Kamis, 30 April 2020

Midnight poem part 2 (29)

Mengapa
-adoralic-

Masih kubertanya, mengapa?
Mengapa keadaannya jadi begini?
Maksudku begini...
Mengapa aku harus jadi tak menyukaimu?

Aku benci keadaan ini
Keadaan yang membuatku jadi tak menyukaimu
Padahal aku ingin menyukaimu tanpa beban
Tapi jadi tak bisa lagi

Aneh, semuanya terlalu aneh bagiku
Baiklah, kemarin salahku jadi berekspektasi
Padahal harusnya tak begitu
Seperti ini saja cukup

Iya, cukup
Aku masih menyukaimu
Betul, sudah kubilang kan perasaanku padamu tak main-main
Meski mungkin bukan cinta

Aku suka kamu, aku sayang kamu
Masih begitu, dan ingin tetap seperti itu
Tapi... keadaan yang aneh itu
Memporak-porandakan semuanya

Aku bodoh ya?
Atau entahlah
Aku tak paham lagi
Yang kupaham hanya aku sayang kamu

Tak berekspektasi lagi untuk memilikimu
Tak ingin mendekatimu seperti dulu
Tapi aku hanya ingin pertemanan kita tidak rusak seluruhnya
Maafkan aku kalau semua salahku

Atau... apa salahku?
Bukannya aku yang dibuang ya?
Atau sebetulnya apa yang salah sih?
Ah, memang aneh kan?

Menurutku ini semua aneh
Bahkan aku masih tak begitu paham mengapa kita berpisah
Mungkin paham, tapi terkadang aku ingin tetap bodoh saja
Sayangnya tidak mungkin, aku sudah terlanjur tahu

Kurasa kamu juga sudah memilih pergi
Meninggalkanku setelah membekaliku kenangan yang manis
Baiklah, mungkin memang kita telah berakhir
Bahkan pertemanan kita, kecuali sebatas itu

Yang tersisa tinggal perasaanku padamu
Dan diriku yang belum bisa menerima realita sepenuhnya
Serta kebencianku pada diriku sendiri
Diriku yang jadi kubenci karena terpaksa membencimu :"

*1 Mei 2020
Dear marshmallow... hahaha. Kita ini sebenarnya kenapa sih? Bisakah kamu menjawabnya?
Aku benci keadaan ini, dimana bahkan semesta selalu melarangku memikirkanmu lagi tanpa alasan yang nyata. Tiap kali baru memikirkanmu, kode alam yang melarangku melakukan itu selalu muncul di hadapanku. Padahal alam jualah yang dulu memperkenalkanku padamu.

Senin, 20 April 2020

Bagian dari Midnight Poem: Poliamori

Tahukah engkau apakah poliamori itu?

Poliamori berasal dari kata poli= banyak dan amor= cinta.

Poliamori bisa dikatakan adalah mencintai banyak orang sekaligus. Ini yang kerapkali terjadi padaku, walau tak selalu. Makanya hatiku bisa bercabang-cabang, walau ya kadangkala bisa juga cuma suka pada satu orang saja.

Bisa juga dikatakan hubungan percintaan yang dijalani dengan lebih dari satu orang sekaligus, dimana mereka saling mencintai satu sama lain. Kebetulan saya belum pernah menjalani poliamor relationship sampai tulisan ini ditulis, tapi saya cukup tertarik dengan konsepnya.

Contoh, misalnya... ada 3 orang: A, B, dan C. Maka yang akan terjadi:
- si A mencintai si B
- si A mencintai si C
- si B mencintai si A
- si B mencintai si C
- si C mencintai si A
- si C mencintai si B

Jika dilihat, semua saling mencintai. Dan poliamori ini bisa lebih dari 3 orang, tentu, jumlah pesertanya bisa tak terbatas, tergantung kesepakatan dan perjanjian yang dibuat oleh para pasangan/grup poliamor itu, alias komitmennya.

Poliamori ini agak mirip open relationship, walau pada poliamor kedudukan semuanya setara, jadi tidak ada pasangan utama dan pasangan sampingan.

Poliamori memang hubungan yang tak lazim, khususnya di Indonesia, tentu karena di Indonesia cenderung menganut sistem monoamori, atau monogami untuk pernikahan dan... "setia itu ya satu orang untuk satu orang".

Sedangkan bagi penganut poliamori sendiri, maksudnya dalam tulisan ini saya, yang bisa saja mencintai banyak orang sekaligus, setia itu bisa saja satu orang untuk satu orang (apalagi saya pribadi menyukai konsep "The Only Special One" sehingga saya bisa loyal jika sudah berkomitmen), namun tidak selalu begitu. Setia tidak tergantung pada jumlah orangnya, melainkan pada keteguhan memegang komitmen yang disepakati bersama disertai dengan kejujuran/keterbukaan. Jika bisa setia (teguh menjaga dan mempertahankan hubungan cinta) pada banyak orang sekaligus, why not?

Poliamori bisa jadi dianggap mirip selingkuh bagi orang yang tidak memahaminya, karena terlihat sama-sama punya pasangan lebih dari satu. Padahal, saya sendiri sebagai seseorang yang poliamori, saya mengutuk praktik selingkuh, meski tak keberatan dengan poliamori.

Apa bedanya selingkuh dengan poliamori?

Bedanya, jelas pada perjanjian/komitmen, dan juga soal kejujuran/keterbukaan.

Selingkuh itu... janjinya setia satu untuk satu, tapi tahunya mendua, mentiga, dst. Itu melanggar janji setia! Sudah begitu, biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi pula, pihak yang diselingkuhi tidak tahu, pihak yang jadi selingkuhan pun mungkin tidak tahu, walau ada juga yang tahu sih. Ini ketidakjujuran. Biasanya baru diketahui semua pihak jika ketahuan. Jelas dalam perselingkuhan akan ada yang tersakiti karena dikhianati dan dibohongi.

Atau ada juga kasus, ada orang yang tetap memaksakan lanjut hubungan dengan orang lain meski sudah tahu pasangannya tidak senang dan tidak mengizinkan. Ini juga selingkuh, karena tidak ada kesepakatan.

Poliamori sesungguhnya tidak seperti dua ilustrasi di atas, dan saya sebagai seorang poliamori juga menentang hal yang termuat dalam ilustrasi. Itu melanggar kesetiaan ya!

Poliamori yang baik dan benar adalah...
- Jujur di awal jika memang seorang poliamori dan ingin menjalin hubungan dengan lebih dari satu orang
- Mengemukakan perjanjian yang disepakati bersama dengan pasangan, misalnya bahwa diri sendiri dan si pasangan boleh sama-sama mencari pasangan lain dengan cara saling terbuka semua pihak. Jadi kita dan si pasangan baru pun saling mengenal dan mengetahui apa yang terjadi.

Misal: si A dan si B pacaran. Misal si A punya pacar baru yaitu si C, maka si B dan si C harus saling tahu bahwa mereka berdua adalah pasangan si A dan diperkenalkan. Sebelumnya juga, baiknya si A minta persetujuan si B dulu, apakah mengizinkan dirinya dengan si C atau tidak (tapi soal ini tergantung kesepakatan bersama).

- Ada baiknya ketika ingin menambah pasangan baru, meminta izin pada pasangan yang lama. Dan sebelum menjadikan yang baru sebagai pasangan, beritahukan dulu soal keberadaan pasangan lama serta fakta bahwa bentuk hubungan ini ke depannya akan menjadi hubungan poliamori.

- Buat perjanjian yang jelas, dan pastikan disepakati bersama hingga tak ada yang dirugikan dan terluka.

Kira-kira seperti itu. :)

Kalau menurut saya pribadi, poliamori ini lebih cocoknya diterapkan pada hubungan pacaran jika di Indonesia, walau pada akhirnya tergantung pada masing-masing yang menjalani. Dan kebanyakan orang memang menganut monoamori sih, bahkan dalam berpacaran sekalipun, jadi mungkin lebih baik tidak usah diterapkan. Hahaha :D

Lalu... misal ada orang berpoligami, mungkin ada baiknya poligaminya dibuat mirip poliamori saja, biar tidak menyakitkan salah satu atau malah beberapa pihak. Jangan ujug2 langsung kawin lagi, eeeettt... dasar lelaki! Wkwkwk. Walau yang memang menurut aturan agama sebenarnya tidak dilarang sih, tapi... apa salahnya sih menghargai perasaan orang lain?

Oh yaa... ada lagi yang sering disalahpahami dari poliamori. Ada yang mengira, kalau orang hatinya bercabang, pasti salah satunya cuma pelampiasan. Padahal tidak lhooo... semuanya ya serius disukai, tidak ada yang jadi pelampiasan samasekali. Malahan justru orang poliamori itu tidak akan mencari pelampiasan, ya karena yang dia suka aja udah banyak, ngapain lagi nyari pelampiasan? Hahaha :p

Percaya deh, ketika kamu disukai oleh seorang poliamori, setidaknya saya, walaupun kamu satu dari (mungkin) sekian, tapi pasti kamu adalah… orang yang saya sukai sebagai dirimu sendiri apa adanya, bukannya penggantinya posisi orang lain yang pernah (dan/atau) masih ada di hati. Kamu adalah kamu yang punya tempat khusus/tersendiri di hatiku. Dan kalau saya sampai suka kamu, maka kamu yang saya sukai adalah kamu dengan segala hal menurut penilaian saya unik dan menjadi ciri khas dirimu sendiri.

Cuma ya memang, saya nggak bisa menjamin hati saya utuh buatmu, tapi kalau ada komitmen, saya bisa jamin kalau fokus saya cuma buat satu orang yang bersama dengan saya—mungkin kamu yang jadi pasangan saya.


Lagian... bukannya pelampiasan itu contohnya begini ya: maunya ngobrol dengan si A, tapi karena tidak bisa akhirnya ngobrol saja dengan si B. Maunya duduk bareng si A, tapi karena si A sudah bersama orang lain, akhirnya duduk dengan si B. Maunya jalan bareng si A, tapi karena si A nggak bisa diajak jalan, akhirnya jalan dengan si B. Tapi ketika sedang bersama si B, pikiran selalu berandai-andai "Coba gue lagi bareng si A, pasti jauh lebih seru."

Gitu kan ya pelampiasan?

Sedangkan pada poliamori, atau setidaknya saya, nggak begitu. Misal saya suka dengan si A dan si B. Kalau sedang bersama si A, ya saya fokus ke si A, menikmati momen bersama si A, bersenang-senang dengan si A. Kalau sedang dengan si B ya fokus, menikmati momen dan bersenang-senang dengan si B. Tidak akan saya menyesali, kenapa saya dengan si B, kenapa bukan dengan si A saja, pun sebaliknya. Ya, kan saya memang suka semua, tak ada yang cuma jadi pelampiasan. Jadi, mau dengan yang manapun, selama saya suka, pasti menyenangkan. :D

Kalau mau diibaratkan, walau takkan segitunya mirip, kira-kira begini. Bayangkan saja dirimu memiliki 3 sahabat yang berlainan karakter, atau memiliki 3 hewan peliharaan yang berbeda, atau memiliki 3 hobi yang berbeda, atau memiliki 3 barang kesayangan yang berbeda. Bukankah kau bisa menyukai dan memilih semuanya jika tidak ada keharusan untuk memilih hanya satu? :)

Kira-kira seperti itu. Makanya misal memang butuh/harus setia satu untuk satu, saya merasa harus ada komitmen dulu. Kalau ada komitmen, saya akan setia, bahkan loyal. Apalagi kan memang tadi sudah saya bilang, saya menyukai konsep "The Only Special One". Tapi yaaaa... gitu, maunya ada komitmen dulu. Karena ya ngapain saya repot-repot setia ke satu orang yang nggak jelas komitmennya, nanti saya sudah setia tahu-tahu ditinggal, gimana? Kan males -_- wkwkwk

Poliamori mungkin adalah salah satu konsep yang takkan mudah diterima sampai kapanpun. Tapi tak apalah, setidaknya menuliskan soal poliamori ini cukup membuatku puas.

Dan... mumpung saya jomblo (ketika menuliskan ini), saya ingin healing diri saya dulu dengan memuaskan diri menjadi seorang poliamori, hehehe...

Karena mungkin suatu saat, baru kemungkinan doang sih, saya harus setia satu untuk satu, dan tentu akan menjaga komitmen tersebut dengan sebaik-baiknya. Tapi mikirnya kapan-kapan aja ah, sekarang malassssss XD wkwkwk

*21 April 2020
Selamat Hari Kartini, dan semoga ada emansipasi juga soal poliamori hahaha XD

Sudah diedit pada tanggal 19 Juli 2020, sekaligus di publish di salah satu akun saya yang lain.

Rabu, 15 April 2020

Midnight Poem another side (7)

Bukan Kekasihku, Namun Kekasihnya
-adoralic-

Pada suatu masa, aku dan dia mulai bersapa
Setelah sebelumnya mengamati ia diam-diam
Rupanya kami cocok, dan ia mau meladeniku
Tertarik, tentu aku tertarik

Kulangkahkan kaki mendekat, untuk perlahan terjengat
Rupanya ia menakutkan, buatku yang seperti burung
Terbang bebas kesana kemari, pulang hanya pada waktunya
Sedang ia bagaikan lumpur hisap

Kujaga jarakku sedemikian rupa
Kubuat batasan setegas mungkin
Kubangun tembok setinggi mungkin
Agar tak mudah baginya menghisapku

Mulanya aku takut, dan menjadi malas
Hilang minatku akibat batasanku sendiri
Namun entah keajaiban darimana
Semua datang dengan tiba-tiba

Ya, keajaiban muncul
Setelah hampir meninggalkannya betulan
Suatu hari muncul lah kesempatan itu
Pada akhirnya malah dekat dengannya

Entah kemana batasan-batasan itu lenyap
Entah kemana puing-puing reruntuhan temboknya
Aku tak paham kemana
Sebagaimana juga tak paham hatiku mau dibawa kemana

Ini semua rupanya menyamankan
Dan aku takjub pada dirinya
Rupanya memang cocok denganku
Rasanya bagaikan saling melengkapi

Aku yang jahat, dia yang baik
Aku yang tegas, dia yang lembut
Aku yang suram, dia yang pemimpi
Aku yang mati, dia yang hidup

Dia, ya... dia
Tiba-tiba ingin rasanya kujadikan kekasihku
Kubawa ke dalam angan dan asaku
Namun rupanya, takdir tak memihak padaku

Mungkin hukuman buatku yang pernah jahat
Atau mungkin pembelajaran saja bagiku
Ia bukan kekasihku, dan takkan jadi milikku
Ia adalah kekasihnya

Ya... ia telah memiliki yang lain
Dan aku... mungkin menyesal telah menyia-nyiakannya
Atau mungkin juga tidak, karena ini memang jalannya
Memang ditakdirkan bukan kekasihku, namun kekasihnya

*15 April 2020
Dear kamu, yang halus, teguh dan baik hatinya... mengapa kau sudah bersama dengannya? :")
Ah, memang dasar nasibku, kau harus dan akan terus sendiri hahahahaha XD
Tapi bisa jadi kan kau memang datang ya hanya untuk berteman. Aku tak boleh kegirangan hanya karenamu :) wkwkwk

Selasa, 07 April 2020

Midnight Poem another side (6)

Hati yang Bercabang
-adoralic-

Sejak mengenalnya, hati ini mulai bercabang
Awalnya hanya kamu seorang, tiba-tiba bertambah seorang lagi
Semula kamu hanya sendiri saja
Namun kini tak sendiri lagi

Kini hatiku terisi oleh dua orang
Bercabang ke dua arah
Yang satu ke kamu, yang satu ke dia
Meski tak sama persis, cabangmu telah berubah menjadi dahan

Yang satu ke kanan, yang satu ke kiri
Yang satu terselubung, yang satu manis
Yang satu pemendam, yang satu pengumbar

Ahhh kalian, membuatku bingung saja
Menarik, semuanya menarik
Baik hati, semuanya baik
Dan menyukaiku?

Kala kuteringat kamu, tiba-tiba terbersit dia
Giliran teringat dia, tiba-tiba terbersit kamu
Ah, rumit, sungguh rumit
Kini aku tak bisa memilih

Pernah kupaksakan memilih dia, pada akhirnya menyakitkan
Tetap saja aku masih mengingatmu
Tapi misal ku memilih dirimu... aku akan teringat dia
Tak bisa, memang tak bisa

Aku suka kalian berdua
Aku sayang kalian berdua
Dan lebih baik aku tetap sendiri saja
Agar tak perlu memilih dan memiliki

*8 April 2020
Dear my marshmallow and my soulmate, I love youuu ♡♡♡

Bagian dari Midnight Poem Another Side: Kos-Kosan dan Kejombloan

Jadi kali ini... begini... aku akan menceritakan kisahku dengan dua orang ini. My soulmate and my marshmallow. :)

Keduanya adalah penghuni hatiku saat tulisan ini ditulis, dan... keduanya adalah tokoh utama dalam kumpulan sajak Midnight Poem ku sejauh ini. :) mereka punya kisah dan perannya masing-masing.

Yang satu Sang Kunci Perubahan.
Yang satu Sang Penyelamat.

Dua-duanya punya arti khusus buatku, dan mereka masing-masing istimewa. Aku sayang keduanya, meski mungkin porsi dan wujudnya berbeda. Namun tak apa kan?

Bukankah tiap orang di dunia ini memang tak ada yang sama persis? :)

Aku suka kalian, aku sayang kalian berdua. Meski tak sama persis.

Sempat kuanalogikan dengan bunga soka: serumpun dan setangkai. Namun... rasanya tidak tepat. Itu tidak tepat.

Dan kini, aku menemukan analogi yang baru. :)

Sebelumnya mungkin bisa sedikit kilas balik.

Yang kusayangi duluan adalah My Soulmate, Sang Kunci Perubahan. Namun karena tak ada perkembangan hubungan ke arah yang positif, akhirnya aku duluan yang meninggalkannya, bahkan saat masih sayang-sayangnya. Mengapa? Agar aku tak tersakiti terus, sekaligus bisa terus ada di sisinya dalam bentuk yang lain, sebagai temannya. Aku meninggalkannya demi sesosok lain yang juga kusayangi. Dia adalah... My Marshmallow, Sang Penyelamatku.

Karena kan... soulmate maunya hanya berteman saja. Dan... akhirnya aku menemukan orang baru juga yang bisa kuterima sebagai dirinya sendiri, bukan bayang-bayangnya.

Walau tentu hatiku bercabang sih. Hingga kini hahaha ._. Aku sayang mereka berdua, serius. Tapi karena aku hanya bisa pilih satu, ya sudah, aku memilih marshmallow saja. Mengapa?

Karena si soulmate sendiri menyuruhku: cepetan move on, cari yang lain, gue bukan cowok idaman seperti yang lu bayangkan.

Pernyataan bodoh dan sok tahu yang pernah keluar dari mulutnya. Karena justru aku suka sosoknya yaaa... yang seperti itu, seperti dia apa adanya.

Atau mungkin belum apa adanya, karena... kami memang belum pernah bertemu. Tapi... kalau diberi kesempatan, aku mau tahu kok sisi dirinya yang apa adanya itu. Semua sisi yang ingin dia perlihatkan kepadaku, aku ingin tahu, dan berusaha menerimanya.

Because I love him as him. Aku (ingin) mencintainya apa adanya.

Tapi kan cintaku bertepuk sebelah tangan ya... malah disuruh move on segala, ok. Hanya saja, tentu aku tak mau sembarangan move on. Aku tak mau orang selanjutnya hanya menjadi bayang-bayangnya. Tidak! I wanna love him as him.

Makanya setelah aku bertemu marshmallow, aku memutuskan meninggalkan soulmateku. Aku ingin mencoba merajut dengan marshmallow juga. Kesempatan baru, bukankah begitu?

Sayangnya, aku dan marshmallow gagal dan kandas hahaha :)

Dan... soulmateku, ternyata juga sudah mendapatkan yang baru, walau tidak diberi status :) selamat! :)

Ok, sekarang... akhirnya aku sendiri lagi :) keduanya tak ada yang bisa kuraih. Memang dari awal juga aku sendiri sih.

Tapi tak apa... aku sudah terbiasa. Dan aku... jujur lega juga.

Mungkin aku memang sudah takkan mengejar dan mengharapkan kalian, mungkin aku akan benar-benar berhenti. Namun... rasa sayang ini masih ada, masih milik kalian. :)

Aku sayang kalian berdua, dulu dan sekarang, mungkin sampai nanti. Dan... seperti kubilang tadi, aku sudah menemukan analogi yang lebih sesuai.

Kalian berdua adalah penghuni hatiku, meski berbeda wujud dan peran. Analoginya begini, hatiku adalah sebuah rumah yang diolah menjadi kos-kosan, aku adalah pemilik kosan, soulamateku adalah orang yang kudapuk menjadi penjaga kosan lengkap dengan segala keleluasaan aksesnya, dan marshamallow adalah anak kos yang kuundang sehingga berhak atas salah 1 kamar + fasilitas kos yang disediakan. Hahahahaha. Kalian berdua tinggal di kosanku dengan posisi dan peran yang berbeda, namun tetap kalian adalah penghuni. Penghuni yang kusayangi. :)

Terlihat tidak adil? Memang sih, jujur saja memang perasaan yang terbentuk tidak bisa sama persis, ya bagaimana, namanya juga beda orang. Tapi... intinya sih... mereka bisa menjadi penghuni kosanku! Dan aku juga bisa menyukai mereka sebagai dirinya sendiri, sehingga aku tidak membandingkan mereka. Tidak ada pula yang namanya pelampiasan, tidak ada. Karena mereka adalah dua orang yang berbeda walau punya kemiripan.

Sudah, sejauh ini hanya dua orang ini saja di hatiku. Dan sebenarnya tidak boleh dua sih, aku tahu itu.

Tapi aku berpikir begini...

Selama aku tak punya komitmen/status hubungan dengan seseorang, tak masalah aku tidak menjaga kesetiaan hanya pada satu orang. Lain hal jika aku telah berkomitmen/punya status, baru aku akan menjaga kesetiaanku.

Jadi misal sekarang penghuni hatiku ada dua, mengapa tidak? ;) kapan lagi kan bisa menyukai dua orang dalam satu waktu tanpa ada yang marah/protes? Hihihihihi... ;)

Lalu untuk ke depannya bagaimana jika penghuni hatinya ada dua?

Entahlah, sejauh ini diriku belum ada rencana. Lagipula, sudah kubilang sebelumnya, aku tak berharap lagi pada mereka berdua meski masih suka dan sayang, khususnya pada soulmateku yang sudah punya komitmen dengan perempuan lain. Eh... ada rencana sih, tapi malah bukan soal ini. Aku justru berencana ingin hiatus saja, kalau perlu dan bisa selamanya, dari dunia percintaan :) aku lelah, setelah dipikir, mau seperti apapun manusia, dan hubungan apapun yang kujalin, aku takkan menemukan apa yang benar-benar kumau. Dan makin lama makin sadar kalau... sendiri lebih baik. :)

Kecuali... tiba-tiba ada keajaiban, salah satu dari keduanya memilihku untuk jadi pasangan. Aku, hanya aku. Dan untuk serius, bukan main-main. :)

Mungkin aku bisa mempertimbangkan. Mungkin.

Dan mungkin aku akan minta waktu pada salah satunya untuk menyuruh pergi yang lain secara baik-baik, sehingga rumah kosan itu hanya dihuni oleh kami berdua saja. Mungkin.

Misal yang menginginkanku ternyata marshmallow, berarti aku harus memberhentikan soulmateku dari jabatannya sebagai penjaga kosan, lalu menyuruhnya pulang ke kampung halamannya.

Sedangkan jika yang menginginkanku ternyata soulmateku, berarti yang harus dipulangkan adalah marshmallowku. Kos-kosan akan ditutup, silakan kembali ke tempat asalmu.

Begitulah, karena biar bagaimanapun, dia yang akhirnya terusir sudah terlanjur jadi penghuni kosan, dan aku betulan menyayanginya juga. Jadi harus dipulangkan pelan-pelan. Hahahahaha.

Atau misal nantinya, misal, ada orang lain lagi dan entah bagaimana ceritanya diriku bisa berkomitmen/berstatus dengan dia (walau aku tak berharap juga sih, capek)... maka penghuni kosan dan penjaganya akan kuusir baik-baik dari kosanku. Hahahahaha.

Tapi sekarang, karena salah satu skenario di atas belum/tidak ada yang terjadi, maka... ya sudah. Aku masih punya kebebasan mencintai keduanya semauku. XD hahahahaha.

Ada untungnya juga ya jomblo :D

Jadi... begitulah kisahku dengan dua orang itu. I love them so much! And I wish they love me too hehehe. ♡♡

Aku cinta kalian, soulmateku, marshmallowku. ♡♡

*7 April 2020
Hopeless romantic memanglah jalan ninjaku :) wkwkwk

Senin, 06 April 2020

Bagian dari Midnight Poem: Mimpi

Mimpi

Akhirnya... kita bertemu! XD

Kau yang pernah sangat ingin kutemui (sampai sekarang tentu masih walaupun konteksnya berubah). Akhirnya kita bersua. Duduk bersebelahan denganmu, dan kau sempat tersenyum padaku.

Untuk kemudian memunggungiku, terus menerus. :( senyummu hanya sekali, itu pun senyum yang nampak ragu.

Padahal aku sangat bahagia kala terbangun dari tidurku dan mendapati dirimu di sebelahku. Bagaikan mimpi, mimpi yang indah. Apalagi jika aku mimpi ini dulu, kala aku masih sangat mencintaimu, pasti itu adalah mimpi terindah yang pernah kualami.

Tidak bisa bertemu di dunia nyata, setidaknya di dunia mimpi.

Sampai sesaat aku lupa... bahwa kau sudah ada yang punya :") hehehe.

Tapi sayangnya begitu saja. Selanjutnya, kau terus memunggungiku, hingga aku tak tahu harus bagaimana. Aku sedih, dan hanya bisa mengayun-ayunkan ayunanku.

Tiba-tiba keajaiban itu datang...

Kita bisa telepati, dan suara hatimu tersampaikan padaku.

"Sebenarnya gue masih sayang lu."

Aku tersentak kala mengetahuinya.

"Apa, lu masih sayang gue? Tapi lu kan udah sama dia..."

"Iya, memang, tapi ya gitu... gue masih sayang lu, makanya gue gabisa nengok, ga sanggup liat lu."

Ahhhhhh... akhirnya aku mulai paham apa yang ia rasakan.

"Lu... sendiri di sini? Dia tau ga lu di sini?"

"Dia gatau, karena... kalau dia tahu, gue ga bakal ada di sini. Karena dia pasti ngelarang."

"Ah, serius? Jangan-jangan lo blokir gue juga gara-gara dia. Lo blokir gue kan?"

*kamu terdiam, seolah itu jawaban*

Tiba-tiba aku menangis. Deras, sangat deras. Dadaku sampai sesak, sangat sesak. Mengapa semua jadi begini. Ah bukan, mengapa semuanya begini ya? Sejak awal ini rumit.

Aku duluan yang meninggalkanmu, bahkan saat masih sayang-sayangnya. Mengapa? Agar aku tak tersakiti terus, sekaligus bisa terus ada di sisimu dalam bentuk yang lain, sebagai temanmu. Aku meninggalkanmu demi sesosok lain yang juga kusayangi (my marshmallow).

Karena kan... kamu maunya berteman saja. Dan... akhirnya aku menemukan orang baru juga yang bisa kuterima sebagai dirinya sendiri, bukan bayang-bayangmu.

Walau tentu hatiku bercabang sih. Hingga kini hahaha ._. Aku sayang kalian berdua, serius. Tapi karena aku hanya bisa pilih satu, ya sudah, aku memilih dia saja. Mengapa?

Mengapa katamu? Tentu saja karena kamu kan yang menyuruhku: cepetan move on, cari yang lain, gue bukan cowok idaman seperti yang lu bayangkan.

Pernyataan stupid yang sok tahu yang pernah keluar dari mulut lu. Karena justru gue suka sosok lu ya yang seperti itu, seperti lu apa adanya.

Atau mungkin belum apa adanya, karena... kita memang belum pernah bertemu. Tapi... kalau diberi kesempatan, gue mau tahu kok sisi lu yang apa adanya itu. Semua sisi yang ingin kau perlihatkan kepadaku, aku ingin tahu, dan berusaha menerimanya.

Because I love you as you are. Aku (ingin) mencintaimu apa adanya.

Tapi kan cintaku bertepuk sebelah tangan ya... malah disuruh move on segala, ok. Hanya saja, tentu aku tak mau sembarangan move on. Aku tak mau orang selanjutnya hanya menjadi bayang-bayangmu. Tidak! I wanna love him as him.

Makanya setelah aku bertemu dia, aku memutuskan meninggalkanmu. Aku ingin mencoba merajut dengannya juga. Kesempatan baru, bukankah begitu?

Sayangnya, gagal dan kandas hahaha :)

Dan... kau ternyata juga sudah mendapatkan yang baru :) selamat!

Aku bahagia jika kau berhasil menemukan sosok yang lebih baik dan tepat untuk mendampingimu. Dan aku senang bisa melihatmu bahagia sebagai temanmu. Mungkin memang bukan aku sosok yang tepat, ada yang lebih baik untukmu. Semoga kamu bisa bahagia dengannya.

Begitu pikirku. Hanya saja... aku tak menyangka akan seperti ini...

Kita saling melupakan perasaan masing-masing, supaya hubungan kita tetap bertahan dalam bentuk yang lain. Tak bisa jadi kekasih, kita memilih berteman, tentu dengan perjuangan berat kita masing-masing.

Tapi kini keadaannya...

Ahhh... tanpa sadar sisi egoisku muncul. Aku jadi sebal padanya, pasanganmu yang baru. Aku paham sih bagaimana cemburu yang ia rasa, hanya saja, i choose to don't care with it! Aku tak ingin peduli. Mengapa?

Mengapa katamu?

1. Aku memang tak pernah jadi sesiapamu, hanya saja dia tahu kalau aku dan kamu sedang ada sesuatu. Dan... dia tetap dekat denganmu? Sempat ia merasa tak enakan seolah berdosa. Lalu... aku melepasmu, tentu karena kupikir dan kurasa ia baik untukmu. :) coba seandainya... aku tak melepasmu dengan baik buat dia, kurasa batinnya takkan tenang hingga kini. Eh, tentu dia masih tidak tenang hingga kini karena masih was was padaku, tapi... rasa tidak tenangnya akan berkali-kali lipat. :p

2. Aku melepasmu supaya tetap bisa berteman denganmu. Dan tentu aku masih tahu batasan. Tapi... ya namanya manusia punya kepentingan. Dan sudah kubilang: AKU MELEPASMU AGAR TETAP BISA BERTEMAN DENGANMU. Kalau aku jadi tidak bisa berteman denganmu karena dia, wajar kan aku sebal padanya? Apaan sih lu, gue duluan hey yang kenal dia, awalnya dia punya gue, kalo ga gue lepas juga ga akan jadi punya lu!

3. Apalagi sesungguhnya ia bukan pacarmu. Kalian kan tanpa status, walau kau menganggapnya spesial. Tapi dia tetap bukan pacarmu, jadi aku tak salah juga kan?

Hanya saja sesungguhnya, tentu bukan hanya kesal padanya, aku juga kesal padamu. INI SEMUA KARENA KAMU, KENAPA KAMU PERMAINKAN KAMI BERDUA?

Kalau masih sayang aku, kenapa maksain sama orang lain? Atau hatimu bercabang juga? Kalau iya... tolong ikhlaskanlah aku, kau sudah memilih dia, ya sudah, dengan dia.

Tapi jikalau kau ingin kembali padaku lagi, maka lepaskanlah dia... betulan, lepaskan dia dengan baik-baik, namun tegas. Plis, tegaslah. Belajarlah tegas, jangan terus membuat orang lain terluka.

Aku paham kok rasanya hati bercabang, hatiku pun... aku bingung juga misal ternyata kau masih menyayangiku dan misal di sisi lain (ini hanya misal karena faktanya sepertinya tidak) marshmallowku pun menyayangiku. Aku bingung mau memilih yang mana.

Kalau hanya dari sisiku, mungkin aku pilih dia, karena... dari awal aku meninggalkanmu karena memang memilih dia kan? Tapi nasib tak ada yang tahu benar sampai terjadi. Coba saja lihat aku kini, aku gagal jadi dengan dia.

Dan kamu... gagal menyayangi pasanganmu kah? :(

Ahhhhh rumit.

Saking rumitnya aku sampai menangis. Seharusnya jika memang kita berdua saling menyayangi, dan masih saling menyayangi hingga sekarang, kita bersama saja! Bahkan dari dulu. Tapi kamu tak mau, dulu tak mau, tak pernah mau.

Hingga sekarang pun...

"Udah, lu jangan nangis, gausah nangis. Ingat, gue udah sama dia. Gue tetap akan pilih dia kok. Lu cari cowok yang lain lagi ya, dan berbahagialah sama dia. Biar gue aja yang rasain ini."

Mendengar telepatinya itu, aku sedih. Sedih sesedihnya.

... biar gue yang rasain ini.

Ahhhh kamu... mengapa jadi kamu? Apa tak cukup dulu aku saja yang merasakan itu? Mengapa? Tentu aku sakit kala tersakiti olehmu. Namun yang membuatku lebih sakit adalah... mengetahui bahwa kau tersakiti karena aku. Karena kamu mencintaiku tapi tak bisa bersama.

Tapi aku jadi tersadar juga, bahwa memang... kenyataannya... kamu sudah bukan milikku lagi.

***

Tiba-tiba aku terbangun. Ah, rupanya mimpi, tapi terasa nyata. Lalu aku bercermin, memeriksa mataku. Tak ada, tak ada bekas air mata. Hanya saja... sakit di dadaku terasa amat nyata. Aku yakin hatiku tadi menangis, menjerit.

Ah, kamu... apakah itu pertanda perasaanmu, atau... sesungguhnya hanya luapan alam bawah sadarku saja yang masih mencintaimu?

Ya, aku masih mencintaimu, tentu. Tentu saja. Hanya saja aku tak ingin memilikimu lagi, apalagi kau sudah dengan yang lain. Tak ada niat samasekali untuk merusakmu dengan dia. Dan... kubilang kan, selain dirimu, aku masih mencintai yang seorang lagi juga. Mungkin aku lebih mencintaimu daripada dia, hanya saja perasaanku padanya juga tidak sembarangan. Dia bukan hanya pelampiasanku, aku memang sayang dia juga.

Kalian berdua adalah penghuni hatiku. Mungkin analoginya, aku pemilik kosan, kamu penjaga kosan dan dia adalah anak kos. Hahahahaha. Kalian berdua tinggal di kosanku dengan posisi berbeda, namun tetap kalian adalah penghuni. Penghuni yang kusayangi. :)

Dan kalau ditanya berharap yang mana... aku lebih berharap pada anak kosku sih untuk saat ini. Rasanya lebih mudah memilih dia daripada kamu, walau dianya sih tidak memilihku hahahahaha :")

Kecuali... tiba-tiba ada keajaiban, kamu memilihku. Aku, hanya aku. Dan untuk serius, bukan main-main. :)

Mungkin aku bisa mempertimbangkan. Mungkin.

Dan mungkin aku akan minta waktu padamu untuk menyuruh pergi anak kos itu dari kosanku secara baik-baik, biar rumah kosan itu hanya dihuni oleh kita berdua saja. Mungkin. Karena biar bagaimanapun, dia sudah terlanjur jadi penghuni juga, dan aku betulan menyayanginya juga. Hahahahaha.

Begitulah...

Semoga sih... semua yang kuceritakan memang cuma mimpi. Karena... aku tak ingin kamu menderita, apalagi karenaku. :"

Cukup aku saja yang menderita kemarin, sayangku, my soulmate, dirimu jangan sampai merasakannya juga. Tak perlu :"

Walau ketika kutanyakan apakah kau memikirkanku akhir-akhir ini, kau menjawab "iya". Jangan-jangan...

*7 April 2020
Dear my soulmate... aku tak tahu mau berharap apa. Yang jelas... semoga yang terbaik buatmu ya. Semoga kalau itu nyata, kau bisa melaluinya. Aamiin. Semangat.
Sedangkan kalau cuma mimpi... Alhamdulillah :) rukun-rukun terus ya sama si dia :D
Aku sayang kamu, tapi tenang aja, ini sayang teman kok. Udah kubilang, aku udah ga berharap lagi, walau misal iya pun mungkin gapapa, tapi kalau nggak ya gapapa juga. Udahlah, sama dia aja yaa... asal kita tetap bisa berteman dengan tahu batas.

Midnight Poem part 2 (28)

Pengemis
-adoralic-

Daun yang menguning berguguran
Kelopak bunga bermekaran
Batang pohon yang mengalami perkembangan
Dan ulat taman yang selalu kelaparan

Hidup bersamaan
Meniti masing-masing jalan
Berkutat dengan masing-masing urusan
Sebagaimana makhluk lain yang berjumlah milyaran

Begitu pula aku dan kamu
Berkutat pada urusan masing-masing
Tiada pesan dan sapa
Hanya aku yang merindukan

Ah, aku
Sudah memilih mengakhirinya
Namun tetap saja sulit
Aku merinduimu

Merinduimu yang sia-sia
Merinduimu tanpa bertanya
Dan merinduimu tanpa kabarmu
Hanya sekadar merinduimu

Terkadang aku berpikir
Tentang diriku yang mengenaskan
Dan terkadang mirip pengemis
Pengemis cintamu

Namun tidak, bukan begitu
Jikalau dipikir, aku bukan pengemis
Bahkan aku meninggalkanmu
Dan memilih menyukaimu dalam diam dan luka

Duhai kamu, aku rindu
Hanya saja rindu yang ini, takkan terkatakan padamu
Tiada lagi yang seperti dulu, semua telah tiada
Mati, terkubur bersama harapan yang kubunuh

*6 April 2020
Dear my marshmallow, i still missing you. I love you. :)
Senang tahu dirimu baik-baik saja, semoga itu bukan hanya sebatas kata. Aamiin. :)