. There is soul connection, I knew it, and maybe he realized the same.
Tapi… nggak sih, maksudnya dia sadar, tapi kukira dia tak sepeka saya hahaha. Cuma memang selama ini dia selalu merespon saya dengan baik, dan dia memang orang yang peka juga. Saking baiknya, sampai kami dengan ajaibnya bisa jadi kakak-adek di kolom komentar 😂 ya soalnya memang cukup seru tiap kali kami komen-komenan.
Namun awalnya saya anggap dia merespon itu hanya bagian dari keramahan saja. Sudah kubilang, saya less expectation. Saya memang menganggapnya teman, tapi siapa tahu dia cuma anggap saya hanya salah satu dari sekian banyak komentator yang kebetulan pernah ia komeni atau pun pernah ia balas kan? Soalnya dia memang ramah ke siapa saja.
Jadi saya anggap, disini yang "berharap" cuma saya. Saya belum tentu "dianggap" olehnya.
Suatu hari, harapan saya akan pertemanan kami mulai bertambah. Namun harapan itu langsung saya tepis. Godaan untuk berusaha makin akrab muncul, tapi ujungnya saya malah makin menahan diri dan mulai jaga jarak.
Kalau memang dia mau berteman denganku juga, tak perlu aku yang mendekat, dia juga akan melakukan yang sama. Setidaknya yaa… kami biasa saja gitu, tak perlu ada yang mendekati, saling komen saja misal kebetulan sedang "bertemu".
Lalu, entah perasaan saya, dan saya juga tak tahu ini perasaan settingan saya sendiri agar "kebal", atau memang firasat saya, dia pun seolah mulai menjauhi saya.
Ok, tak masalah. Memang kami kan cuma kebetulan waktu itu saling beramah tamah. Memang ada "soul connection", tapi… kehidupan di dunia ini pun terdiri dari beberapa opsi terbatas yang tersedia untuk dipilih. Nah, untuk saya dengan dia, kan bisa memilih, koneksinya mau diabaikan saja atau ditanggapi. Hahaha…
Anggap kami mengabaikannya, atau saya yang mengabaikannya dan dia sendiri tidak tahu soal ini. Jadinya… kami merenggang (?) atau yaa… tak kunjung "bertemu" lagi.
Hingga tadi pagi, saya dapat DM…
Menurut saya pribadi itu… bittersweet sih.
Dia… "pamitan" pada saya.
Dan ketika saya coba tanya teman saya yang kenal dengan dia juga, teman saya tidak mendapat DM seperti saya.
Saya tidak tahu siapa lagi yang dia pamiti selain saya, apakah ada juga atau malah tidak ada. Namun, saya termasuk salah seorang yang di DM.
Dan seperti saya bilang sebelumnya, menurut saya itu bittersweet.
Bukan bittersweet yang ini sih, kalau ini sih American Bittersweet Vine hahaha…
Bittersweet… karena…
Di satu sisi saya jadi sadar bahwa ternyata selama ini saya juga dianggap temannya, dan cukup dihargai sampai dia pamitan di DM segala. Padahal bahkan sebelumnya kami nggak pernah merambah ke DM lho (selain memang nggak ada keperluan, saya juga sengaja menahan diri untuk "membuat keperluan").
Sebenarnya sangat wajar kalau dia "pergi ya pergi aja gitu, gausah pamitan". Toh kalau dilihat secara kasat mata kami tak segitu dekatnya sampai ke level perlu pamitan.
Yaiyalah… Temanannya di komentar, pamitannya malah lewat DM, malah aneh nggak sih? HAHAHA…
Tapi, entah dia memang baik dan sopan, atau memang betul saya dianggap cukup penting untuk dipamiti, dia sempat pamit dulu pada saya. Saya merasa dihargai sih, terharu. :")
Itu sisi sweet nya. Saya jadi tersadar kalau kami memang sama-sama saling menganggap penting satu sama lain. Bukan cuma saya yang menganggap dia. Malahan mungkin dia lebih menghargai saya lebih dari yang saya kira. Rupanya "yang kemarinan" itu bukan cuma keramahan dan sopan santun belaka, memang cukup ada maknanya buat kami masing-masing.
Sisi bitter nya… saya lagi-lagi ditinggal oleh teman yang saya senangi. Hahaha… :") dan saya justru malah jadi merasa "kehilangan" karena di DM olehnya T_T mendingan gausah DM samasekali, saya malah bakal biasa aja, palingan cuma bertanya-tanya: "Dia ini kemana ya, udah lama nggak muncul deh, kangen tulisannya."
Di DM (mana pesannya berasa deep friendship banget) begitu malah bikin saya jadi sedih. Bukan sedih karena nggak merelakan dia pergi—padahal demi kebaikan dia, tapi lebih ke… apa ya?
Ya bittersweet itu. Ketika saya merasa sedang jaga jarak dari dia dan berusaha nggak menganggap dia, dianya malah pamitan, hingga saya jadi merasa senang karena dianggap sekaligus sedih karena ditinggal. Haduuu… :"
Begitulah pokoknya, karena perasaan saya campur aduk tiga hal sekaligus, akibatnya saya menangis sepagian ini. Nggak kuat. :"
Huhuhu… my dongsaeng. Semoga kita masih ada jatah takdir berjumpa lagi ya, kawan. Aamiin. Dan semoga seperti harapmu, radarku masih "peka" seperti sekarang supaya masih bisa mengenalimu misal kita berjumpa lagi. :) hehehe… Atau misal kamu yang "menemukanku" duluan, boleh lah menyapaku duluan hahaha. :D
Yah, pokoknya semoga misal kita bisa "berjumpa" lagi untuk yang kedua kalinya, macam di cerpen yang sempat kita bahas, kita bisa saling mengenali, sehingga "perjumpaan" nya nggak cuma sebatas papasan doang macam di kisah cerpen itu. Hahaha :D semoga bisa balik akrab jadi dongsaeng-nuna kayak sebelumnya :) Aamiin.
Thanks for being my nice friend, my lil bro, my dongsaeng, mantan calon papa angkat hahaha :D I think, I'll remember you for a long time. :) hihihi…
Oiyaaa… jadi ingat tulisanmu yang ini…
Maaf ya aku malah nggak "menemanimu" sampai akhir :") hahaha. Kalau tahu bakal begini, "kutemani" deh. Tapi sepertinya memang kita belum sampai levelan ini sih. Semoga suatu saat ada kesempatan untuk memperbaikinya. Aamiin. Atau minimal yaa… kita berteman lagi misal masih ada kesempatan bertemu lagi di masa depan hahaha :D
Pokoknya, aku berharap kita bisa ketemu lagi sih, walau mungkin kayak katamu, mungkin masih lamaaaa hahaha 😂
:) hehehe… Semoga dimana pun kamu berada sekarang, kamu baik-baik saja. Good luck! ^^
Sekalian memenuhi ucapanku yang pernah terlontar, namun belum terealisasi hingga kini. Nggak bisa tag kamu, bikin tulisan tentangmu aja deh. Hahaha… 😂
23/08/20
Your sister, your buddy :)
*disalin dari suatu akun pribadi saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D
Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk
Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)