Kamis, 07 Mei 2020

Bagian dari Midnight Poem Another Side: Overthinking Karenamu

Hhhhh... okay, kali ini aku akan menceritakan suatu kisah yang... bagaikan mimpi! Sampai membuatku overthinking.

Aku tahu, aku memang drama selama ini. Tapi tak kusangka potensi drama yang sangat besar akan mampir ke dalam hidupku.

Drama yang... indah sih, tapi serius mirip banget alurnya dengan drama-drama yang ditayangkan media selama ini. Rasanya sampai sulit sekali untuk dipercaya.

Seorang fan yang di notice oleh idolanya.

Begini kisahnya...

***

Aku memiliki seorang idola, yang membuatku ngefans parah padanya, entah mengapa.

Nggak sih, tentu ada alasannya, banyak malah. Dan aku sadar benar soal itu. Beberapa kualitas yang kutangkap darinya:

- Introvert.
- Amat cerdas.
- Logis. Aku jatuh hati pada kemampuannya berlogika.
- Wawasannya yang amat luas.
- Kompleksitas berpikirnya.
- Membela agama dengan rasional dan logika.
- Punya sisi-sisi unik, menarik, nyeleneh tapi lucu, maksudnya lucu bagiku.

Intinya, menurutku, dia amat sangat layak untuk kuidolakan.

Masih kuingat jelas, meski tidak hafal tanggalnya, kala itu... ketika di timelineku kutemukan tulisannya tiga kali, kubaca dengan seksama. Isi tulisannya, pemilihan katanya, alunan katanya, semangat di dalam kata-katanya, dan hal-hal lainnya kuperhatikan dari tulisannya. Hidup, penuh kecerdasan dan kelugasan, menarik, mendalam. Suatu kualitas yang "wow", membuatku tercengang.

Kuputuskan membuka profilnya, kubaca bionya. Waahhh... bionya lebih menarik lagi! Aku yakin mendapatkan gambaran bagaimana kualitas orang ini. Mengagumkan. Tanpa memperpanjang waktu berpikir, kuputuskan menekan tombol follow. Setelah itu kulanjutkan kegiatanku stalking dirinya :)

Kuamati, dia selektif dalam memfollow orang lain. Perbandingan followers dengan followingnya 4 : 1. Sudah kuduga, dan... itu nampak imut sih di mataku. Aku suka orang-orang begitu, sesama introvert yang selektif sepertiku.

Lalu kucari-cari tulisan lain yang ia tulis. Wuah, semuanya menarik. Fix, aku suka dia, walau belum langsung ngefans seperti sekarang dan memastikan bahwa ia adalah idola yang sangat kukagumi.

Kala itu pagi menjelang siang aku memfollow dirinya, dan ternyata... di followback olehnya dong. Waduh... disitu aku mulai overthinking.

"Eh, gila, kok gue di follback dia sih? Apa tulisan gue dianggap layak, sesuai standar minimal dia untuk follback orang lain?"

Waktu itu, followersku masih terhitung sedikit meski sudah ada. Nah, itu ketambahan dirinya.

Ok, sejak hari itu saya suka dia, tapi ya masih biasa saja, karena banyak penulis lain yang saya sukai juga.

Cuma terkadang, karena memang tulisannya, dan namanya, dan foto profilnya, dan... pokoknya akunnya punya daya tarik besar bagiku, dia terekam kuat dalam otakku. Aku sadar tulisannya jarang muncul di timelineku, jadi... secara setengah sadar dan berkala, jika sedang ingat, aku akan kembali membuka akunnya, membaca beberapa tulisannya sekaligus, tak lupa memberikan upvoteku.

Tulisannya tak pernah membuatku jemu. Serius. Rasanya selalu menarik dan menyegarkan suasana sehabis membaca tulisannya. :)

Suatu hari, saking iseng dan tertariknya dengan dia, waktu aku bermain platform lain, aku iseng mencari akunnya dan... ketemu! Dari sana aku perhatikan, rupanya dimana-mana dirinya ya memang seperti itu. XD

Menarik, diriku makin tertarik sejak saat itu. Apalagi kala menemukan bahwa ia sedang senang-senangnya membahas kekagumannya mengenai kejeniusan pencipta hidangan rawon yang terbuat dari kluwak, dan sejatinya kluwak tersebut tadinya adalah bahan untuk membuat senjata bagi anak panah.

Awwhhh... he is so cute, isn't he?

Hmm... cute di sini adalah cute versiku sendiri ya. Menurutku, antusiasmenya dalam hal itu nampak sangat imut x3

Dan, makin hari, aku makin suka padanya, kalau sedang ingat. Oh yaaa... ada yang sangat kukagumi darinya. Kualitas tulisannya luar biasa. Tulisannya, baik yang berbahasa Indonesia maupun Inggris... konsisten. Sumpah, konsisten. Luar biasa kalau menurutku.

Karena aku sempat membandingkan dengan penulis lain, dan... beda bahasa, nuansa yang ditimbulkan berbeda. Namun ia tidak. Sumpah, tidak. Waaahhh... benar-benar menarik, aku jadi makin kagum dan tertarik.

Hal lain yang membuatku suka, dia realistis dan logis sekaligus kompleks. Aku mencintai kompleksitasnya, termasuk dalam memandang kecantikan wanita. Dia tak sepertinya kebanyakan pria logis lainnya yang bilang: pokoknya visual nomor satu. Visual dulu, yang lain menyusul.

Tidak, namun ia bilang: kecantikan itu banyak jenisnya, dan yaaa kalau mau bilang cantik berarti mencakup banyak aspek yang dipertimbangkan.

Memang kesannya serakah, namun aku justru lebih suka yang begitu daripada yang menomorsatukan visual. Dia lebih seimbang karena memandang keseluruhan variasi aspek dengan setara, kompleks. Sudah kubilang kan, aku menyukai kompleksitas pikirannya.

Aku juga jadi lebih sering membahas tulisannya dengan teman-temanku, karena memang sangat berbobot dan menarik. Selain itu... hihihihihi... khayalanku mulai bermain-main. Tentu khayalan sebagai fans.

Misal nih, suatu hari aku bisa ke provinsinya, dan sekalian jumpa fans dengannya misal ia mau, pasti akan sangat menyenangkan. Hmm... belum tentu sih, tapi setidaknya aku bisa melihat idolaku sekali seumur hidup. XD

Aku penasaran, sosok aslinya bagaimana ya? Pikiran dan tulisannya sih gahar, tapi bisa jadi fisiknya tidak segahar itu, berbagai kemungkinan bisa terjadi.

Yaaa... pokoknya, mau bagaimanapun fisiknya, aku suka innernya. Aku kagum, amat kagum. Ia amat sangat menarik bagiku. Dalam definisiku sendiri, ia adalah keimutan paling maksimal yang pernah kutemui sejauh ini. Serius. He is the cutest man in this world, for now, in my perspective.

Suka... suka... suka... ya, begitulah yang kusadari tentangnya. Aku amat menyukainya sebagai idolaku.

Ia bagaikan impian masa kecilku yang belum sempat terwujud, yang muncul kembali dalam wujud manusia. Dimana masa kecilku itu... terkesan suram di mata banyak orang, namun punya keindahan tersendiri yang hanya bisa dinikmati olehku. Begitu pula dirinya, keindahannya tentu bisa dilihat oleh banyak orang, namun entah terasa atau tidak bagi mereka. Yang jelas aku tahu, dia itu "indah".

Idolaku yang "indah", berkilauan di mataku. Kilau yang tak pernah surut, hingga kini.

Sebegitu kagumnya aku dengannya, hingga suatu hari, aku tak bisa membendungnya lagi.

Kunyatakan kekagumanku padanya, dengan cara yang kupikir akan "menyentuhnya". Dan... ternyata berhasil ._.

Wah, aku hebat *bangga pada diri sendiri

Tapi sekaligus takut. Takut ia akan marah karena kuusik.

Namun nyatanya tidak, justru ia malah jadi tertarik padaku ._.

Lucunya, mungkin ia mengamatiku diam-diam selama ini. Ya, lumayan lama lho, dan aku samasekali tidak sadar. Yang kutahu, aku fansnya, dan sangat mengidolakannya.

Hingga kemarin, akhirnya... ia muncul "di hadapanku".

Untuk berusaha mengenaliku lebih dalam. Dan ia pun menyatakan:

"When you look into the abyss it looks back to you." :D

Benar-benar seperti mimpi rasanya...

***

Mungkin bagi sebagian orang, itu adalah kisah yang indah, dan menyenangkan. Ya, tentu saja demikian juga bagiku.

Namun kesenangan tersebut hanya sesaat, setelah menyadari bahwa biar bagaimanapun, ia adalah jurang yang amat dalam, dan aku hanyalah seorang manusia dangkal yang ada di atas dataran tinggi.

Aku sih samasekali tidak keberatan dengannya, malahan sangat senang misal ia menyukaiku dan bisa menerima diriku yang seperti ini apa adanya. Masalahnya adalah... apa ia tidak keberatan dengan diriku yang seperti ini?

Aku merasa kasihan jika ia sampai betulan suka padaku. He deserve better than me.

Aku merasa kurang kompatibel dengannya, jadi kasihan saja jika misal ia bicara dan aku tak bisa menanggapinya. :")

Ia bukan seorang perasa sepertiku, jadi aku khawatir saja ia akan... ah... pokoknya aku merasa kurang layak dengannya.

Aku merasa sedih dan tidak rela jika ia sampai betulan menyukai orang sepertiku.

Dan merasa bersalah juga karena telah membuatnya tertarik padaku yang seperti ini. :")

Kami baru kenal, dan rasanya ingin kumeninggalkannya. Demi kebaikannya, karena ia layak mendapatkan yang lebih baik dariku, jauh lebih baik.

Walau di sisi lain... aku juga sadar, misal ia ternyata betulan suka padaku, justru kepergianku malah akan melukainya kan? Dan justru yang menurutnya terbaik baginya adalah bersama denganku kan? Bahagianya adalah aku kan?

Aduuuhhh pusing :")

Mungkin, misal suatu saat ia betulan menyatakan perasaannya padaku, misal, dan ia bisa menerimaku dengan segala kekuranganku, kebodohanku, keanehanku, dan malah menyukaiku yang seperti ini, memang menyukaiku, maka apa boleh buat? Aku akan menerima perasaannya, berterimakasih padanya, dan mencintainya dengan segenap jiwaku. Akan kujadikan diriku kebahagiaan baginya.

Mungkin, ini baru kemungkinan. Dan baru permisalan pula. Karena aku juga masih berharap ini semua cuma mimpi. Masih tak rela ia menyukai orang sepertiku.

Namun dari sini, aku jadi mengetahui satu hal...

Ternyata aku mulai sayang kamu, Mas. Hahahahaha.

*7 Mei 2020
Hai Masku idolaku, rasanya aneh misal memasukkanmu ke dalam midnight poem dalam wujud puisi. Apa mungkin nanti aku ubah format saja ya? Khusus untuk dirimu, itu juga... misal memang pada akhirnya kamu jadi penghuni hatiku yang selanjutnya. Karena aku belum tahu ke depannya akan seperti apa.

Rasanya sebagian diriku ingin meninggalkanmu karena tak pantas untukmu, namun sebagian lainnya ingin melihat keadaan nantinya, apakah kau akan menjadikan aku kebahagiaanmu atau tidak? Hahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makasih buat semua yang udah sempat baca sampai akhir :D

Hmm... isi blog ini sebagian copas dan saya sertakan url, sebagian ada yang saya tulis sendiri. Pengennya sih, kalo misalnya ada yang copas dari sini, url saya disertakan juga :v wkwk

Silakan berkomentar. Oiya, jangan lupa ya, sopan-santun dan saling menghargai itu penting bagi manusia :)