Akhirnya... kita bertemu! XD
Kau yang pernah sangat ingin kutemui (sampai sekarang tentu masih walaupun konteksnya berubah). Akhirnya kita bersua. Duduk bersebelahan denganmu, dan kau sempat tersenyum padaku.
Untuk kemudian memunggungiku, terus menerus. :( senyummu hanya sekali, itu pun senyum yang nampak ragu.
Padahal aku sangat bahagia kala terbangun dari tidurku dan mendapati dirimu di sebelahku. Bagaikan mimpi, mimpi yang indah. Apalagi jika aku mimpi ini dulu, kala aku masih sangat mencintaimu, pasti itu adalah mimpi terindah yang pernah kualami.
Tidak bisa bertemu di dunia nyata, setidaknya di dunia mimpi.
Sampai sesaat aku lupa... bahwa kau sudah ada yang punya :") hehehe.
Tapi sayangnya begitu saja. Selanjutnya, kau terus memunggungiku, hingga aku tak tahu harus bagaimana. Aku sedih, dan hanya bisa mengayun-ayunkan ayunanku.
Tiba-tiba keajaiban itu datang...
Kita bisa telepati, dan suara hatimu tersampaikan padaku.
"Sebenarnya gue masih sayang lu."
Aku tersentak kala mengetahuinya.
"Apa, lu masih sayang gue? Tapi lu kan udah sama dia..."
"Iya, memang, tapi ya gitu... gue masih sayang lu, makanya gue gabisa nengok, ga sanggup liat lu."
Ahhhhhh... akhirnya aku mulai paham apa yang ia rasakan.
"Lu... sendiri di sini? Dia tau ga lu di sini?"
"Dia gatau, karena... kalau dia tahu, gue ga bakal ada di sini. Karena dia pasti ngelarang."
"Ah, serius? Jangan-jangan lo blokir gue juga gara-gara dia. Lo blokir gue kan?"
*kamu terdiam, seolah itu jawaban*
Tiba-tiba aku menangis. Deras, sangat deras. Dadaku sampai sesak, sangat sesak. Mengapa semua jadi begini. Ah bukan, mengapa semuanya begini ya? Sejak awal ini rumit.
Aku duluan yang meninggalkanmu, bahkan saat masih sayang-sayangnya. Mengapa? Agar aku tak tersakiti terus, sekaligus bisa terus ada di sisimu dalam bentuk yang lain, sebagai temanmu. Aku meninggalkanmu demi sesosok lain yang juga kusayangi (my marshmallow).
Karena kan... kamu maunya berteman saja. Dan... akhirnya aku menemukan orang baru juga yang bisa kuterima sebagai dirinya sendiri, bukan bayang-bayangmu.
Walau tentu hatiku bercabang sih. Hingga kini hahaha ._. Aku sayang kalian berdua, serius. Tapi karena aku hanya bisa pilih satu, ya sudah, aku memilih dia saja. Mengapa?
Mengapa katamu? Tentu saja karena kamu kan yang menyuruhku: cepetan move on, cari yang lain, gue bukan cowok idaman seperti yang lu bayangkan.
Pernyataan stupid yang sok tahu yang pernah keluar dari mulut lu. Karena justru gue suka sosok lu ya yang seperti itu, seperti lu apa adanya.
Atau mungkin belum apa adanya, karena... kita memang belum pernah bertemu. Tapi... kalau diberi kesempatan, gue mau tahu kok sisi lu yang apa adanya itu. Semua sisi yang ingin kau perlihatkan kepadaku, aku ingin tahu, dan berusaha menerimanya.
Because I love you as you are. Aku (ingin) mencintaimu apa adanya.
Tapi kan cintaku bertepuk sebelah tangan ya... malah disuruh move on segala, ok. Hanya saja, tentu aku tak mau sembarangan move on. Aku tak mau orang selanjutnya hanya menjadi bayang-bayangmu. Tidak! I wanna love him as him.
Makanya setelah aku bertemu dia, aku memutuskan meninggalkanmu. Aku ingin mencoba merajut dengannya juga. Kesempatan baru, bukankah begitu?
Sayangnya, gagal dan kandas hahaha :)
Dan... kau ternyata juga sudah mendapatkan yang baru :) selamat!
Aku bahagia jika kau berhasil menemukan sosok yang lebih baik dan tepat untuk mendampingimu. Dan aku senang bisa melihatmu bahagia sebagai temanmu. Mungkin memang bukan aku sosok yang tepat, ada yang lebih baik untukmu. Semoga kamu bisa bahagia dengannya.
Begitu pikirku. Hanya saja... aku tak menyangka akan seperti ini...
Kita saling melupakan perasaan masing-masing, supaya hubungan kita tetap bertahan dalam bentuk yang lain. Tak bisa jadi kekasih, kita memilih berteman, tentu dengan perjuangan berat kita masing-masing.
Tapi kini keadaannya...
Ahhh... tanpa sadar sisi egoisku muncul. Aku jadi sebal padanya, pasanganmu yang baru. Aku paham sih bagaimana cemburu yang ia rasa, hanya saja, i choose to don't care with it! Aku tak ingin peduli. Mengapa?
Mengapa katamu?
1. Aku memang tak pernah jadi sesiapamu, hanya saja dia tahu kalau aku dan kamu sedang ada sesuatu. Dan... dia tetap dekat denganmu? Sempat ia merasa tak enakan seolah berdosa. Lalu... aku melepasmu, tentu karena kupikir dan kurasa ia baik untukmu. :) coba seandainya... aku tak melepasmu dengan baik buat dia, kurasa batinnya takkan tenang hingga kini. Eh, tentu dia masih tidak tenang hingga kini karena masih was was padaku, tapi... rasa tidak tenangnya akan berkali-kali lipat. :p
2. Aku melepasmu supaya tetap bisa berteman denganmu. Dan tentu aku masih tahu batasan. Tapi... ya namanya manusia punya kepentingan. Dan sudah kubilang: AKU MELEPASMU AGAR TETAP BISA BERTEMAN DENGANMU. Kalau aku jadi tidak bisa berteman denganmu karena dia, wajar kan aku sebal padanya? Apaan sih lu, gue duluan hey yang kenal dia, awalnya dia punya gue, kalo ga gue lepas juga ga akan jadi punya lu!
3. Apalagi sesungguhnya ia bukan pacarmu. Kalian kan tanpa status, walau kau menganggapnya spesial. Tapi dia tetap bukan pacarmu, jadi aku tak salah juga kan?
Hanya saja sesungguhnya, tentu bukan hanya kesal padanya, aku juga kesal padamu. INI SEMUA KARENA KAMU, KENAPA KAMU PERMAINKAN KAMI BERDUA?
Kalau masih sayang aku, kenapa maksain sama orang lain? Atau hatimu bercabang juga? Kalau iya... tolong ikhlaskanlah aku, kau sudah memilih dia, ya sudah, dengan dia.
Tapi jikalau kau ingin kembali padaku lagi, maka lepaskanlah dia... betulan, lepaskan dia dengan baik-baik, namun tegas. Plis, tegaslah. Belajarlah tegas, jangan terus membuat orang lain terluka.
Aku paham kok rasanya hati bercabang, hatiku pun... aku bingung juga misal ternyata kau masih menyayangiku dan misal di sisi lain (ini hanya misal karena faktanya sepertinya tidak) marshmallowku pun menyayangiku. Aku bingung mau memilih yang mana.
Kalau hanya dari sisiku, mungkin aku pilih dia, karena... dari awal aku meninggalkanmu karena memang memilih dia kan? Tapi nasib tak ada yang tahu benar sampai terjadi. Coba saja lihat aku kini, aku gagal jadi dengan dia.
Dan kamu... gagal menyayangi pasanganmu kah? :(
Ahhhhh rumit.
Saking rumitnya aku sampai menangis. Seharusnya jika memang kita berdua saling menyayangi, dan masih saling menyayangi hingga sekarang, kita bersama saja! Bahkan dari dulu. Tapi kamu tak mau, dulu tak mau, tak pernah mau.
Hingga sekarang pun...
"Udah, lu jangan nangis, gausah nangis. Ingat, gue udah sama dia. Gue tetap akan pilih dia kok. Lu cari cowok yang lain lagi ya, dan berbahagialah sama dia. Biar gue aja yang rasain ini."
Mendengar telepatinya itu, aku sedih. Sedih sesedihnya.
... biar gue yang rasain ini.
Ahhhh kamu... mengapa jadi kamu? Apa tak cukup dulu aku saja yang merasakan itu? Mengapa? Tentu aku sakit kala tersakiti olehmu. Namun yang membuatku lebih sakit adalah... mengetahui bahwa kau tersakiti karena aku. Karena kamu mencintaiku tapi tak bisa bersama.
Tapi aku jadi tersadar juga, bahwa memang... kenyataannya... kamu sudah bukan milikku lagi.
***
Tiba-tiba aku terbangun. Ah, rupanya mimpi, tapi terasa nyata. Lalu aku bercermin, memeriksa mataku. Tak ada, tak ada bekas air mata. Hanya saja... sakit di dadaku terasa amat nyata. Aku yakin hatiku tadi menangis, menjerit.
Ah, kamu... apakah itu pertanda perasaanmu, atau... sesungguhnya hanya luapan alam bawah sadarku saja yang masih mencintaimu?
Ya, aku masih mencintaimu, tentu. Tentu saja. Hanya saja aku tak ingin memilikimu lagi, apalagi kau sudah dengan yang lain. Tak ada niat samasekali untuk merusakmu dengan dia. Dan... kubilang kan, selain dirimu, aku masih mencintai yang seorang lagi juga. Mungkin aku lebih mencintaimu daripada dia, hanya saja perasaanku padanya juga tidak sembarangan. Dia bukan hanya pelampiasanku, aku memang sayang dia juga.
Kalian berdua adalah penghuni hatiku. Mungkin analoginya, aku pemilik kosan, kamu penjaga kosan dan dia adalah anak kos. Hahahahaha. Kalian berdua tinggal di kosanku dengan posisi berbeda, namun tetap kalian adalah penghuni. Penghuni yang kusayangi. :)
Dan kalau ditanya berharap yang mana... aku lebih berharap pada anak kosku sih untuk saat ini. Rasanya lebih mudah memilih dia daripada kamu, walau dianya sih tidak memilihku hahahahaha :")
Kecuali... tiba-tiba ada keajaiban, kamu memilihku. Aku, hanya aku. Dan untuk serius, bukan main-main. :)
Mungkin aku bisa mempertimbangkan. Mungkin.
Dan mungkin aku akan minta waktu padamu untuk menyuruh pergi anak kos itu dari kosanku secara baik-baik, biar rumah kosan itu hanya dihuni oleh kita berdua saja. Mungkin. Karena biar bagaimanapun, dia sudah terlanjur jadi penghuni juga, dan aku betulan menyayanginya juga. Hahahahaha.
Begitulah...
Semoga sih... semua yang kuceritakan memang cuma mimpi. Karena... aku tak ingin kamu menderita, apalagi karenaku. :"
Cukup aku saja yang menderita kemarin, sayangku, my soulmate, dirimu jangan sampai merasakannya juga. Tak perlu :"
Walau ketika kutanyakan apakah kau memikirkanku akhir-akhir ini, kau menjawab "iya". Jangan-jangan...
*7 April 2020
Dear my soulmate... aku tak tahu mau berharap apa. Yang jelas... semoga yang terbaik buatmu ya. Semoga kalau itu nyata, kau bisa melaluinya. Aamiin. Semangat.
Sedangkan kalau cuma mimpi... Alhamdulillah :) rukun-rukun terus ya sama si dia :D
Aku sayang kamu, tapi tenang aja, ini sayang teman kok. Udah kubilang, aku udah ga berharap lagi, walau misal iya pun mungkin gapapa, tapi kalau nggak ya gapapa juga. Udahlah, sama dia aja yaa... asal kita tetap bisa berteman dengan tahu batas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D
Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk
Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)