Sabtu, 18 Juli 2020

Bagian dari Midnight Poem another side: Home Sweet Home

Pada suatu hari yang damai dan tenang, salah satu hari yang paling berbahagia bagiku, tepatnya tanggal 18-8-18, pukul 10.00 WIB, tak sengaja aku berkenalan dengan sesosok manusia via online. Dan siapa yang menyangka... bahwa manusia ini adalah sebuah kunci yang amat penting bagi hidupku. Kunci pembuka pintu gerbang masa depanku. Dia adalah awalan dari semua hal menakjubkan, sekaligus melelahkan, dalam hidupku.

Bahkan dialah yang membuatku melahirkan "Midnight Poem" yang sekarang sudah terdiri dari beberapa part ini, dan pada tiap partnya mengandung kisah masing-masing. Tuan sumber inspirasi Midnight Poem pertama, engkaulah cinta pertamaku.

Orang yang pertama kali membuatku sadar apa itu "cinta", dan apa bedanya "cinta" dengan sekadar "suka" saja. Sesuka apapun aku, walau amat sangat suka sekali, ternyata itu tetap bukan cinta.

Jika mengikut kata Kahlil Gibran, maka cinta adalah...

Cinta adalah putra dari kecocokan jiwa, dan jikalau itu tiada, cinta takkan pernah tercipta, dalam hitungan tahun, bahkan millenia.

Dan hal tersebut lah yang kutemukan padamu. :)

Kau dan aku, jelas, amat sangat jelas, jiwa kita saling cocok dan terkait. Kau dan aku sama-sama mengakui bahwa kita adalah soulmate, bahkan twinflame bagi masing-masing. Itulah yang membuat kita, mau sampai kapanpun, akan tetap "lekat" dan bersama. Kau bahkan ingin tetap terus berteman denganku sampai tua bukan? :") jatuh bangun yang kita lalui selama ini adalah... agar hubungan kita jauh lebih awet dan bertahan lama bukan? :")

Kau adalah sosok pertama yang memiliki perlambang kecocokan jiwa denganku. Kau memiliki gambaran sebuah "rumah" dan "air sungai yang mengalir tenang".


(Sumber: instagram @jogrundyart)

Anggap, lukisan ini mirip denganmu dalam "pandanganku" selama ini. :) sebuah rumah yang terlihat sejuk, asri, menenangkan, pokoknya sangat mengundangku untuk merasa "ingin pulang". Sangat sangat ingin "pulang" kepadamu. :)

Dan ini adalah gambaran aliran air sungai yang tenang, perlambang jiwamu yang tenang dan menenangkanku, sekaligus bisa membawa jiwaku terlarut untuk turut mengalir bersama jiwamu. :)

Kita memang cocok, dan kau adalah orang yang pertama kali membuatku merasakan jatuh cinta. Sayangnya... kisah kita tidak mulus, amat tidak mulus. Banyak kenangan yang kita lalui bersama, bahagia sekaligus menyakitkan, namun ajaibnya... yang menyakitkan itu tetap tak menyurutkan cintaku padamu samasekali. Malahan lebih mudah, jauh lebih mudah untuk mencintaimu, bahkan meski tak terbalas dan sebagainya, daripada disuruh untuk tak mencintaimu lagi, berusaha untuk tak mencintaimu lagi, apalagi dilarang untuk mencintaimu. T_T

Karena dengan mencintaimu, aku merasa selalu ada harapan untuk bisa "pulang", bahkan meski pintu "rumahmu" tak kau bukakan untukku. :")

Aku ingin "pulang", lelah merasa hidup sendirian dan terasing, luntang-lantung di dunia ini. Sesederhana itu saja sebenarnya. Sayangnya, orang yang saat itu kuketahui memiliki "rumah" hanyalah kamu.

Sampai sempat kutak ingin menikah, salah satu alasannya karena ingin mencintaimu saja seumur hidupku, meski kau tak bisa kumiliki. :") hahaha...

Rasanya aku seperti terkena "Kutukan Cinta Abadi" darimu. Dan kupikir, selamanya aku takkan bisa mencintai orang lain lagi. Jangankan mencintai, menyukai saja sepertinya tidak.

Namun... untungnya muncul seseorang yang menjadi penyelamatku dari kutukan cinta abadi tersebut. Dia adalah... seseorang yang kujuluki Sang Penyelamat.

Aku tak sampai jatuh cinta padanya sih. Kami cocok, hanya saja sebatas kecocokan yang bisa menimbulkan keakraban dan akan makin kuat jika dilakukan pendekatan yang tekun. Sebatas itu saja. Hanya suka, sangat suka, tapi bukan cinta.

Namun kuakui, memang nyaman, sangat nyaman ketika bersama dengan Sang Penyelamat. The sweetest relationship I ever had! Sayangnya, memang dirinya tidak punya "rumah" dan "air mengalir" itu. Tapi aku lega, karena setidaknya... masa depanku masih ada. Meski bukan cinta, setidaknya aku masih bisa jatuh suka pada orang lain selain Tuan Midnight Poem pertama. Kutukan Cintanya tak menjadi abadi hahaha... XD

Lalu suatu hari, aku kandas dengan Sang Penyelamat. Bagaimana perasaanku kala itu? Tentu hancur, sedih, namun tak separah dengan Tuan Midnight Poem pertama, TENTU SAJA. Cuma yaa... nggak seremeh itu juga. Toh perasaanku, meski cuma suka bukannya cinta, tetap saja serius. Aku suka betulan kok, serius.

Meski yaa... tentu sebagai seorang yang hatinya bisa bercabang akibat memang poliamori sejak lahir, aku juga masih mencintai Tuan Midnight Poem pertama kok. Tapi itu samasekali tak berarti Tuan Midnight Poem kedua hanyalah pelampiasanku. Bukan!

Bagiku yang poliamori ini, mencintai, apalagi bila memang tak ada komitmennya, tak terikat pada jumlah, namun lebih kepada perasaannya. Mencintai ya mencintai saja, mau satu, dua, tiga, empat, dst. Aku bisa mencintai dua atau tiga sekaligus, tanpa ada satu pun yang menjadi pelampiasan. Aku suka semuanya, sebagai diri mereka sendiri apa adanya, bukan hanya sebagai pelampiasan alias bayang-bayangnya orang lain yang tak bisa dimiliki.

Ibaratkan saja misalnya dengan kau menyukai 3 orang sahabatmu yang berlainan kepribadian, atau kau memiliki 3 hewan peliharaan yang berbeda, atau kau memiliki 3 barang kesayangan, atau kau memiliki 3 hobi yang berbeda. Bukankah kau bisa serius menyukai ketiganya sekaligus jika memang tak diharuskan memilih? :)

Yahhhh... kira-kira begitulah cara orang yang hatinya bercabang kala memandang cara mencintai. Bisa mencintai beberapa sekaligus (walau kadang bisa pula hanya satu), namun... untuk urusan komitmen, itu lain soal, tergantung orangnya. Khusus untukku, aku adalah orang yang setia pada komitmen, apalagi aku sangat menyukai "The Only Special One" concept. :)

Hahaha... jadi melantur kemana-mana :v balik ke cerita.

Jadi, aku dengannya kandas, dan setelah kehilangan Sang Penyelamat (Tuan Midnight Poem kedua) lalu sudah move on (?), aku jatuh cinta dengan idolaku yang kehadirannya bagaikan bintang jatuh. Ya, bintang jatuhku ini (Tuan Midnight Poem ketiga) mampu membuatku jatuh cinta untuk yang kedua kalinya :D

Dia mulai hadir dalam hidupku tanggal 5 Mei 2020, dan kami jadian tanggal 9 Mei 2020. Hanya 4 hari sudah jadian. Sangat singkat bukan masa pendekatan kami? Memang keajaiban dari kecocokan jiwa yaaa... seperti itu. Tak perlu makan waktu lama, kalau sudah cocok ya cocok saja.

Ingat kan, pertanda diriku jatuh cinta adalah: adanya kecocokan jiwa yang dilambangkan dengan "rumah" dan "air yang mengalir" ?

NAH, Tuan Midnight Poem ketiga ini juga memiliki komponen tersebut!

(Sumber: instagram @jogrundyart)

Ini adalah "rumah" milik Tuan Midnight Poem ketiga. Meski letaknya jauh, udaranya seolah dingin menggigit, terintai burung gagak, cuacanya terlihat agak muram dan pucat walau sekaligus indah, intinya... jalan mencapainya memang tak terlihat mudah, namun dia memiliki sebuah "rumah" yang hangat, yang bisa kujadikan tempat hatiku untuk "pulang".

Dan... selain itu, dirinya memiliki air terjun yang deras.

Walau airnya terlihat deras dan tidak terlalu menenangkan, namun setidaknya ia memiliki air mengalir. Berarti jiwanya terkoneksi denganku, bahkan mungkin yang ini koneksinya lebih ekstrem dan tidak stabil, tapi sekaligus seru dan menantang.

Jika seorang lelaki "kulihat" memiliki dua komponen tersebut, maka kupastikan ia akan bisa membuatku jatuh cinta, cepat atau lambat. Karena yaaa... itu... kecocokan jiwa memang bisa melahirkan cinta, aku percaya dan memang mengalaminya sendiri. :)

Meski awalnya aku belum merasa jatuh cinta pada Tuan Midnight Poem ketiga walau sudah dapat perlambang dan kami pun sudah pacaran, tapi ketika suatu hari masalah melanda, akhirnya terjadilah hal yang semestinya terjadi... aku jatuh cinta padanya :) finally...

Namun... T_T

Kisah cinta kami sebagai pasangan kekasih harus kandas T_T

Dan... malah terjadi hal tak terduga... :"

Aku sedih karena kami tak ada masa depannya, padahal kuingin bersama Tuan Midnight Poem ketiga, dan kuberdoa, shalat istikharah, berharap agar bisa bersatu dengannya, namun yang muncul malah bayangan Tuan Midnight Poem pertama. Sungguh... ._.

Sungguh... membuat dilema. Membuat paradoks pula. Membuat senang sekaligus sedih di saat yang bersamaan.

Ini adalah kenyataan yang sesungguhnya dari... mencintai dua orang sekaligus. Serius, ini betulan mencintai keduanya.

Masihkah diriku mencintai Tuan Midnight Poem pertama?

Jujur saja ya, sebagai poliamori yang hatinya bercabang, tak ada alasan untuk tak mencintai sosok yang memiliki gambaran "rumah" dan "air mengalir", tak ada alasan untuk tak mencintai orang yang memiliki kecocokan jiwa denganku, kecuali... aku sudah ada komitmen dengan seseorang.

Hmm... urusan hatiku pada akhirnya adalah milikku, namun... jika sudah berkomitmen, setidaknya aku hanya menunjukkan perasaan yang layak kutunjukkan saja, kepada orang yang memang seharusnya menerima hal tersebut.

Daaaannn... tentu saja aku hanya mau berkomitmen dengan orang yang minimal sekali bisa membuatku suka betulan padanya.

Dan awalnya Tuan Midnight Poem ketiga lah yang berkomitmen denganku, apalagi aku jatuh cinta padanya kan? Sayangnya... kami sudah kandas.

Jadi... aku... kini... hmm... :")

Hatiku memang masih fokus pada Tuan Midnight Poem ketiga, masih cinta dan tentu masih berharap pula bisa bersamanya selamanya.

Namun jika suatu saat Tuan Midnight Poem pertama, entah bagaimana ceritanya, sendiri lagi (saat ini ia sudah punya pasangan), dan aku pun masih sendiri pula... jika keadaannya memungkinkan buat kami... maka... jika memang kami bisa bersama lagi, tentu saja aku mau sekali bisa bersama dia lagi.

Namun jika bersama dengan Tuan Midnight Poem pertama artinya tak bisa bersama Tuan Midnight Poem ketiga... :"

Aku sangat sedih, jujur... aku tetap akan sangat sedih jika harus kehilangan Tuan Midnight Poem ketiga, meski terganti dengan Tuan Midnight Poem pertama sekalipun, tetap saja akan ada fase sedihnya, akan melalui fase sedihku, pasti. :"

Karena memang rasa cintaku tak main-main kok, meski bercabang sekalipun. Mencintai satu saja sulit ya, apalagi dua sekaligus? :"

Beraaaattt memang. Di satu sisi aku bahagia misal sampai bisa betulan berjodoh dengan Tuan Midnight Poem pertama (meski misal tidak juga tak masalah karena aku mendukungnya dengan pasangannya saat ini). Di sisi lain sangat sedih karena harus berpisah dengan Tuan Midnight Poem ketiga. :"

Aku cinta kalian :" dua orang yang adalah pemilik "rumah" tempatku bisa merasa "pulang".

Semoga, apapun yang terjadi ke depannya adalah yang terbaik bagi kita semua. Aamiin yaa rabbal aalamiin.

Aku cinta "rumahku". Home Sweet Home ♡♡♡♡♡ dan aku mau "pulang", aku rindu "rumah". Hehehehehe :")

*18 Juli 2020
Aku cinta kalian berdua saat ini, semoga setidaknya salah satu dari kalian bisa bersamaku, siapapun yang bisa, siapapun yang mau. Aamiin yaa rabbal aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D

Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk

Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)