Sabtu, 28 Desember 2019

Midnight Poem (32)

Dear, kamu. Mantanku, walau hanya ketika "typo" melanda.

"Sayangku" yang masih dan hanya sebatas angan.

Saya tahu kita tidak pernah menjadi, di status.

Hanya saja kita berdua saling tahu, pernah selalu bersama pada masanya, meski tergolong singkat.

Bukan hanya aku yang mengakui, kau pun dulu begitu. Kita saling mengakui.

Bukan hanya sebelum 'tragedi' itu, setelahnya pun kita masih bersama.

Lucunya, diriku baru mengingatnya. Kukira hanya sekali, rupanya dua.

Dua kali bertahan bersama, pada akhirnya… lepaslah.

Lagi-lagi saling mengakui, hanya saja memang tak mau melanjutkannya.

Lalu aku memilih mundur dan menjauh, meski perlahan.

Karena buat apa memperjuangkan yang tak ingin diperjuangkan.

Dan yaa… kenang-kenanglah semuanya.

Aku dan kamu, hanya sebatas teman dan kenangan.

Namun aku tahu, kamu pun sudah kuberitahu.

Tunggu saja, mungkin 10 tahun lagi.

Kalau masih ada umur, jika usia masih panjang.

Kita lihat, siapa yang benar.

Aku, atau kamu?

Saya sudah tidak mengharapkanmu lagi, biarlah kita hidup masing-masing.

Biarlah keberuntungan dan lika-liku kehidupan lainnya memiliki kesempatannya untuk bersinar dalam hidupku, dan hidupmu.

Hanya saja, saya juga tidak menolak dugaan saya sendiri.

Jumat, 20 Desember 2019

Pada Suatu Malam

Pada Suatu Malam
-adoralic-

Senyap, kecuali suara jangkrik dan kukuk burung hantu. Disini kuterjebak, entah mengapa. Dalam rimbunan hutan yang dibalut gelapnya malam.

Terus melangkah, mencari tahu penyebab keberadaanku. Sendirian, menyusuri jalan setapak yang sempit. Di bawah naungan daun. Dan jauh di depanku, kulihat seberkas cahaya.

Rupanya ada padang rumput, dan terang bulan menyinarinya. Semakin mantap kulangkahkan kakiku maju. Dan makin dekat diriku dengan padang itu, makin jelaslah kulihat.

Sesosok gadis jelita, bagaikan bidadari. Di bawah naungan sepohon kayu berdaun rimbun yang berada di tengah padang.

Aku tersentak, jantungku berdenyut cepat. Di balik keremangan sinar bulan, kusadari sang gadis tersenyum, seolah mengundangku mendekat. Maka kulangkahkan kaki menujunya.

Kini kuberdiri di sebelahnya. Bisa kulihat secara jelas sosok cantiknya yang tersenyum tipis namun manis. Suasana penuh kecanggungan, namun kucairkan dengan bertanya. Ia pun berkisah mengapa dirinya terdampar sendiri. Sepertiku, ia kebingungan.

Tiba-tiba pembicaraan menjadi panjang dan mengalir. Seolah ada kekuatan tak kasat mata yang menyihir kami menyatu dalam obrolan. Obrolan yang bersahutan, riuh meramaikan sepinya padang. Disinari lembutnya sinar rembulan.

Kami saling bicara, dan menatap satu sama lain. Kulihat senyumnya, dan senyumku pun terulas di bibir. Malam itu, pertama kalinya hatiku terasa penuh. Sesak, menyesakkan, namun bahagia. Roman wajah yang sama terpancar di wajahnya.

Tiba-tiba ia menggenggam lembut tanganku, dan mengajakku pergi. Membuyarkan kebahagiaan sesaatku. Rupanya ingin mencari jalan keluar dari sana.

Kami menjejaki rumput, menyusuri jalan. Kemudian muncul kunang-kunang. Cahayanya menyaingi sinar bulan. Sesaat aku terpana, pemandangan indah. Sebelum akhirnya kutersadar...

Gadisku dikelilingi olehnya. Lalu ia tersenyum dan berkata "Selamat tinggal". Kemudian menghilang dari hadapanku.

Aku tersentak. Kemana perginya ia? Mengapa diriku ditinggalkan? Sesak rasanya, hingga aku terbangun.

20 Desember 2019



Kamis, 19 Desember 2019

Midnight Poem part 2 (13)

Rindu
-adoralic-

Setelah kunyatakan padamu
Dan kamu pun memberi jawaban
Rupanya
Perasaan kita berbeda

Hanya saja, rasanya tetap sama
Tak ada yang berubah
Atau sedikit
Suaramu mungkin, sedikit lebih bahagia daripada dulu

Maka diriku merasa
Rasanya sama saja
Membahagiakan, justru malah membahagiakan
Tak sedih lagi, tak sakit lagi

Apalagi setelah tahu
Diriku yang rindu
Dan kamu yang pengertian
Lalu memutuskan untuk menebus rinduku dengan percakapan malam

Ahhh... dirimu
Sungguh baik, amat baik
Bahkan meski perasaanku tak terbalas pun
Kamu malah membuatnya terasa sangat menyenangkan

*20 Desember 2019
Ahhh... Marshmallow, kamu memang juara bikin aku meleleh-meleleh baper :")

Rabu, 18 Desember 2019

Midnight Poem part 2 (12)

Pernyataan
-adoralic-

Entah tersihir oleh apa
Dengan sangat mendadak
Tiba-tiba kunyatakan semuanya padamu
Sungguh ajaib tapi nyata

Padahal baru saja menangisi dirimu, lagi
Namun tiba-tiba muncul pikiran 'tuk menyatakannya
Pernyataan rasaku padamu
Rasa yang menggelayut

Aku suka kamu
Dan ternyata sesuka itu
Hingga tiap pagi kuterbangun
Pikiranku dipenuhi kamu

Kamu, kamu, kamu
Walau kutak berharap padamu
Namun setidaknya aku ingin kau tahu
Lalu kita biasa saja

Seperti niat awalku dulu
Menjadi pelindung bagi Sang Penyelamat

*19 Desember 2019
Ini terkocak sih, terdadakan wkwkwk

Midnight Poem part 2 (11)

Ketika Ku Terbangun
-adoralic-

Ketika Ku Terbangun
Pada tiap harinya
Sejak kusadari semuanya
Apa yang terjadi selalu demikian

Selalu diriku terbangun
Dengan perasaan yang sama
Masih berharap ini semua hanya mimpi
Walau nyatanya realita

Kehilanganmu, walau tidak pernah memilikimu
Berpisah denganmu
Bukan sesiapamu lagi
Dan semua tinggal kenangan

Merindukanmu, berharap bisa kembali seperti dulu
Bercanda, tertawa, dan mengobrol denganmu
Memberitahu apa yang kusuka padamu
Bergantian dengan cerita dirimu

Sayang, itu semua hanya perasaanku
Pikiranku berkata lain
Itu semua hanya impian, yang harus kulupakan
Cepat atau lambat, meski harus menangis pada tiap harinya

Tak bisa, tak bisa bersama
Ketika kita akan saling menyakiti
Atau jika tidak pun tetap tak bisa
Karena perasaan kita tidaklah sama :")

*19 Desember 2019
Dan aku tak paham mengapa aku malah makin menjadi. Bukannya lebih mudah move on, semakin lama malah semakin... ah, dasar aku :")

Senin, 16 Desember 2019

Midnight Poem part 2 (10)

Merindukanmu

-adoralic-


Merindukanmu di suatu waktu

Kemudian tersadar

Ini semua menyakitimu, akan

Ketika kasih tak bisa tersampaikan dengan tepat

Hanya akan menyakitimu

Memberi jarak adalah yang terbaik, pada akhirnya

Duhai, aku merindukanmu

Hanya sebatas bisa merindukanmu


*17 Desember 2019

Aku merindukanmu, marshmallow. Hanya bisa rindu, karena... rindu itu irasional, sedangkan menyukai dan menyayangi itu butuh rasionalitas.

Selasa, 10 Desember 2019

Midnight Poem part 2 (9)

Dan Aku Menangisimu
-adoralic-

Dan aku menangisimu
Parah
Air mataku bercucuran
Mataku sembab

Hingga kini, aku masih tak tahu
Apa penyebabnya, apa
Mengapa kamu
Dan mengapa harus menangis

Ah, tahu
Hanya saja mengapa kamu, itu yang aku tak paham
Aku suka kamu, dan kini kehilanganmu
Itu yang kutahu

Aku menangis karena sedih dan sakit
Akibat kehilanganmu, karena kebodohanku
Jika hanya sakit aku sudah biasa
Namun kehilangan, itu yang lebih menyedihkan

Kamu... kamu...
Kebersamaan kita, hanya tinggal kenangan
Canda tawaku bersamamu
Obrolan panjang malam-malam

Aku sayang kamu
Sayangnya, aku bukanlah untukmu
:")

*11 Desember 2019
Dear marshmallow, kalau kamu tahu aku menangisimu, kira-kira apa reaksimu ya?

Midnight Poem part 2 (8)

Kuakui
-adoralic-

Tak kusangka, sedalam ini
Akhirnya kuakui saja semuanya
Mungkin aku bukan mencintaimu
Belum, namun aku menyukaimu

Aku suka kamu
Walau belum sampai jatuh bangun seperti padanya dulu
Namun perasaan ini tulus
Dan hati ini sudah milikmu

Bodohnya diriku
Rupanya terlambat menyadari
Sempat kukira kau hanya sebatas itu
Ternyata tidak, aku kehilangan parah

Kehilangan batas, hingga kini semua kuakui
Aku sayang kamu, andai kamu mau tahu
Ah, tak perlu tahu, kamu tak perlu tahu
Sebab aku juga takkan bisa membuktikannya kan?

Kau takkan beri aku kesempatan
Karena semua sudah berakhir
Jalanku sudah kau tutup, kita sudah tak bisa kembali
Dan aku... lagi-lagi hopeless romantic

*11 Desember 2019
Marshmallow, aku sayang kamu juga, seperti dirimu sayang kamu. Kuruntuhkan saja batasnya, toh kita sudah takkan bersama lagi. Aku ingin kamu, bukan hanya kamu versi besar. Aku ingin kamu, kamu. Hanya saja, itu cuma keinginanku seorang kok. :")

Minggu, 08 Desember 2019

Midnight Poem part 2 (7)

Pria Kedua
~adoralic

Sudah agak lama kita berakhir
Namun, tak kusangka
Menangis lagi diriku kini
Masih karenamu

Sudah tiga kali kurasa
Tiga kali termasuk kali ini
Aku menangisimu
Karena rusaknya seluruh hubungan kita

Mungkin aku bukan menangisimu
Maksudnya bukan sebagai priaku
Namun tetap saja, kamu sosok yang berarti bagiku
Bermakna dalam, lebih dari yang kukira

Kamu adalah penyelamatku
Melepaskanku dari belenggu cinta pertama yang tak kunjung hilang
Pria kedua yang masuk ke dalam midnight poem
Dan pria kedua yang membuatku menangis

Sejak awal aku tak mengharapkanmu macam-macam
Hadir dan jadi penyelamatku saja sudah cukup, aku bahagia walau sesaat
Namun mungkin, aku terlalu berharap jadi temanmu
Yang nyatanya malah tidak bisa terwujud :")

Dear marshmallow, kakakmu sayang kamu
Tidak sebagai wanita, aku memilih sebagai kakak
Tidak bisa sebagai kakak, sebagai teman
Tidak bisa juga... cukup jadi pengikutmu

*9 Desember 2019
Tak kusangka air mata kali ini tipe yang menyebabkan mataku bengkak :") ah... seberarti itu ternyata kamu buatku, baru kusadar setelah kamu tiada. Meski lebih sebagai adik sih daripada pria, namun tetap saja...

Minggu, 01 Desember 2019

Terang Bulan


Cakrawala terang bulan

Hingga bintang berkelip tiada terasa

Anggun sekaligus angkuh

Olehnya disita semua perhatian netramu

Sungguh, keindahan fana yang sempurna


-N. Anuna (my Quora name)

1 Desember 2019

Hmm

Anganku mengembara seiring lantunan bibirku

Nyanyian merdu nan melenakan

Usir sepi dan kesakitanku

Namun hanya pelipur lara sementara

Akhirnya aku selalu hidup pada realita

*

Sampai kapanpun jua

Angan bercokol di kepala, hidup bersekongkol

Nyaman, senyaman-nyamannya diriku

Gembira dalam lautan kepalsuan

*

Perlahan, namun tidak perlahan

Enyahkan segala kepalsuan

Masuki fase yang baru

Impian yang kelak terwujud

Melalui perjuangan nyata, semua diawali

Perjuangan ini demi…

Impian sesederhana mati dalam damai


-N. Anuna (my Quora name)

1 Desember 2019

Rabu, 27 November 2019

Bagian dari Midnight Poem: Unknown Feeling

Unknown feeling, perasaan yang tidak diketahui. Ya, begitulah perasaanku padamu saat ini.

Semua berawal sejak aku marah dan kecewa karena kau menyenggol prinsipku. Lalu sudah kuputuskan untuk marah padamu dan meninggalkanmu. Tapi nyatanya... kamu berbohong, demi aku. Dan demi pertemanan kita.

Sial, aku bingung setengah mampus. Lalu ujung-ujungnya... unknown feeling ini menyerangku.

Tidak tahu merasakan apa. Flat, tiba-tiba semua perasaanku seolah-olah terserap oleh sesuatu, dan lenyap entah kemana. Karena terlalu banyak perasaan bertentangan yang menghantamku bertubi-tubi.

- Marah karena kamu mengusik prinsipku dan aku jadi ingin meninggalkanmu
- Sedih karena harus meninggalkanmu, walau di satu sisi ingin
- Sedih karena walaupun marah, tapi aku tak suka berkata-kata jahat padamu
- Senang karena ternyata kamu cuma bohong, apalagi demi aku
- Sedih, karena aku tidak suka cara bohong, walau demi aku sekalipun
- Kecewa, karena sepertinya semua kata-katamu paradoks: bisa dipercaya sekaligus tidak bisa

Begitulah kira-kira penyebabnya.

Lalu aku memutuskan untuk menggantungmu, karena mengucapkan perpisahan setelah setahun lebih bersama sangat tidak mudah. Kamu pun tak mau kan kehilangan (setidaknya) pertemanan kita? Ya, aku juga.

Aslinya, aku hanya ingin menghilangkan rasa cintaku padamu, bukan menghilangkan kamu seutuhnya dari hidupku. Apalagi pertemanan kita.

Namun... namun... sulit. Karena aku bisa jatuh cinta berkali-kali padamu. Aku suka kamu karena kamu adalah kamu, anggaplah begitu.

Namun sepertinya unknown feeling ini membantu. Tapi... kok... aku malah kehilangan segala hasrat terhadapmu, termasuk hasrat berteman ya?

Seolah-olah ingin membuangmu seutuhnya, karena terasa lebih baik. Bersama, atau tidak samasekali.

Maka sempat kuputuskan mengaku menghindar darimu selama 2 bulan. Tapi, niat awalku ingin menghilang selamanya. Karena aku ingin mendoorslam dirimu.

Niat awalku, karena ujung-ujungnya baru 4 hari saja aku sudah menghubungimu lagi walau sepatah-dua patah kata. Bedanya, perasaanku saat itu unknown.

Tidak seperti dulu yang full of love and friendship.

Begitulah, aku jadi tidak yakin pada diriku sendiri. Tapi jujur saja, unknown feeling ini ada bagusnya juga, aku jadi tidak ada beban dan bisa bertindak sesukaku.

Meskipun itu artinya aku juga tidak yakin menganggapmu apa. Apa masih layak disebut temanku, atau tidak?

Hahahahaha.

Kadang aku rindu kamu kalau ingat kamu, tapi tidak yakin, itu rindu sebagai perempuan atau cuma teman.

Kadang aku merasa: sayang ya kalau pertemanan yang sudah lama ini jika hancur. Tapi tidak yakin lagi setelah ingat bahwa perlakuanmu padaku tidak seperti aku padamu. Aku anggap kau sahabat, kau hanya teman.

Masih cintakah aku padamu? Entahlah.

Yah, begitulah, tidak jelas. My unknown feeling.


*28 November 2019
Apapun, semoga ke depannya kita berdua baik-baik saja, wahai Tuan sumber inspirasi pertama Midnight Poem.

Bagian dari Midnight Poem Another Side: Yang Tidak Bisa Dipaksakan

Bulan ini, saya belajar banyak.
Tentang menerima kehadiran orang-orang baru.
Melepaskan yang lama.
Dan menerima kenyataan.
Bahwa...
Ternyata yang namanya "tidak bisa dipaksakan" itu memang ada.

Seperti cintaku padanya, tidak mudah dihapus begitu saja, tidak bisa dihapus paksa. Walau sekarang sudah berangsur memudar sih.
Seperti pertemananku dengannya, tidak bisa dipertahankan ternyata, selama aku masih bisa jatuh cinta padanya, lagi dan lagi.

Seperti kini pula, ternyata aku tidak cocok dengan marshmallow, padahal mulanya cocok. Sangat sulit ternyata bagi kami jika memaksakan kebersamaan dalam durasi terlalu banyak.
Hahaha... lucu.

Saya banyak belajar, serius.
Bahwa manusia hanya bisa mencoba, tapi Tuhan yang menentukan.
:)

Dan tidak bisa memaksakan pula, aku yang tadinya biasa saja cenderung agak curiga padamu, justru sekarang malah nyaman wkwkwk.
Tenang, baru nyaman doang hahaha. Misalkan pun... aku tidak berharap.
Karena kita hanya sampingan wkwkwk.

Selasa, 26 November 2019

Midnight Poem part 3 (1) : wrong label!!

Orang Ketiga
-adoralic

Tiba-tiba kau hadir
Di antara kami
Awalnya kuanggap sedikit mengganggu
Meski tetap kuanggap teman

Kami tertarik padamu
Kamu tidak menyangka
Lalu kita berpadu
Karena kamu bersedia

Ternyata
Bukannya mengganggu
Justru malah kau
Yang jadi penengah

Kau yang jadi penengah
Dan mungkin diperebutkan
Olehku dan olehnya
Yang kini malah berseberangan

Kau jadi penengah
Dan mulai membuatku nyaman
Mengadukan keluh kesah
Hingga aku tertarik betulan

Aku belum tahu perasaanku
Apakah aku suka betulan
Apakah aku bawa perasaanku selama ini
Namun diriku tahu benar bahwa kutertarik

Padamu yang membuatku nyaman
Padamu yang punya sensasi mengalir
Padamu yang santai
Dan entah mengapa di beberapa sisi mirip dirinya

Bukan, aku tak bandingkan dirimu dengannya
Hanya saja aku tersadar
Mungkin tipeku memang seperti itu
Semacam kalian

Tapi aku ingat
Selalu ingat
Kau berharap yang sempurna
Takkan bisa aku bersanding denganmu

Dan... kita platonis
Memutuskan untuk itu
Bahkan meski suatu hari saling mencinta pun
Kuyakin hanya akan ada dalam hati masing-masing

Kita, sampingan
Begitulah kuanggap
Karena kau orang ketiga
Dan meski kau orang ketiga dalam kumpulan sajakku

Aku pun belum bisa terima kau seutuhnya
Karena sisi dirimu banyak yang belum terungkap

*26 November 2019
Baper gak yhaaaa?? Masih nggak paham, taunya masih tertarik sama nyaman doang wkwkwk

*Januari 2020
Update, salah label ini wkwkwk. Tidak ada apapun hingga saat ini. He is only my beloved brother, and we are platonic :v wkwkwk

Maka dengan ini saya menyatakan part 3 dihapus. Sejauh ini baru ada 2 part Midnight Poem. :)

*11 Maret 2023
Update: Nah, ini ternyata berubah lagi nih, akhirnya kenak beneran juga bapernya gw T_T merasuk ke relung jiwa, masuk Midnight Poem ke-enam aja lah yaa~ :") #labil

Jumat, 22 November 2019

Midnight Poem (31)

Terlepas dari Belenggu Janji
-adoralic

Aku yang berusaha setia
Dan berpegang teguh
Pada setiap kata-kata
Maupun perbuatanku

Aku tak sembarangan berucap
Karena ucapan harus kubuktikan dengan perbuatan
Dan itu tidak mudah
Maka berucap macam berjanji

Aku pernah berjanji
Padamu
Dulu tak kuanggap kebodohan
Bahkan meski bodoh, aku siap dibodoh-bodohi

Namun sekarang baru terasa bodohnya
Bukan, bukan janjiku
Janjiku tidak bodoh
Aku yang bodoh memilih orang

Aku berjanji pada orang yang salah
Begitu lebih tepatnya
Bukan perkara cinta
Namun perkara pertemanan

Bahkan sebagai teman pun aku tak dianggap setara
Bahkan sebagai teman pun aku tak diperlakukan semestinya
Bahkan sebagai teman pun aku dibodohi
Bahkan sebagai teman pun aku dibohongi

Karena janji, aku bertahan
Yang untungnya sudah kulepas belenggunya
Janji memang prinsipku
Namun tidak berteman dengan "sampah" juga prinsipku

Jika prinsip berbenturan dengan prinsip
Maka semuanya menjadi netral
Kemudian aku bisa mulai
Mengambil keputusan yang baru


*23 November 2019
Men-doorslam-mu adalah keputusan baruku.

Midnight Poem (30)

Doorslam
-adoralic

Sejak mengenalmu
Aku jadi makin bisa menyelami lebih
Selami tipe kepribadianmu
Dan bagaimana cara menanganinya

Aku tahu pula
Sebuah istilah
Ciri khas kalian
Doorslam

Doorslam
Membuang orang yang sudah dianggap tidak penting lagi
Dari kehidupan kalian
Bahkan tidak mengakui eksistensinya lagi

Doorslam
Ya, doorslam
Kini aku sedang belajar melakukannya
Padamu yang ternyata banyak jahati aku di belakangku

*23 November 2019
Aku manusia yang hatinya mudah terombang-ambing. Bulan lalu masih memilih setia, kemarin masih belum rela melupakanmu, hari ini tiba-tiba memutuskan untuk men-doorslam-mu.
Terlalu banyak kebohonganmu rupanya, dan aku tak suka itu, bahkan meski bohong demi kebaikanku.

Rabu, 20 November 2019

Midnight Poem (29)

Kuserahkan Semua Pada-Nya
-adoralic

Tekadku kini adalah menghilangkan rasaku padamu
Bahkan jika harus betulan meninggalkanmu
Mungkin akan kulakukan itu
Karena aku sudah tak punya janji

Namun, ada satu yang kupikirkan
Hubungan kita selama ini
Bukanlah hubungan pertemanan biasa
Kurasa banyak campur tangan Tuhan

Ingatkah kau saat kuceritakan
Pernah aku sangat berniat tak ingin membalas pesanmu
Segala cara telah kulakukan
Namun apadaya, takdir Tuhan tidak seperti mauku

Tetap saja akhirnya aku membalas pesanmu
Dan terus menjadi temanmu
Selain itu, banyak hal lain yang pernah terjadi
Begitulah salah satu alasan mengapa pertemanan kita cukup lama

Tuhan yang mempertemukan kita
Tuhan yang membuat kita tetap bertahan
Kini, kita berpisah
Tapi kalau kita ditakdirkan berhubungan selamanya...

Kalau kita ditakdirkan berhubungan selamanya
Atau paling tidak hingga kiamat nanti
Maka nanti pasti aku kembali padamu
Atau kamu yang datang padaku

Sebagai teman, jika memang begitu takdirnya
Atau sebagai... entahlah
Yang jelas karena itulah aku yakin
Aku yakin untuk meninggalkanmu

Karena seyakin itu pula diriku
Bahwa hubungan kita akan tetap baik-baik saja
Selalu baik-baik saja meski tidak bertemu
Dan yakin, pasti akan bertemu lagi

*20 November
Kalau rezeki ya, kalau rezeki kita bakal bertemu lagi kok kawan, dengan cara yang tak disangka mungkin hahaha.
Maafkan daku yang main menghilang saja, tapi kurasa rasa sakitmu tidak sesakit yang kurasakan kala kehilanganmu. Jadi, semangat! ^^

Midnight Poem (28)

Semoga
-adoralic

Meski menghilang begitu saja
Bagaikan pengecut
Meninggalkanmu dalam keadaan menggantung
Namun harapku, semuanya tetap

Meski kecewa padamu
Yang hanya menganggapku teman sebatas itu
Yang tega membohongiku agar aku berpaling darimu
Padahal aku tak suka dibohongi

Meski aku begitu
Namun harapku tetap sama
Semoga
Semoga kamu mendapatkan yang terbaik dalam kehidupanmu

Bahkan meski mungkin kita tidak berteman lagi
Karena aku tidak yakin akan kembali berteman lagi atau tidak

*20 November 2019
Baru sebentar sih, aku saja izin dua bulan hahaha.

Midnight Poem (27)

Kenyataan Pahit
-adoralic

Jika kau ingin tahu
Tidak, kuyakin kau bisa bayangkan sendiri
Hal yang paling sulit dan menyakitkan bagiku
Adalah kehilangan dirimu

Aku pernah kehilanganmu sebagai seorang pria
Lalu bertepuk sebelah tangan
Tapi tak mengapa, aku tak terlalu mengharapkan itu
Aku lebih berharap pada pertemanan kita

Karena pertemanan kita lebih manis
Lebih dalam dan bermakna daripada romantis
Begitulah menurutku
Namun rupanya tidak bagimu

Jika tak bisa memilikimu, setidaknya aku ingin jadi sahabatmu
Jika bertepuk sebelah tangan dalam cinta, setidaknya tidak dalam pertemanan
Namun, ternyata aku hanya sebatas itu bagimu
Bahkan dalam pertemanan

Mungkin aku memang temanmu
Teman yang menurutmu cukup penting
Sayangnya tetap saja, tak sebanding
Rasaku tetap lebih besar daripada kamu

Kamu sahabatku
Aku? Hanya salah satu temanmu
Aku curahkan waktu untukmu, kuterima kamu apa adanya (dulu)
Kamu? Hanya datang padaku untuk mencari manfaat di kala butuh

Begitulah, kenyataan pahit yang menghantamku
Membuatku meralat janjiku tuk setia di sisimu
Meski bisa saja aku tetap mempertahankan janji itu
Tapi buat apa?

Aku sayang sahabatku, kamu
Tapi maaf, aku tak sanggup terus bersahabat denganmu
Karena rasa cintaku yang tak kunjung pudar
Ditambah rasa kecewa karena kita tak seprinsip dalam pertemanan

Namun, meninggalkanmu baik-baik
Mengucapkan terimakasih dan salam perpisahan
Aku tak sanggup
Karena kehilanganmu, sebagai semuanya, itu terlalu menyakitkan

Tak sanggup berteman, namun tak sanggup pula meninggalkan
Maka izinkan aku menghilang saja

*20 November 2019
Yang masih menangisimu, soulmateku.
Sejujurnya aku benci mengapa semua jadi rumit karena aku mencintaimu. :"

Rabu, 13 November 2019

Midnight Poem part 2 (6)

Tidak Muluk Muluk
-adoralic-

Tidak muluk-muluk
Mimpiku
Karena pernah kukatakan sebelumnya
Hatiku sudah cacat

Tidak muluk-muluk
Harapku
Karena pernah kukatakan
Aku selalu berpikir akan dibuang orang

Aslinya, aku tidak pernah berharap pada orang
Sebagaimana diriku tidak ingin diharapkan orang lain
Buang saja aku, jika kalian mau
Karena aku tidak bisa membuang kalian

Tapi kamu, aku tak ingin kehilanganmu
Setidaknya, pertemanan kita jangan sampai rusak
Tak masalah, ku tak bermimpi memilikimu sebagai wanita
Asalkan aku tak kehilangan dirimu seluruhnya

Yang terlanjur masuk ke dalam hidupku
Aku tak bisa membuangnya, sulit
Mungkin itulah kelemahanku
Sekaligus kekuatanku

Bertemanlah, bertemanlah denganku
Setidaknya jangan tinggalkan aku sebagai temanmu
Aku suka kamu, sayangku
Tapi aku siap jadi temanmu

*14 November 2019
Ini adalah yang kusebut: aku siap mencintai lagi, tapi tidak siap dengan kebahagiaan, malah siap terluka lagi. :)
#hopeless_romantic

Midnight Poem another side (5)

Cacat
-adoralic-

Dulu, kamu terlalu keras pada logikamu.
Dan hatiku terlalu lembut, hingga tak bisa menerima kenyataan.
Tapi aku pura-pura kuat, seolah mampu menerima segalanya.
Selalu.

Namun aslinya aku merana.
Sangat merana.
Tapi hidup terus berjalan bukan?
Bahkan walau aku lelah berpura-pura.

Dan sepertinya kini aku cacat.
Hatiku, cacat.
Tak bermaksud menyalahkanmu, apalagi Tuhan.
Hanya saja... sedih ya.

*14 November 2019
Kini cacat, tak bisa kuberharap kisah indah pada setelahmu. Hanya bisa "mencintai lagi dan siap untuk menderita lagi karena cinta".

Midnight Poem (26)

Kurasa Sampai Sini, Entahlah
-adoralic-

Kurasa sampai sini, hanya sampai sini
Kasihku untukmu, cintaku untukmu
Kurasa
Karena kamu telah menemukan yang lain kan?

Kurasa sampai sini
Tugasku t'lah usai
Karena ternyata t'lah kau temukan yang lain 
Dan aku tak sesetia itu

Bukannya aku tak bisa setia
Bisa, hanya saja kau bukan sesiapaku
Setia padamu nampak bagai kebodohan
Bahkan mungkin di matamu

Kita berteman, dan kau menolakku dua kali
Kita berteman, dan kau suruh aku cari yang lain
Yang awalnya tak bisa
Karena aku hanya ingin bersama orang yang kusukai, kamu

Kemudian kutemukan orang lain
Yang bisa membuatku suka dan menginginkan lagi
Dan kebetulan itu, dirimu juga memiliki orang lain
Maka sempurna lah

Kita teman, masih teman
Tentu saja, itu janjiku padamu
Hanya saja hatiku mungkin sudah bukan untukmu
Seperti harapmu bukan?

Aku sayang kamu, masih
Tapi cintaku... entahlah
Mungkin memang kini waktu yang tepat
Untuk mengakhiri cinta itu

Mungkin, karena jika terkait dirimu aku bisa labil
Lihat saja beberapa waktu lagi
Masihkah ada kisah tentang dirimu
Atau selalu tentang orang lain?

*14 November 2019
Harusnya kutulis kemarinan. Namun aku ingin lebih mantap.
Kalau datang baik-baik, pergi baik-baik :")
Terimakasih, telah mengajariku tentang cinta selama 1 tahunan ini. Aku pamit, soulmate. Tapi semoga dirimu tetap soulmateku. Dan kita saling menyayangi dalam bentuk yang lain.

Midnight Poem part 2 (5)

Hujan Sepagi Ini
-adoralic-

Hujan sepagi ini
Rintiknya terdengar
Merintih
Mungkin seperti hatiku

Hujan sepagi ini
Dinginnya terasa
Menusuk-nusuk
Mungkin bagai hatiku yang tertusuk

Hujan sepagi ini
Derasnya terasa
Mengalir
Mungkin bagai airmataku

Hujan sepagi ini
Menyadarkan bahwa aku semalam
Menghujani pipiku dengan air mata
Untuk tersadar bahwa diriku tak mau kehilanganmu

*14 November 2019
Keempat kalinya kita "bersua", dan... yaa... gila juga, kamu sudah bisa membuatku menangis. Aku makin yakin tentang rasaku, sebagaimana aku makin takut kehilanganmu.
Namun di sisi lain, aku juga ingin kehilanganmu meski akan berdarah, hanya untuk sekadar memenuhi egoku terkait logikaku yang negatif.

Senin, 11 November 2019

Tanpa Tuhan Aku Bukan Sesiapa

Tanpa Tuhan Aku Bukan Sesiapa
-adoralic-

Aku hancur, aku menderita
Dan aku bisa sembuh
Jikalau aku mau
Namun, aku memilih menyakiti diri sendiri

Aku hancur, aku menderita
Akibat keisenganku, ulahku sendiri
Jikalau aku mau, aku bisa belajar tak mengulanginya lagi
Namun, aku malah memilih menyakiti diri lagi

Tapi satu hal yang kusadari
Semua salahku, aku yang salah
Dan aku yang memilih salah
Bukan Tuhanku yang Agung

Tanpa Tuhan aku bukan sesiapa
Tapi Tuhan yang membuatku jadi sesiapa
Meski diombang-ambingkan dalam berbagai derita
Tetap saja Tuhan yang menjadi Tuhan, bukan aku

Tuhan sudah menunjukkan jalan kebenaran
Namun diriku yang memilih jalan lain
Beginilah memang
Jika iman baru sebatas dalam pikiran, belum merasuk

Namun, tanpa Tuhan aku bukan sesiapa
Maka tetaplah diriku ini beriman
Berusaha untuk itu
Meski iman yang selemah-lemahnya iman

Sebagai teis, aku minta maaf
Maaf telah mencemari nama baik jalan Tuhan
Dan tentu saja minta maaf pada Tuhan
Maaf Ya Tuhan, belum bisa membuktikan cintaku pada-Mu dengan perbuatan

*12 November 2019
Catatan seorang teis yang "ingin bertaubat" segan, tapi "terus berlinangan dosa" tak mau.

Minggu, 10 November 2019

Midnight Poem part 2 (4)

7 Waktu Bersamamu
-adoralic-

Di hari ke 7 pertama kita jumpa, rasanya
Lalu tanpa sadar, 7 hari mengenalmu
Lewat tulisan, saling bertukar kata
Hingga kita pun bersua lewat suara

7 hari kemudian, tiga masa kita jumpa
5 waktu bagaikan sembahyang
Sepenggalan waktu, yang bernilai 2
Dan yang terakhir 7 waktu

7 waktu bersamamu
Yang kau sebut rekor
Entah siapa yang gila
Aku atau dirimu

7 waktu bersamamu
Entah mengapa tak bisa dicegah
Padahal ingin kita cegah
Namun tak rela pula

7 waktu bersamamu
Adakah lanjutannya?
Atau... menjadi yang terakhir
Kala kejenuhan mulai melanda

Semoga, apapun itu...

*11 November 2019
Dear marshmallow, masih terngiang-ngiang suaramu, canda tawa kita, dan pertanyaanku: "Kita ini ngapain sih?" Hahaha.

Sabtu, 09 November 2019

Midnight Poem another side (4)

Dan Lebih Baik Aku
-adoralic-

Terkadang
Hidup itu bercanda
Sebercanda itu
Hari ini tersenyum
Besok menangis
Tiba-tiba tertawa

Namun buatku, semua nampak sama
Pada akhirnya semua hampa
Hampa, selalu ada kehampaan di baliknya
Terkadang hingga diriku merasa
Mati itu seperti apa sih?
Hampakah?
Atau lebih banyak derita?

Aku penasaran
Ingin mati
Atau ingin menghilang saja, dari dunia ini
Aku ingin menghilang dari permukaan

Dan perasaanku, kadang ingin kubunuh
Kubunuh berkali-kali, biar betulan mati
Karena dia aku tak paham
Mengapa diriku sebegininya
Apa sih yang kumaui?
Mengapa dengan mudahnya diriku menderita?
Menggantungkan sayap mimpi pada orang lain
Berharap bisa dibawa terbang bersamanya

Mengapa harus pada orang lain?
Mengapa harus ada orang lain?
Padahal aku benci orang
Ya, sebenci itu

Tapi sebegitu pula aku berharap
Ada orang yang seperti diriku
Dan suatu saat akan mengajakku
Terbang bersama ke langit ketujuh

Entah siapa, entah siapa
Atau bahkan mungkin hanya fatamorgana

Namun kembali lagi kubertanya pada diriku
Mengapa harus bersama orang?
Mengapa?

Maka terkadang terlintas dalam benakku
Ketika aku telah tersadar, lebih baik aku sendiri
Ya, lebih baik aku sendiri
Dan lebih baik aku membunuh perasaanku dalam kesendirian

*10 November 2019
Entah ini fase healing atau malah fase menghancurkan diri sendiri. Diriku yang selemah dan sebucin itu.

Midnight Poem another side (3)

Aku, Kelabilanku, dan Kesakitanku
-adoralic-

Aku mencintaimu, sayangku
Namun tak terlalu berharap kita bersama
Kecuali hanya untuk membuatmu bahagia
Hanya sebatas itu

Karena setahuku, kamu banyak menderita
Dikecewakan, dan disakiti oleh kehidupan
Dan jika kamu butuh orang seperti diriku
Aku siap berada di sisimu

Karena aku punya kemampuan di atas rata-rata
Bukan maksudku pamer, namun aku serius
Dan kurasa kamu akan nyaman jika bersama orang sepertiku
Apalagi bila kubertekad jadi yang terbaik buatmu

Aku mencintaimu, aku sayang kamu
Aku ingin kamu bahagia
Dan memang jika bukan aku, aku pun tak masalah
Selama kamu bahagia, dengan siapapun pilihanmu

Semoga dia bisa mengerti kamu
Benar-benar sayang kamu
Dan bisa membuatmu bahagia
Serta bisa membuatmu jadi sosok pria paling baik di dunia ini

Lalu aku?
Rasanya masih campur aduk
Sedikit kecewa dan cemburu pasti ada
Tentu saja, aku pun punya hati pada diriku sendiri

Kau tak kunjung membalas pesanku
Tanpa keterangan, tanpa alasan
Rupanya sedang mencintai yang lain
Baiklah kupaham

Walau normalnya aku merasa teriris
Namun aku sudah terlalu terbiasa menghadapi tingkahmu
Jadi kubiarkan saja, bagai angin lalu
Meski bagi orang biasa tingkahmu mungkin keterlaluan

Yah begitulah, sudah kubilang kemampuanku di atas rata-rata
Makanya aku sempat tak mau meninggalkanmu
Selama aku belum melihatmu bahagia dengan orang lain
Namun sepertinya kini tak mengapa

Mungkin bisa mulai kubuka hatiku
Bagi si manis, yang secara ajaib mampu menggoyahkan diriku
Dan membangun tempatnya sendiri
Di dalam hatiku

Dia adalah dirinya, tanpa bayang-bayang kamu
Hanya saja kemarin aku sempat takut
Takut kamu menyesal misalkan kehilangan aku
Namun sepertinya tidak, aku hanyalah temanmu

Baiklah, kamu juga hanyalah temanku
Mungkin, kini saatnya berhenti mencintaimu
Meski aku belum yakin
Karena jika terkait dirimu aku sering labil

Tapi mungkin kini saatnya memulai lembar baru
Aku mulai tertarik dan ingin mencoba dengan si manis
Bahkan meski kelak bernasib sama seperti ketika bersamamu
Membuatku terluka hingga berdarah-darah pada akhirnya

Begitulah, namun masih tak tahu
Karena masa depan tak ada yang tahu pasti
Kecuali setelah mengalaminya
Ketika masa depan telah menjadi masa kini, bahkan masa lalu

*10 November 2019
Ingin kumenangis namun tak bisa, saking sudah terlalu terbiasanya menangis karenamu mungkin. Hahaha.

Midnight Poem part 2 (3)

Kamu yang Mengusik Aku
-adoralic-

Kamu yang mengusik aku
Namun lembut
Menyusup perlahan
Membuatku nyaman

Meski tetap kuterusik
Karena apalah niatmu
Hanya sebatas teman
Ya, hanya itu

Nyaman pada teman
Sesungguhnya terlampau sulit bagiku
Aku lemah menahan perasaan
Pada dirimu yang begitu manis

Namun aku punya kekuatan
Yang tak dipunya semua orang
Aku kuat jadi temanmu, teman siapa saja
Meski perasaanku jatuh dan berkembang

Begitulah
Dan kurasa aku mulai siap, mungkin
Memulai kisah yang baru
Bahkan meski akan berdarah kembali

*9 November 2019
Hai kamu, terimakasih selalu mau menyemangatiku (dan siapa saja) dengan manis.

Jumat, 08 November 2019

Apakah Introver Cocok Berpasangan Dengan Sesama Introver?

Tulisan ini saya pos di salah satu akun milik saya.

***

Apakah Introver Cocok Berpasangan Dengan Sesama Introver?

Sepertinya saya sedang stres, dan entah mengapa kali ini saya memilih platform ini untuk menumpahkan isi kepala saya.

Kenapa juga saya membuat pertanyaan ini, dan mengapa pertanyaannya seperti ini?

Jawabannya adalah… mungkin karena saya agak "lelah" sehabis menghadapi drama "beda alam" hahaha.

Nggak hanya sebuah, namun beberapa drama yang intinya sih sama, "beda alam".

Dia introver, kamu ekstrover. Atau kebalikannya.

Beda alam itu nggak mudah. Bisa kok bersatu, tentu saja, tapi nggak mudah.

Nggak semudah pasangan yang berada di alam yang sama. Bahkan di alam yang sama saja nggak mudah kok, apalagi beda alam?

Nggak semudah: berlawanan sifat akan menciptakan ketertarikan dan daya tarik-menarik yang bisa menciptakan persatuan.

Oke, anggaplah menciptakan ketertarikan dan persatuan itu mudah, namun bagaimana dengan mempertahankannya?

Apakah kalau misalnya terjalin hubungan, ingin sebatas hubungan untuk bersenang-senang, atau untuk jangka panjang?

Sebetulnya, hubungan apapun, mau di alam yang sama mau yang berbeda, pasti sama-sama butuh effort agar bisa bertahan. Antara lain butuh sikap saling pengertian, kesabaran, toleransi, bisa berkomunikasi yang baik, bisa berdiskusi dengan baik, berpikiran terbuka, bisa membuat kesepakatan jalan tengah, sesekali mau mengalah, dan tentunya ada kasih sayang.

Tapi effort untuk bertahan yang harus dikeluarkan pasangan "beda alam" kemungkinan lebih besar sih daripada pasangan yang berada di alam yang sama, kecuali jika bertemu pada saat sudah sama-sama berkepribadian matang.

Dan pada kasus yang beberapa kali saya jumpai, ekstrover kesulitan memahami pasangannya yang introver, dan para introver lama-lama lelah berusaha memahamkan ekstrovernya.

Biasanya sih perbedaannya di mindset, sudah sama-sama kaku di mindset masing-masing. Introver dengan kecenderungan individual dan subjektivitasnya yang lebih kental, sedangkan ekstrover dengan kecenderungan sosial dan komunalnya.

Jadi… apa hubungannya dengan pertanyaan yang saya buat?

Menurut saya, introver dengan introver itu kemungkinan besar cocok. Ya asalkan kaliannya bisa nyambung dan saling merasa nyaman aja sih. Setidaknya, alam yang sama membuat mindset kalian secara garis besar terdapat kesamaan lah, jadinya nggak beda-beda amat gitu.

Malah saya merekomendasikan introver—introver, dengan catatan minimal salah satu di antara kalian ada yang cerewet. Karena tidak semua introver itu pendiam, dan tidak semua pendiam itu introver.

Setidaknya kalian masing-masing tidak terlalu sulit menerjemahkan pasangan masing-masing, dan… tidak menyulitkan orang lain (maksudnya ekstrover) dalam menerjemahkan kalian.

Saya bukannya bermaksud melarang atau mencegah untuk menjalin hubungan "beda alam" ya. Tentu saja boleh, malah bagus kalau berhasil. Sangat bagus, kalian luar biasa!

Namun, ada baiknya sebelum memasuki hubungan, terutama "beda alam", plis tingkatkan dulu ini:

Sikap saling pengertian, kesabaran, toleransi, bisa berkomunikasi yang baik, bisa berdiskusi dengan baik, berpikiran terbuka, bisa membuat kesepakatan jalan tengah, sesekali mau mengalah, dan tentunya ada kasih sayang.

Sekian dari saya. Terimakasih buat yang sudah menghabiskan waktu membaca tulisan ini.


Saya pribadi pun dari dulu berusaha mencari pasangan sesama introver. Untuk berteman sih oke dengan siapa saja, tapi untuk berpasangan, kalau bisa ya introver saja. Dan saya tipe yang termasuk cerewet jika sudah nyaman dengan orang.

Selasa, 05 November 2019

Best Friends

Best Friends adalah kata yang haram buatku, sejak saat itu.

Namun kini sepertinya, ia mulai kembali...

***

Tahun Baru Masih Lama
-adoralic-

Pagi hari, kutemukan tontonan.
Perpisahan, ah mengapa itu temanya.
Mengingatkan diriku pada kalian.
Sahabatku tercinta, jika boleh kuakui demikian.

Masih lama, tahun baru itu masih lama.
Itulah mengapa kubenci tahun baru.
Selain karena kembang apinya yang berisik.
Dan menyala indah, namun hanya sekejap.

Masih lama, tahun baru itu masih lama.
Seperti aku dan kalian.
Sampai nanti pun masih bersama.
Karena hati kita telah sama.

Meski terpisahkan jarak
Meski terpisahkan waktu
Kita tahu kemana harus "pulang"
Karena hati kita telah bersatu.

***

Jangan Tanya Aku, Cukup Tanya Hatimu
-adoralic-

Tulisan ini, mengudara
Dipandang sejuta mata
Namun hanya dirimu
Arti dari ini semua
Sisanya hanya penonton
Bukan sumber inspirasi
Bukan sumber segala resahku
Wahai tebaklah, dirimu kah yang kumaksud?
Jangan pernah tanyakan aku, karena aku yang bertanya :)

-salam, sobat Tsunderemu

***

Buat sahabat-sahabatku yang akan berpisah jarak dan waktu. Aku sedang sentimentil.

Tata Cara Membaca Midnight Poem

Apa itu Midnight Poem? Sudah pernah saya jelaskan lebih detail di postingan yang telah lampau, silakan cari saja dengan keyword "Asal Usul Midnight Poem". Intinya secara singkat, midnight poem adalah kumpulan sajak yang saya tulis ketika saya galau. :)

Beberapa istilah yang harus anda ketahui terkait midnight poem:

-Midnight Poem: ini maksudnya midnight poem part 1. Karena pertama tidak perlu saya beri part. Kumpulan sajak yang menceritakan tentang dia, yang kusayang, yang menjadi asal mula kelahiran "label ini"

-Midnight Poem part 2, part 3, ... dst: sejauh ini baru sampai part 2. (Itu juga... saya ragu yang part 2 akan menjelma atau hanya sekilas lewat.) Part ini untuk menandakan orang yang berbeda. Beda part berarti beda orang. Isinya sama saja, sajak untuk seseorang.

-Midnight Poem another side: sajak mengenai diriku sendiri dan isi pikiranku.

-Bagian dari Midnight Poem: postingan yang terkait dengan midnight poem, namun tidak berbentuk sajak.

Baiklah, sekian dari panduan dari saya :)

Minggu, 03 November 2019

Midnight Poem (25)

Entah
-adoralic

Entahlah
Apakah kamu kunci
Yang membuka duniaku lebih luas
Atau orang lain adalah kunci
Yang membuat diriku makin bisa mengenalmu
Entahlah, diriku tak mengerti
Yang kutahu, aku ingin lebih mengenalmu
Dan mengerti kamu
Sebagai dirimu sendiri, yang sebenarnya
Agar aku bisa mendukungmu dengan baik


*4 November 2019
Aku mencintaimu sayangku, kalau fana ingin nyata, kalau tidak tahu ingin mencoba tahu. Terserah dicintai balik atau tidak, aku kan "sebodoh" itu :)

Bagian dari Midnight Poem Another Side: Setangkai Bunga Soka

Ini adalah salah satu cerpen favorit saya. Menceritakan perasaan dengan perumpamaan bunga soka. Bergumpal-gumpal dan setangkai bunga soka.

Sejak awal, kisah ini menyentuh hati saya. Saya pertama kali baca ini waktu SMP. Dulu saya, yang tidak pernah dicintai, pernah berpikir: setidaknya ya, dia masih menjadi soka meski hanya setangkai. Setidaknya rasanya masih berbalas walau sedikit.

Kalau saat ini, mungkin kisah ini mulai mirip keadaanku, ada bergumpal-gumpal soka dan setangkai soka di dalam hatiku. Entah yang setangkai itu akan menjadi gumpalan pula atau tetap hanya setangkai.

***

Saya ingin menceritakan ulang kisah ini versi saya:

Tokoh utama dalam kisah ini adalah Alana, yang sedang mengenang masa lalunya, yang diam-diam (meski ketahuan sih) mencintai sahabatnya yang bernama Seta. Namun suatu hari sahabatnya menghilang ditelan bumi, meninggalkan Alana dengan sejuta kenangan indah sekaligus perasaan sakit yang teramat dalam karena ditinggal ketika sedang sayang-sayangnya. Tiap hari Alana melamunkan kepergian Seta, ditemani oleh teman sekamarnya di kos, Alen, yang berusaha menyadarkan Alana bahwa kehidupan bisa terus berlanjut jika Alana mau mencoba move on.

Alana dan Seta sebelumnya tinggal di kosan yang bersebelahan. Kosan mereka dibatasi oleh rimbunan tanaman soka.

Suatu hari Seta melukis sebuah lukisan yang indah. Lukisan bunga soka yang bergumpal-gumpal. Sangat cantik. Alana yang sangat tertarik ingin memiliki lukisan tersebut, namun Seta melarang. Lukisan tersebut rupanya akan diberikan Seta pada gadis yang sangat ia cintai, dan itu bukan dirinya.

Alana yang mengetahui hal tersebut patah hatinya.

Apalagi ketika esok-esoknya, Seta malah menyuruh Alana mencoba jalan dengan lelaki lain, jangan terus berduaan dengannya. Makin remuk redam hatinya. Tapi Alana pura-pura tegar.

Pertemanan mereka tetap berlanjut, hingga suatu hari mereka bermain kejar-kejaran, hingga Seta berkata: "Sampai kapanpun kamu nggak akan bisa ngejar aku, Lan. Nggak akan bisa."

Alana merasa tertampar, untuk suatu alasan yant tidak jelas, ia merasa itu kode aneh dari Seta, entah apa maksudnya.

Lalu suatu hari, Seta kembali melukis bunga soka, namun kali ini hanya setangkai. Alana yang penasaran bertanya, mengapa kali ini hanya setangkai?

Seta pun menatap dalam mata Alana, kemudian berkata. Saya lupa kata-kata persisnya, tapi intinya gini:

Pernahkah kamu sangat mencintai seseorang. Cinta yang sangat mendalam. Namun suatu hari kamu sadar kamu tidak bisa terus bersama dan memilikinya, hingga akhirnya dia meninggalkanmu dan kamu kehilangan. Tapi ada cinta yang lain yang setia menunggumu. Dan kamu menyadari itu, lalu berusaha menerimanya. Sampai akhirnya kamu pun bisa mencintai orang yang baru itu. Meski kamu sadar, bahwa cinta yang baru tidak pernah dan tidak akan sebesar cinta yang lama.

Alana terdiam, ia sibuk menerka-nerka nama dalam hatinya, meski ia takut sekali jika tahu kenyataannya. Akhirnya dia tetap bungkam hingga topik teralihkan.

Setelah pertemuan kala Seta melukis setangkai soka itu, Seta menghilang ditelan bumi, tanpa kabar apapun, tanpa pamit.

Ending dari cerita ini adalah… ketika Alen, teman bergalau ria Alana pergi meninggalkan kos untuk pulang ke kampung halaman setelah sekian bulan menunggu urusannya selesai sembari menemami Alana bernostalgia.

Alana sedih sekali harus kehilangan teman lagi, namun ia sadar bahwa memang tidak akan selamanya mereka tinggal di kosan itu.

Ketika membantu Alen beberes, Alana menemukan suatu benda yang familiar.

Lukisan bunga-bunga soka!

Rupanya, sebelum pergi, Seta sempat memberi lukisan pada Alen, lukisan soka yang bergumpal-gumpal. Sekaligus menitipkan lukisan setangkai soka untuk Alana.

Ternyata sebelumnya, Alen dan Seta pernah berpacaran, namun putus karena Alen tidak bisa melanjutkan hubungan tersebut akibat keluarganya sudah pasti akan menjodohkan Alen dengan pria lain. Nah, dikala itu, mulai muncul lah Alana dalam kehidupan Seta.

Seta berusaha menerima kenyataan, dan mencoba menerima Alana pula. Namun pada akhirnya ia tak sanggup menerima kenyataan bahwa Alen akan pulang kampung untuk menikah, sehingga ia memutuskan kabur duluan setelah menyelesaikan lukisan-lukisannya. Ia juga tak sanggup menatap mata Alana yang diam-diam mencintainya begitu dalam, sementara ia tidak mampu membalas sama besarnya, meski sudah sayang sekalipun.

Pada akhirnya, pergi adalah pilihan terbaik bagi Seta.

Alana menatap lukisan miliknya. Lukisan setangkai soka yang indah, terlalu indah. Hingga ia teringat kode dari Seta.

"Sampai kapanpun kamu nggak akan bisa ngejar aku, Lan. Nggak akan bisa."

***

Dan juga, ini saya berikan foto cerpen aslinya juga kalau dirasa cerita saya kurang ngena. Selamat membaca Setangkai Bunga Soka. :)

#note: foto hanya bisa dilihat dengan jelas pada mode "web"



*3 November 2019
Untuk soulmateku tersayang dan marshmallow. Kalian pasti tahu kalian yang mana. Dan kurasa marshmallow tak mencintaiku seperti Lana pada kisah ini hahaha.

Midnight Poem another side (2)

Lagi-lagi kutemukan
Setelah sebelumnya menemukan yang serupa

Sudah waktunya kah?
Atau hanya cocoklogi semata?

Aku masih menunggu perkembanganku dengannya
Namun si manis pun muncul perlahan, entah sebagai apa

Entah bagaimana
Nasib kita semua masing-masing ke depannya

Jumat, 01 November 2019

Midnight Poem another side

Hampa
-adoralic-

Hampa
Diriku
Memikirkan ini
Memikirkan itu

Sendiri
Gila dan merana
Mau ini, mau itu
Tapi pada akhirnya tak mau apapun

Pada akhirnya hanya mempertanyakan
Ini semua buat apa?
Sebelum kemudian terjebak gelap
Dan kembali ingin menghilang dari dunia ini

Menghilang sejenak
Bukan mati
Hanya sejenak
Tapi hilang betulan

Aku yang berjiwa bucin
Mau ini, mau itu
Harap ini, harap itu
Padahal aslinya lelah

Lelah, ingin berhenti begini
Kadang ingin mati rasa
Namun bukan manusia jika tak berperasaan
Dan seolah kehilangan diriku jika begitu

Yang kutahu, aku adalah
Perasaan yang mendalam
Pikiran yang rumit
Dan paradoks hidup

Akulah
Manusia yang ceria
Manusia yang sedih
Dan manusia yang hampa

*1 November 2019
"Capek" anjir jadi "bucin", apalagi hopeless romantic mulu wkwkwk.
"Lelah" gue dengan manusia.
Gue ingin berhenti, tapi gabisa.

Kamis, 31 Oktober 2019

Midnight Poem (24)

Sepertinya
-adoralic-

Sepertinya masih panjang
Jalanku
Untuk melupakanmu
Walau mulai ada sedikit titik terang

Sepertinya bisa
Membuka hati untuk yang lain
Setidaknya suatu saat takkan takut lagi
Walau tak sama persis

Memang tak ada yang sama persis
Dan bagusnya
Jika nanti ada orang selainmu
Yang berhasil membuat jalannya sendiri

Atau kamu saja lah
Aku masih berpikir dirimulah
Walau kau belum muncul lagi
Tidak, jangan muncul lagi dengan cepat

Tetaplah pada jalanmu
Hingga suatu saat kita nyata bersua, kuharap
Entah sebagai apa
Pokoknya kamu dan aku...

Together, forever, in this world, my soulmate.

*1 November 2019
Menghargai "ikatan" kita :)

Midnight Poem part 2 (2)

Harum Manis
-adoralic-

Harum manis
Membayangkannya selalu lembut
Dan manis
Manis yang lumer tersesap lidahku

Namun rupanya aku salah
Ternyata tidak sehalus itu
Lebih kasar dan berserat
Untungnya manis

Kupikir sehalus kapas
Rupanya berserat
Penampilan kadang menipu
Seperti pula hati

Hei, harum manis merah jambu
Atau kawanmu si putih
Kau mengingatkanku
Pada marshmallow dua warna

Ah aku ini
Sejak kapan aku senang makanan manis?
Aku hanya suka membayangkannya saja
Seperti membayangkan dirinya versi lain

*1 November 2019
Ingin marshamallow yang lain, versi besar dan bisa kumiliki hahaha XD
Tapi tenang sayangku, aku masih suka kamu kok. *sayangku siapa? Wkwkwk #halu

Midnight Poem part 2 (1)

Haruskah
-adoralic-

Haruskah kini
Kubuka lembaran baru
Haruskah
Sudah haruskah?

Sementara kamu di sana memang mengabaikan aku
Walau tetap masih tercinta
Namun kubermain ke tempat lain
Dan temukan banyak teman

Dari sekian orang
Ada seseorang
Marshmallow, begitulah julukanku
Karena ia sehalus marshamallow

Tidak bermaksud meletakkannya dalam sajak
Dan memasukkan dalam Midnight Poem
Belum
Eh, sudah ya?

Aku sedang apa?
Sekarang kubertanya pada diri sendiri
Apa yang kutulis
Dan mengapa kutulis itu

Tentang wangi manis yang samar-samar tercium olehku
Terbawa oleh semilir angin yang lembut

*1 November 2019
Eh, sudah ganti bulan saja, apakah ganti orang sekalian?
Ah, tidak selama belum ada versi besarnya. Aku tidak mau mengganggu anak kecil yang masih berusaha menikmati indahnya dunia. :)

Selasa, 29 Oktober 2019

Gajelas

Bertahan pada rasa ini menyakitkan

Melepasnya juga menyakitkan

Jangankan melepaskan, membayangkan diriku berbahagia dengan yang lain saja menyakitkan

Apa sih mauku? :")

Dia

Aku harus apa?

Dianya kan gamau sama aku :")

Padahal dia sudah tiada

Maksudnya tak selalu ada untukku, entah sejak kapan

Kecuali sebagai teman

Namun aku masih saja, ingin mencintainya jika bisa

Gilakah diriku?

Gajelas emang -_-


*mas, aku sayang kamu, gapapa ya aku bilang disini :") #dasar_bucin

Midnight Poem (23)

Mungkinkah
Oleh: adoralic

Mungkinkah ini hanya obsesi?
Mungkinkah ini hanya candu?
Mungkinkah semua ini semu?
Atau memang cinta?

Masih saja, masih saja
Jikalau membayangkan diriku dengan yang lain
Malah berujung kamu
Jikalau ini bukan cinta, obsesikah?

Bukannya aku tak bisa melangkah
Hatiku memang memilih setia
Entah mengapa
Bodoh ya?

:")

Iya, aku bodoh
Aku yang mengaku mencintaimu
Padahal mungkin cuma obsesi saja
Dasar aku

Kalau move on artinya meninggalkanmu
Sepertinya aku belum sanggup
Entah sampai kapan
Mungkin sampai aku tak bodoh lagi


*29 Oktober 2019
Masih dengan air mata yang sama, untuk orang yang sama. Seseorang yang ingin sekali bisa kupanggil "Sayangku", meski hanya sekali.

Rabu, 23 Oktober 2019

Midnight Poem (22)

Konyol
-adoralic

Baru kusadari
Kekonyolanku
Mengaku-ngaku akan menikmati pilihanku sendiri
Ujung-ujungnya melibatkanmu

Baru kusadari
Kekonyolanku
Merasa sudah banyak menunjukkan perasaan padamu
Padahal yang kutunjukkan padamu ternyata biasa saja

Konyol
Ya, konyol
Kukira aku baik
Nyatanya hanya pembuat skenario drama yang baik

Aku pembuat skenario
Bukan pelakonnya
Lagipula jika bukan denganmu
Sudah sanggupkah aku melakoni sebuah drama?

23 Oktober 2019
Konyol banget gue, anjirrrr baru sadar wkwkwk.
Biasa, kalau nggak ada kamu, akal-sehatku bisa kembali. Nanti mungkin rusuh lagi kalau kamu muncul lagi wkwkwk. :(

Sabtu, 19 Oktober 2019

Midnight Poem (21)

Aku Kini Terlalu Buruk
-adoralic

Aku kini terlalu buruk
Pikiranku busuk
Kata-kataku di dalam kepala selalu menusuk
Namun sialnya, aku menikmatinya

Aku kini terlalu buruk bagimu
Meski aku mencintaimu
Namun memang lebih baik bagimu
Menetap pada keputusanmu

Aku yang kini
Kita mulai berseberangan jalan
Aku bisa saja sih kembali
Ke sisimu di sebelah "kanan"

Tapi sudah kubilang aku sial
Aku mulai dan masih menikmati ini
Pikiran yang busuk
Semoga suatu saat bisa kubuang

Dan kamu...
Cari yang baik, jauh lebih baik
Meski aku akan tetap
Mencintaimu dengan caraku sendiri

Kamu baik, kamu bahagia
Pada akhirnya itu adalah... tujuanku
Memang indah bagiku jika kamu bersama denganku
Namun tidak harus aku, jika aku tak pantas untukmu

*20 Oktober 2019
Lalu (misalkan) dia menemukan ini dan berkata: "Lah, memang saya sudah tak mau denganmu, sejak dulu kan saya yang memilih begitu."

:) gapapa Mas, aku memang halu :D dan mencintaimu dengan caraku sendiri, dengan kata-kata yang kutulis disini

Pengen Nulis Aja (bagian dari midnight poem)

Tulisan ini ada di salah satu akun saya wkwkwk. Buat lucu-lucuan aja sih.

***

Pernah tidak sengaja mengenalmu

Awalnya hanya ingin saling membantu, kau ingin bertanya padaku, dan kucoba menjawabmu

Namun malah berteman

Dan ternyata bukan pertemanan biasa, terlalu banyak kecocokan kita

Seolah-olah semesta mempertemukan

Hingga kau lebih dari sekadar teman (bagiku)

Temanku, kakakku, adikku, kembaranku, sahabatku, partner in crimeku, teman berantemku, teman diskusi, soulmateku, hingga akhirnya… pria (pengisi hati) ku

Aku pun kau akui adalah soulmatemu

Lalu makin lama hubungan kita makin dalam, tentu saja aku terjatuh

Sejak dini aku memang telah terjatuh, namun kukira aku jatuh sendirian

Seperti biasa, karena sering aku jatuh sendirian

Tapi ternyata kau tergelincir pula, namun langsung bangkit

Dan ingin meninggalkan diriku, kecuali sebagai teman

Aku tak tepat bagimu, meski kau kurasa tepat

Hanya bisa berteman saja, baiklah kupaham

Maka hingga kini kita berteman

Dan aku masih membawa rasa, yang membuat kerumitan ini

Membuatku terkadang masih berandai-andai

Padamu yang masih peduli padaku, sebagai teman baikmu

Kodomo, kodomo, teman baikku! Wkwkwk.

Jumat, 18 Oktober 2019

Midnight Poem (20)

Bukan Seperti Itu Mekanismeku
Oleh: adoralic

Bukan seperti itu mekanismeku.
Mencari keburukan orang agar tidak suka lagi.
Menggunakan trik permainan akal.
Itu bukan mekanismeku.

Bukan seperti itu mekanismeku.
Menggantikan posisi seseorang dengan orang lain.
Mengisi satu posisi dengan satu orang.
Itu bukan mekanismeku.

Mekanismeku adalah.
Membuatkan posisi bagi masing-masing orang.
Kemudian melihat dan menilai.
Ke mana pikiran dan perasaanku harus terarah.

Jadi, kalau ingin melupakanmu, bukan dengan permainan akal.
Namun mengubah arah "pandangku".

18 Oktober 2019

Kamis, 10 Oktober 2019

Pada Akhirnya

~adoralic~

Pada akhirnya hanya bertanya-tanya
Harus bertanya-tanya
Selalu bertanya-tanya
Semua ini untuk apa?

Berlari dari satu tempat menuju tempat yang lain
Atau berdiam diri dan berpikir sahaja
Atau mematung dan membisukan diri
Atau... ingin mati

Kawan, dimanapun kuberada
Pada akhirnya aku bertanya

Beginilah, jika keyakinan hanya sebatas teori

Rabu, 09 Oktober 2019

Midgnight Poem (19)

Ingin Mencoba
Oleh: adoralic

Aku mencintaimu, sayangku
Walau harus melepaskanmu
Dan perasaan ini
Dan semua angan ini

Namun... kau tak percaya pada rasaku
Karena menurutmu semuanya semu
Dan bisa jadi semua hanya permainan akalku
Lalu ini semua efek dari itu

Kau merasa semu padaku
Dan jemu pada dirimu sendiri
Yang menurutmu sesungguhnya menjemukan
Dan tak disukai siapapun, kecuali pada sisi semunya

Kau berusaha meyakinkan diriku
Tentang sosok menjemukan itu
Dan membunuh sosok semu dari dalam kepalaku
Serta menepis semua perkataanku

Hei kau, beri aku kesempatan
Untuk mencari tahu dan membuktikan
Bahwa aku tak merasa begitu
Hanya pada sosok semumu

Memang, aku baru mengenal sisimu yang itu
Maka aku ingin mencoba pula
Mengenal sosok lain dirimu
Semua sosokmu, ingin kukenali

Agar aku bisa menerimamu apa adanya
Agar aku bisa mencintai dirimu yang sesungguhnya
Pada semua sisinya
Sebagai kamu yang seutuhnya

Memang, aku tak jamin
Rasaku akan selalu ada setelah bertemu si jemu
Kau pun tak butuh itu bukan?
Hanya butuh sosokku sebagai teman

Namun aku tetap ingin mencoba
Mengenal semua sisimu
Dan menerimamu apa adanya
Sebagai manusia yang tak sempurna

Setidaknya cinta dan persahabatanku, tak boleh kau ragukan dengan alasan itu

10 Oktober 2019
Kepikiran lagi, nulis aja. Semoga misalkan kau menemukan puisi-puisiku, kau tidak memaki aku dan semua puisi "halu" ku serta menyalahkanku yang jatuh hati padamu dan masih terikat dengan rasa itu :")

Senin, 07 Oktober 2019

Lelah Menjadi INFP (Fi Ne Si Te)

Lelah diriku menjadi INFP, sering berlebihan perasaannya.

Dan ketika perasaan tersebut menggumpal-gumpal, dahsyat. Makanya akan sangat menyesakkan dada.

Efek sampingnya pun macam-macam.

Salah satunya adalah kesulitan tidur, di manapun, kapanpun.

Ini semua karena Fi.

***

Lelah diriku menjadi INFP, sering berlebihan pikirannya.

Dan ketika pikiran tersebut liar, berjalan-jalan dengan bebas, sambung-menyambung menjadi satu dengan sendirinya.

Membuatku otakku tak bisa berhenti bekerja.

Rasanya lama-lama menjadi gila!

Efek samping dari kegilaan itu pun bermacam-macam.

Salah satu yang paling sering kualami adalah kesulitan tidur, di manapun, kapanpun.

Ini semua karena Ne.

***

Lelah diriku menjadi INFP, sering berlebihan memikirkan masa lalu.

Kalau masa lalunya bagus tidak masalah.

Kalau sekadar nostalgia bahagia, itu tak masalah.

Masalahnya adalah...

Mengait-ngaitkan masa lalu yang negatif dengan masa kini, bahkan masa depan.

Berpikiran negatif, menimbulkan skeptis yang keterlaluan.

Yang untungnya masih bisa ditutupi dengan "topeng".

Namun tetap saja, semua masalah itu tidak hilang, hanya terkamuflase.

Dan efek samping dari masalah itu tetap banyak.

Salah satunya ya kesulitan tidur, dimanapun, kapanpun.

Ini semua karena Si.

***

Satu yang cukup kusyukuri, fungsi Te yang ada di belakang.

Setidaknya karena itu aku tidak bisa diinjak sembarangan.

INFP itu lembut, namun jika diinjak dia tidak akan terima. Bisa saja dia menggigitmu balik.

Bahkan mungkin balas dendam.

Itu jika prinsipnya sudah menyetujui. :)

Maka, jangan pernah "membangunkan macan tidur".

Apakah Te ini tidak rese dan mengganggu kedamaian tidurku?

Oh, tentu saja dia tetap pandai mengganggu, sama seperti 3 fungsi sebelumnya yang mengganggu tidurku namun jelas punya sisi positif.

Te ini... ia membuatku menjadi sangat logis, bahkan terlalu logis ketika stres melanda. Dan karena logis maka... ia akan SIBUK MENCARI DATA PENDUKUNG UNTUK MEMBUKTIKAN ARGUMEN YANG IA BUAT SENDIRI. Bahkan meski permasalahannya amat-sangat-tidak-penting-sekali untuk diurusi.

Jadi yaa... waktu tidur bisa terpakai untuk mencari data :") hahaha.

***

Begitulah, (sepertinya) tidur nyenyak merupakan kemewahan yang sangat bagi seorang INFP.

:")

*dari aku, yang ingin tidur tapi hampir tak pernah bisa tidur nyenyak sepanjang hidupku

Midnight Poem (18)

Bayangan
Oleh: adoralic

Kubayangkan kamu
Berdiri di sisi jalan
Memakai kaus hitam
Dan menatap dengan ekspresi datar

Kereta melaju kencang
Di hadapanmu
Menimbulkan angin
Yang menerpa sebagian wajahmu

Sedangkan diriku di dalamnya
Sibuk memperhatikan
Dirimu yang berdiri di sisi jalan
Sebelum menghilang dari pandanganku

Hanya beberapa detik
Beberapa detik saja papasan itu
Bayangan yang indah dalam benakku
Sekaligus menyesakkan dada

7 Oktober 2019
Sebuah ide yang sentimentil bagiku, hingga permainan kataku ingin memvisualisasikannya

Minggu, 06 Oktober 2019

Midnight Poem (17)

Dalam Perjalanan Ini
Oleh: adoralic

Hari ini aku berjalan
Melintasi berbagai tempat
Untuk menuju suatu tujuan
Ke sana

Tempat yang sudah lama ingin kukunjungi
Namun hanya dalam angan-angan
Awalnya hanya sebagai pelengkap
Agar sempurna koleksi perjalananku

Namun kini, setelah berbagai macam hal
Aku berada di sini
Duduk di sini
Dalam perjalanan ini

Sejak matahari masih menggantung
Hingga gelap malam ini
Sejak canda tawa masih membahana
Hingga sepi menggigit dibalik sahutan dengkur

Sejak pemandangan masih elok terlihat
Hingga gelap malam ini
Aku merenung
Dan terus merenung

Sebenarnya apa yang sedang kulakukan?
Aku ngapain sih?

._.

Semua tidak terasa salah, tapi tidak pula terasa benar.
Hampa, hakikatnya belum terasa.

Semoga kelak... ada sesuatu yang berguna.
Atau berkesan baik bagiku.

*7 Oktober 2017
Dalam perjalanan menuju alam mimpi :)
Dan mungkin dalam perjalanan menuju "rumah" ku. :)

Sabtu, 05 Oktober 2019

Midnight Poem (16)

Sebenarnya mauku apa sih?

Kalau ditelaah sampai ke dalam relung jiwa...

Sesuatu yang tidak mungkin.

Selalu sesuatu yang tidak mungkin.

Entah mengapa aku cenderung tertarik pada hal yang tidak mungkin.

"Memutar balik waktu".

Lebih baik bersama, atau tidak samasekali.

Mencintai, atau tidak samasekali.

Ada, atau tidak samasekali.

Aku tak suka yang tanggung-tanggung.

Tapi... di sisi lain... aku suka sesuatu yang penuh kejutan.

Jadi, yakinkah kau wahai diriku, jika kamu ingin memutar balik waktu?

:)

Atau... enyah.

Enyah saja rasa ini.

Cukup sisakan persahabatan yang manis, milik kami berdua.

Hanya untuk aku dan dia.

:)

Yang mana pun, intinya...

Hatiku terlanjur jatuh, namun...

Aku tak ingin mencintaimu, jika kamu tak mencintaiku balik.

Mohon dimengerti.

:)

#inner_talk

Rabu, 02 Oktober 2019

Bagian dari Midnight Poem (2019) : In A Dream


In A Dream

Itu adalah salah satu judul webtoon favorit saya. Kenapa favorit?

Karena selain ceritanya memang menarik menurutku, sangat, saya makin suka karena hanya webtoon itulah sepertinya yang paham benar bagaimana perasaan saya yang sebenarnya.

HA?

Iya, webtoon In A Dream meskipun kasusnya tidak seperti saya, namun karakternya menggambarkan perasaan saya dengan sangat akurat. Khususnya tokoh Oliver Kent Archer yang menurut sebagian orang macam bucin parah.

Hasil gambar untuk in a dream webtoon

***

In A Dream adalah sebuah webtoon asal Indonesia karya Angellina dan Cindy Chwa yang terdiri dari 3 season. Menceritakan tentang kisah cinta mendalam yang diikat oleh takdir reinkarnasi antara Oliver Kent Archer dengan Valerie. Karena reinkarnasi, mereka berkali-kali dilahirkan, lalu bertemu saat sudah remaja, saling mencintai, memiliki hubungan yang tidak mulus karena tidak direstui orangtua, namun mencoba mempertahankan hubungan hingga selanjutnya meninggal bersama di usia muda. Kemudian mereka lahir kembali, dan mengulangi alur yang sama.

Sweet, tapi tragis. Tapi sweet.

Sebenarnya ikatan mereka tidak alami. Dulunya, mereka (yang saat itu bernama Hideki dan Yuuki) meminta dibuatkan suatu tato kepada seorang Dewa bernama Zacheus untuk "mengikat" mereka ke dalam takdir reinkarnasi agar bisa selalu bertemu di kehidupan selanjutnya. Makanya mereka bisa bereinkarnasi berkali-kali.

Namun sebelum memasang tato, Zacheus sudah memberi tahu bahwa tato tersebut hanya tato untuk mempertemukan mereka (diawali dengan bertemu di alam mimpi) dalam kehidupan mereka selanjutnya, namun samasekali tidak menjamin perasaan di antara mereka dan apa yang akan terjadi selanjutnya, kecuali cinta mereka tak direstui (karena saat pertama kali meminta tato, hubungan Hideki dan Yuuki tidak direstui orangtua mereka) dan takdir meninggal muda (karena Hideki dan Yuuki nantinya meninggal muda, reinkarnasinya pun akan meninggal muda).



Romantis kan? Iya Yuuki, aku pun setuju :)


Nggak diragukan lho... XD
Mau satu yang kayak Kent!
Eh, tapi saya mau juga sih jadi seperti Kent :)





Scene ketika Hideki dan Yuuki membuat tato ikatan takdir.

Di satu sisi sweet, namun di sisi lain seperti kutukan. Karena mereka dipertemukan berkali-kali, saling jatuh cinta berkali-kali, saling mencintai berkali-kali, namun pada akhirnya harus meninggal muda, walau nantinya bertemu lagi sih.

Pada suatu generasi, yaitu generasi Oliver Kent Archer dan Valerie Frances, alur hidup mereka agak berubah. Nah, di sinilah alur webtoon ini dimulai. Sebetulnya alur webtoon ini campuran sih, tapi anggaplah begitu (dimulai dari situ), saya mau ceritakan dengan alur maju saja.

Yang biasanya mereka meninggal muda berdua, pada masa Oliver Kent Archer, yang meninggal hanya Valerie Frances. Ia meninggal karena kecelakaan. Mereka berdua hampir tertabrak truk, namun Oliver Kent selamat karena didorong oleh Valerie yang malah tidak terselamatkan.

Oliver Kent harus hidup menduda hingga tua, dan kehilangan sebagian ingatan akibat kecelakaan tersebut.

Suatu hari, muncul reinkarnasi istrinya bernama Valerie Agatha, yang sudah menjadi siswi SMA. Dan ia bertemu lagi dengan Oliver Kent sebagai pasiennya. Saat itu Oliver adalah seorang psikiater.

Valerie Agatha diduga memiliki penyakit mental akibat sering bermimpi berada di suatu bakery dan bertemu seorang laki-laki bernama "Kent". Valerie Agatha dan makhuk mimpi tersebut, si "Kent", pada akhirnya menjadi sepasang kekasih karena saling mencintai setelah berkali-kali bertemu di mimpi Valerie. Sayangnya, itu hanya di dunia mimpi. Namun saking cintanya pada Kent, Valerie sampai menenggak banyak obat tidur agar terus tertidur supaya bisa selalu bersama kekasihnya. Hingga ia koma.

Bucin? Ya gimana? Dia cinta. Cowok yang di dunia nyata tidak ada yang mampu membuat Valerie jatuh cinta, hanya Kent seorang yang mampu. Apalagi Valerie memang kesepian karena orangtuanya pergi bekerja di luar negeri sejak ia kecil. Di sekitarnya pun tidak ada orang yang tulus. Bahkan orang yang disebut sahabat pada akhirnya meninggalkan dia karena mereka saling salah paham soal cowok.

Karena keadaannya yang mengkhawatirkan, akhirnya orangtua Valerie mengutus seorang psikiater, yaitu Oliver Kent yang merupakan teman orangtua Valerie, untuk membantu Valerie mengatasi permasalahan mimpinya.

Ternyata eh ternyata, itu semua hanyalah taktik. Orangtua Valerie rupanya sudah tahu ada ikatan takdir antara Oliver Kent dengan Valerie Agatha. Mereka juga tahu bahwa Valerie Agatha adalah reinkarnasi dari Valerie Frances, yang ternyata adalah tantenya sendiri!

Ayah Valerie Agatha adalah Rhodes Arthur Gaille dan ibunya Kimberly Frances. Nah, Kimberly Frances adalah kakak dari Valerie Frances. Semasa muda, Rhodes-Kim dan Oliver-Valerie Frances sering jalan bareng, mereka bersahabat sekaligus bersaudara dan sering double date.

Hanya saja semua fakta tersebut tidak mereka ceritakan pada Oliver Kent yang lupa ingatan sebagian, dan pada Valerie Agatha yang memang belum tahu apa-apa.






Scene ketika Kimberly mengetahui fakta soal anak dan adiknya.

Tapi akhirnya mereka berdua tahu juga setelah berhasil mencerna mimpi Valerie dan ingatannya kembali!




Scene ketika ingatan Valerie Agatha kembali.

Dan... begitulah, tentu saja cerita tidak mulus, ada banyak cerita, termasuk cinta segitiga antara Valerie Agatha, Oliver Kent dan Noel yang tahu-tahu menjadi sahabat setia Valerie, berusaha menemani Valerie kemana pun.

Melihat realita yang sulit, awalnya dokter Oliver yang memutuskan menghindari Valerie Agatha, padahal Valerie sangat mengharapkannya.


Aaahhh... Valerie, I FEEL YOU!! Lebih baik diam aja, ikuti permainan dia, daripada dia pergi.
ITU baru penderitaan. :")

Eh ujung-ujungnya di season 3 malah Oliver yang mengharapkan bersatu kembali dengan Valerie, namun Valerie malah berusaha move on ke Noel, yang juga setia menyukai Valerie setelah 3 tahun lebih terfriendzone.

Di season 3 inilah makin terlihat bagaimana mendalamnya perasaan mereka masing-masing, terutama Oliver Kent Archer. Ah, sumpah, dia tuh... :")

Terlalu dalam. Cintanya terlalu dalam. Kesetiaannya terlalu dalam. Sempat dikira terobsesi pada Valerie, namun akhirnya ia membuktikan bahwa ia sangat rela berkorban demi kebahagiaan Valerie Agatha.

Valerie Agatha yang ingin memilih Noel awalnya sangat kesulitan karena ia terhubung tato dengan Oliver. Tiap kali Oliver atau Valerie merasakan perasaan menyakitkan, entah sedih, kecewa, marah, maka pasangannya juga akan merasakan sakit pada tatonya. Misalnya sensasi seperti terbakar.

Susah banget kan? Gimana Valerie mau move on kalau selalu tahu ketika si Oliver tersakiti? Gimana  mau move on kalau tatonya selalu sakit, dan cara menyembuhkannya ya dengan menenangkan Oliver yang tidak akan tenang kecuali bisa selalu bersama Valerie? Gimana mau move on kalau orang yang dicintainya belum bisa bahagia?

Aih, pokoknya deep parah, keduanya sama-sama saling mencintai sekaligus terluka amat dalam karena mau tidak mau tidak bisa bersatu. Valerie, selain memikirkan Noel, dia juga tidak mau meninggal muda lagi karena kasihan dengan orangtuanya, khususnya Kim. Karena masa dia kehilangan Valerie lagi untuk kedua kalinya?

Kehilangan adik saja sudah sangat menyakitkan, apalagi kehilangan anak?

Padahal sebetulnya Kim dan Rhodes sudah merestui jika Valerie ingin bersama Oliver (yang sudah om-om tapi badassss). Namun Valerie tidak mau, karena ia tidak ingin hanya menjadi bayang-bayang tantenya. Apalagi sudah ada Noel yang menerima dia apa adanya, meski Valerie adalah gadis yang memiliki kisah hidup dan takdir yang aneh.

Pokoknya, ujung-ujungnya, demi kebahagiaan Valerie Agatha, akhirnya Oliver Kent yang awalnya sempat egois mau berkorban. Ia rela tato dan ikatan mereka diputus dengan cairan yang bisa membuat lupa ingatan.

Dan awalnya, Dewa Zacheus (yang muncul lagi) menyarankan agar Oliver saja yang meminum cairan pelupa ingatan itu, toh ia telah "dicampakkan" Valerie Agatha, pasti menyakitkan. Zach saja sudah sempat menyuruh agar Valerie Agatha tidak melawan takdirnya dan kembali kepada Oliver Kent, namun ditolak mentah-mentah dan ia lebih memilih Noel. Karena keadaannya begitu, lebih baik Kent saja kan yang minum cairan itu?

Namun Kent malah memilih memberikan cairan tersebut pada Valerie, agar Valerie bisa melupakannya dan fokus pada Noel. Karena Oliver tidak ingin melupakan Valerie, ia tidak sanggup melupakan kenangan ratusan tahunnya mencintai Valerie, sejak menjadi Hideki hingga saat ini sebagai dokter Oliver yang mencintai Valerie Agatha. Lebih baik Valerie yang melupakannya, daripada dia yang disuruh melupakan Valerie.

AAAAAAAA.... OLIVER, I FEEL YOU SO MUCH!! Melupakan memang tidak mudah, tidak pernah mudah. T_T

Lebih baik tidak pernah mengenalmu daripada disuruh melupakanmu. :")

Dan... endingnya sih... Valerie lupa. Iya, lupa :")

Lalu ia masih bermimpi bakery, namun mimpinya kosong, maksudnya tidak ada orang lain selain dirinya. Dan ada sekat yang tidak bisa ditembus dan dilihat ada apa dibaliknya.

Ternyata, dibalik sekat tersebut ada Oliver! Ya, Oliver yang bisa melihat sekat tempat Valerie berada, bisa melihat Valerie disana, tapi tidak bisa menembusnya. :")

Hal ini adalah efek dari sebagian tato dan ikatan yang masih ada. (Kenangan dan tato Oliver masih ada).

Tapi... Oliver sangat lega karena keputusannya tepat. Tak bisa ia bayangkan, jika dia yang minum cairan tersebut, dan Valerie yang ada di posisinya, bagaimana perasaan Valerie??

Oliver pun memutuskan akan mencintai Valerie dalam mimpi selama sisa hidupnya.



Awalnya masih berharap di mimpi.
Kalau di dunia nyata Valerie sama Noel, setidaknya di mimpi mereka bisa bersama :)
Gue paham banget dah perasaan Oliver :")






Terpisahkan oleh sekat. :")

Namun pada akhirnya bersyukur. I FEEL YOU SO MUCH Olv!!
Paham banget, paham banget perasaan Oliver.


Tidak bisa mencintai dan memilikimu...
Berteman denganmu pun (sepertinya) sudah cukup
*eh, apaan?



Pada akhirnya setia mencintai satu orang aja kan? Iya, aku paham.
IYA AKU PAHAM.
Misalkan jadi Oliver gue juga akan mengambil keputusan yang sama!
Mana bisa sih disuruh ngelupain yang udah terikat takdir (apalagi udah ratusan tahun bersama) ?? AELAH! wkwkwk

Sementara Valerie dan Noel akhirnya menikah, dan hidup bahagia hingga... maut memisahkan.

Ya, Valerie Agatha meninggal duluan.

Dan hari kematiannya sama dengan Oliver Kent Archer.

Dan di alam penantian mereka sempat bertemu kembali. Sekatnya masih ada namun Valerie dan Kent sudah bisa saling melihat.

Kemudian, di kehidupan yang baru akibat reinkarnasi (yang ternyata terus berlanjut), mereka bertemu kembali. Hanya reinkarnasi Kent yang memimpikan reinkarnasi Valerie. Namun, karena reinkarnasi Valerie di kehidupan itu lagi-lagi mencintai reinkarnasi Kent, akhirnya... ia pun bermimpi juga. Di mimpi tersebut masih ada sekat, namun sekat tersebut bisa ditembus oleh reinkarnasi Kent karena Valerie telah mencintainya. :)

Akhirnya tato mereka muncul kembali, ikatan mereka ada lagi. Hanya ingatan reinkarnasi Valerie tentang kehidupan sebelumnya yang hilang, namun masa depan mereka tidak hilang. :)

***

Begitulah kira-kira kisah webtoon In A Dream. Lalu, apa hubungannya In A Dream dengan saya?

Yaaaa....In A Dream ceritanya bikin baper banget dong!! Dan tokoh-tokohnya juga pada baperan parah, perasaan mereka very deep! Terutama Oliver Kent.

Seperti saya yang perasaannya juga sangat mendalam. :")

Iya, jadi saya ini sebagai seorang INFP adalah "alien" yang pikirannya rumit dan perasaannya sangat mendalam. Sangat mendalam. Saya ulangi, sangat mendalam.

Wkwkwk.

Saya pernah patah hati. Karenamu. Kamu tidak tahu, tentu saja. Dan tidak perlu tahu.

Tapi blog ini perlu tahu, makanya saya cerita di sini. Hahaha.

Teman-teman saya juga banyak yang pernah patah hati, namun yang mereka rasakan tidak seperti saya. Tidak sesakit yang saya rasakan. Sakitnya tidak sekuat yang saya rasakan. Dampaknya tidak sedahsyat yang saya rasakan.

Saya sakit. Awalnya saking sedihnya sampai tidak bisa menangis. Lalu ketika sudah menangis, malah tidak bisa berhenti. Seminggu berturut-turut saya menangis parah. Seminggu kemudian masih menangis tapi sudah mendingan. Badan saya kurusan, ciri khas patah hati yang patah sepatah-patahnya. Saya baca berbagai artikel soal patah hati. Dan akhirnya saya sadar mengapa banyak orang yang tidak bisa move on bertahun-tahun, atau trauma, atau bahkan sampai ingin bunuh diri karena patah hati atau putus cinta. Saya tidak sampai ingin mati sih, namun saya jadi paham ternyata memang "sesakit itu".

Sedih, kesedihan yang sangat menyakitkan. Tubuh seolah-olah kehilangan rohnya, yang tertinggal hanya seonggok daging hidup. Lemas tubuh saya, namun tetap harus beraktivitas. Kemudian setelah beberapa waktu berlalu, saya pikir sudah waktunya "berdamai" dengan kenyataan ya, akhirnya saya memaksa pikiran saya untuk "berdamai", memulihkan mental.

Perlu waktu hampir tiga bulanan untuk saya memulihkan mental. Kemudian saya sempat merasa lebih tenang sih. Namun ketika psikosomatis (penyakit diakibatkan kondisi psikis yang bermasalah) malah menyerang, saya sadar bahwa ternyata saya memang belum benar-benar berdamai, pikiran saya bisa bohong, tapi tubuh saya tidak. Perasaan negatif saya jadi lari ke tubuh. :")

Itulah yang terjadi disaat-saat saya masih merasa kehilangan.

Saya baru sadar soal perasaan saya yang "lebay" itu, sebagaimana saya baru menyadari bahwa saya adalah "alien" yang pikirannya rumit dan perasaannya sangat mendalam setelah mengalami itu semua dan mencari tahu mengenai itu semua. Tentang cinta, patah hati, maupun diri sendiri.

Tidak ada orang di sekitar saya yang bisa paham saya, karena jarang merasakan hal yang persis. Mereka bisa bangkit setelah seminggu-dua minggu, dan samasekali tidak terkena psikosomatis. Hanya saya sendirian, hanya saya yang mengalami itu semua.

Saya juga... apa ya?

Kadang ada yang menyuruh saya untuk melupakanmu. Hey, mana bisa? Lagian, buat apa?

Ada pula yang menyuruh saya untuk meninggalkanmu. Hmm... aku masih ingin jadi temanmu bahkan meski (nanti) tak cinta lagi.

Atau menyuruh saya untuk membencimu. Gimana caranya, dan buat apa??

Atau menyuruh saya untuk realistis. HALAH, DI MIMPI LEBIH ENAK! In A Dream! Hahahahaha. XD

Atau menyuruh saya untuk segera mencari penggantimu. Move on. Bahkan dirimu sendiri. Sedih amat dah gue... coba woyyy lihat itu Oliver, perasaan gue persis kayak dia woyyy!!

Ah, sumpah, nggak ada yang paham bagaimana perasaan saya.

Namun ketika membaca ulang webtoon In A Dream, akhirnya saya sadar bahwa ada yang perasaannya mirip saya, meskipun fiksi. Oliver Kent Archer. :)

Ah, Valerie Agatha juga agak mirip saya sih (tapi miripan sama Kent). Saya sebaiknya melakukan hal yang sama seperti dia, hanya saja saya belum bertemu Noel. Hahaha. XD

Mungkin yang agak mirip lainnya adalah, sepertinya aku dan kamu terikat takdir juga. Tapi khusus untuk yang satu ini ada kemungkinan saya "halu" sih, walau kita sama-sama sudah saling merasa dan (mau tidak mau sih saya) mengakui bahwa kita adalah soulmate yang (mengikuti maumu) tidak akan jadi pasangan romantis. Cukup berteman saja.

:")

Tapi ya gitu, serius deh, saya merasa seperti diikat takdir denganmu. Entah takdir apaan wkwkwk. Oh iya, takdir soulmate itu sih! Atau kalau menurutku malah twinflame.

Pada akhirnya, aku berharap, meski nantinya aku sudah tak cinta lagi, dan sudah menemukan penggantimu, kita tetap bisa berteman.

Dan kamu, semoga menemukan wanita yang terbaik. Aamiin.

*ini doa kalau misalnya kita memang tidak berjodoh sampai akhir yaa... kalau jodoh ya nggak gitu doanya wkwkwk. Udah nggak sengarep dulu, tapi aku masih buka peluang untukmu. Selalu sih sepertinya, selama aku belum memutuskan bersama dengan orang lain. Oh, tapi jangan khawatir, aku juga mencoba berusaha mencari penggantimu kok walau sulit, sambil tetap sedikit berharap kamu. Dan... aku tidak mau memaksakan diri (lagi). Kalau belum move on ya belum, yaudah biarkanlah... karena aslinya aku ingin seperti Oliver!

Oiyaaaa... aku senang, dan bersyukur misalkan memang kau tidak merasakan apa yang (sempat) kurasakan: berpura-pura sudah tidak ada rasa padahal masih suka.

Lebih baik kamu sudah tidak ada rasa betulan daripada merasakan seperti itu. Sumpah, sakit. Biar aku saja. :)

Seperti Oliver yang membiarkan dirinya dilupakan oleh Valerie yang meminum cairan, daripada membuat Valerie merasakan sakit karena dilupakan olehnya. :)

:)


***

Berikut adalah scene dalam In A Dream lainnya yang sangat menyentuh saya!

- Di parallel universe. Misalkan yang meninggal tertabrak truk adalah Oliver Kent Archer, bukan Valerie Frances.





Sedih banget Valerie Frances masih bisa nangis padahal udah bertahun-tahun berlalu.
TAPI IYA GUE PAHAM KENAPA, GAUSAH DITANYA. :")


Aslinya sih Valerie itu setia dan nggak mau memutuskan hubungan lah! XD
Cuma karena keadaan aja makanya akhirnya Valerie Agatha... memilih realita daripada mimpi.
:")

- Ketika alam bawah sadar masing-masing yang berbicara. :")









Akhirnya tersadarkan ya Kent :")


Untungnya sih memang dicintai balik :")
nggak kayak saya yang cuma sempat disukai bentar banget sama dia
Tapi tetap saja menyakitkan, huaaaaa T_T


Sakit banget jadi Valerie, sakiiitttt T_T
Susah banget gila ngelepasin orang yang dicintai karena terpaksa (apalagi kalau tahu si dia sebenarnya mencintai juga).
Nangis beneran gue pas scene ini, baper banget!
Nyesek parah. T_T

Oliver Kent yang merelakan, gue yang nggak rela T_T
Cukup cintaku saja yang tidak bersatu dengan dia Pak Dokter, cintamu jangan T_T

Konyol tapi realita, waktu episode ini sama episode Valerie-Noel menikah, saya galau betulan, sedih betulan, sampai update status atau apa gitu. Sampai saya dikira lagi galauin kamu (iya, si kamu yang soulmate saya itu) padahal bukan. Saya lagi galauin nasib Pak Dokter. Huaaaaa... emang webtoon ini bikin baper parah, apalagi saya orangnya pun baperan parah. Udah deh, combo maut. Moodku hancur berantakan selama dua hari cuma gara-gara baca webtoon doang. T_T

4 hari deng, kan saya baca 2 episode. 1 episode mampu menyebabkan kegalauan selama 2 hari.

"Yaelaahh... gue kira kenapa. Kirain galau gara-gara Mr. X (ini sebutan buat kamu. Tenang, walaupun aku cerita-cerita tentang kamu ke beberapa temanku, tapi identitas aslimu kupastikan aman, cuma aku yang tahu) ternyata gara-gara Oliver doang!" komentar seorang teman saya yang juga pembaca In A Dream dan sesama tim Oliver.

Nggak doang dong! Lu nggak tahu aja INFP itu kalau baper separah apa? T_T

Nih deh kukasih sekalian meme INFP :

Dibaikin dikit aja langsung mau baikin berkali-kali lipat. :")

Ini nih, sereaktif ini, sebaper ini aslinya!! :")
Ada omongan manis dikit aja... kepikiran terus baper T_T
INFP tuh gabisa dibaikin tapi gabisa juga dijahatin wkwkwk.
#dasarINFP #dasarakuhh

Gitu deh kira-kira, INFP (aslinya) baperan parah. Tapi, nggak bego. Maksudnya nggak selalu bego. Kalaupun bego, biasanya itu pilihan yang memang disengaja, bukan karena nggak paham-paham kalo lagi dimanfaatin. :")

Dan... karena udah kebiasaan baperan, kadang malah udah terlatih menghadapi hal-hal yang bikin baper. Jadi misalkan tetap baper, bapernya sih tetap, namun reaksi dalam menghadapi kebaperan yang kami tunjukkan di depan orang lain nggak payah-payah amat lah. Malahan sebagian INFP terkenal sebagai jagoan pokerface lhoo... atau macam saya yang (mantan) heartless.

Padahal kalian nggak tahu aja isi hati saya, ada berbagai jenis gelombang perasaan yang menghantam hati saya (dan INFP lain) selama ini dibalik reaksi yang normal cenderung datar/cuek atau malah galak. Wkwkwk.

Dan juga... kami sensitif, baperan itu sensitif kan? Sehingga kelebihannya kami cukup peka menghadapi orang lain. :)

#ngapa malah bahas INFP? lanjutkeun In A Dreamnya!

- Ini gue demen banget kata-katanya! Setia banget!



- Kalau masih bisa bermimpi, BERMIMPI LAH!







Monmaap kiss-scene tidak disensor wkwkwk

***

#NOTE: mungkin saya sudah gila karena menulis beginian. Sok-sokan "berkorban", padahal dicintai saja tidak XD wkwkwk. Tapi ya itu, cintaku aslinya sedalam ini. Kalau saja kau tahu dan mau tahu, serta mau dicintai olehku wkwkwk.

Semoga deh nanti aku menemukan penggantimu, yang lebih layak untuk kucintai dan mau dicintai olehku (kalau kita tidak berjodoh, jodoh kan nggak ada yang tahu sampai bersatu nanti).

Sebenarnya menurutku kamu cukup layak untuk kuberi cinta, namun kamu sendiri yang menolak dan malah merendahkan dirimu sendiri. Jadi, bukan salahku kan? :")

Semoga, apapun yang terjadi ke depannya, itu yang terbaik bagi kita berdua. Aamiin. :)

~dan entah sampai kapan tulisan Midnight Poem ini masih berlanjut di orang yang sama, sekarang sih aku masih senang berada di mimpi~