Minggu, 22 November 2015

Wawasan Nusantara

Just Info: Sebelum membaca, saya cuma mau bilang bahwa ini bukan tugas yang wajib di posting di blog, ini sekedar berbagi materi saja. Terima kasih :)


Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

Latar Belakang Wawasan Nusantara:

a. Falsafah Pancasila, Pancasila merupakan dasar dalam terjadinya wawasan nusantara dari nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut antara lain sebagai berikut..
  • Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia). misalnya pemberian kesempatan dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. 
  • Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan indivud dan golongan
  • Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat. 
b. Aspek Kewiilayahan Nusantara, aspek kewilayahan nusantara dalam hal ini pada pengaruh geografi karena indonesia kaya akan SDA dan suku bangsa

c. Aspek Sosial Budaya, aspek sosial budaya dimana dalam hal ini dapat terjadi karena indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang keseluruhan memiliki adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, yang menjadikan tata kehidupan nasional memiliki hubungan interaksi antara golongan karena dapat menyebabkan konflik yang besar dari keberagaman budaya. 

d. Aspek Sejarah,  Dapat mengacuh kepada aspek sejarah karena indonesia memiliki banyak pengalaman sejarah yang tidak ingin terulangnya perpecahan dalam bangsa dan negara Indonesia. Dimana kemerdekaan yang didapatkan merupakan hasil semangat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, sehingga harus dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan indonesia

Fungsi:
  • Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan dan kewilahayan
  • Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan. 
  • Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
  • Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga. 

Tujuan:
1.      Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
2.      Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

(artikelsiana) Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi dari segala aspek kehidupan rakyat indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan tersebut tetap dihargai agar tidak bertentangan dari kepentingan nasional. 

 Landasan Wawasan Nusantara adalah

·                     Landasan Idiil = PANCASILA
·                     Landasan Konstitusional = UUD 1945

Asas-asas Wawasan Nusantara adalah (S Sumarsono, 2005, hal 87)
 

·                     Kepentingan yang sama
·                     Keadilan
·                     Kejujuran
·                     Solidaritas
·                     Kerjasama
·                     Kesetiaan
Penerapan/Implementasi Wawasan Nusantara - Dalam implementasi wawasan nusantara, perlunya memperhatikan hal-hal berikut..

a. Kehidupan Politik
  • Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik, pemilihan umum, pemilihan presiden dimana pelaksanaannya sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa. Misalnya dalam pemilihan presiden, DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, agar tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.  
  • Pelaksanaan kehidupa bermasyarakat dan bernegara harus sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia tanpa pengecualian. 
  • Mengembangkan sikap HAM dan pluralisme dalam mempersatukan dan mempertahankan berbagai suku, agama, dan bahasa, sehingga terciptanya dan menumbuhkan rasa toleransi. 
  • Memperkuat komitmen politik dalam partai politik dan pada lembaga pemerintahan untuk meningkatkan kebangsaan, persatuan dan kesatuan. 
  • Meningkatkan peran indonesia dalam dunia internasional dan memperkuat korps diplomatik dalam upaya penjagaan wilayah Indonesia khususnya pulau terluar dan pulau kosong. 
b. Kehidupan Ekonomi 
  • Harus sesuai berorientasi pada sektor pemerintahan, perindustrian, dan pertanian
  • Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antara daerah, sehingga dari adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi. 
  • Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.  
c. Kehidupan Sosial 
  • Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. 
  • Pengembangan budaya Indonesia untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. 
d. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
  • Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk beperan aktif karena merupakan kewajiban setiap warga negara seperti meningkatkan kemampuan disiplin, memelihara lingkungan, dan melaporkan hal-hal yang mengganggu kepada aparat dan belajar kemiliteran. 
  • Membangun rasa persatuan dengan membangun rasa solidaritas dan hubungan erat antara warga negara berbeda daerah dengan kekuatan keamanan agar ancaman suatu daerah atau pulau menjadi ancaman bagi daerah lain untuk membantu daerah yang diancam tersebut. 
  • Membangun TNI profesional dan menyediakan sarana dan prasarana bagi kegiatan pengamanan wilayah indonesia, khususnya pulau dan wilayah terluar Indonesia. 
6. Kedudukan Wawasan Nusantara - Dalam paradigma nasional, kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai berikut...
  • Pancasila sebagai falsaah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idil
  • UUD 1945 adalah landasan konstitusi negara yang berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
  • Sebagai visi nasional yang berkedudukan sebagai landasan visional
  • Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional yang berkedudukan sebagai landasan konsepsional
  • GBHN (garis-garis besar haluan negara) sebagai politik dan strategi nasional atau sebagai kebijakan dasar nasional yang berkedudukan sebagai landasan operasioal.
7. Landasan Wawasan Nusantara - Wawasan nusantara dilandasi dengan dua landasan antara lain sebagai berikut..
  • Landasan Idil adalah pancasila
  • Landasan Konstitusional adalah UUD 1945
8. Asas Wawasan Nusantara -  Asas wawasan nusantara adalah ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara demi mewujudkan ketaatan dan kesetiaan kepada setiap komponen atau unsur pembentuk bangsa Indonesia (golongan/suku) terhadap kesepakatan (commitmen) bersama. Macam-macam asas wawasan nusantara adalah sebagai berikut...
  • Kepentingan/tujuan yang sama
  • Keadilan
  • Kejujuran
  • Solidaritas
  • Kerja sama 
  • Kesetiaan terhadap kesepakatan
9. Hakikat Wawasan Nusantara - Hakikat wawasan nusantara adalah hakikat yang selalu utuh dengan menyeluruh dalam lingkup nusantara untuk kepentingan nasional, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya sepert kepentingan daerah, golongan, dan perorangan.

10. Dasar Hukum Wawasan Nusantara - Dasar hukum wawasan nusantara diterima sebagai konsepsi politik kewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar hukum antara lain sebagai berikut..
Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973
Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN
Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

Input-Output Device

Halo, jumpa lagi kita ya blog :D
Saya baru saja menyelesaikan tugas mata kuliah komputer, dan ini jawaban yang saya tulis tadi. Saya pajang yaa... Semoga ada gunanya :D

1. Input Device

Input Device atau alat masukan digolongkan menjadi 5 yaitu keyboard, pointing device, scanner, sensor, dan voice recognize

-keyboard merupakan alat untuk memasukkan teks, biasa digunakan pada perangkat berikut:
1. visual display terminal
2. financial transaction terminal >> biasa digunakan di ATM
3. point of sale terminal >> biasa digunakan di swalayan


-pointing device adalah perangkat input yang gunanya untuk menunjuk. Perangkat yang termasuk pointing device: mouse, light screen, touch screen dan digitizer graphic tablet


-scanner adalah alat untuk memasukkan suatu data dari media cetak (misalnya gambar manual di kertas, foto yang telah dicetak, tulisan dari suatu buku), bentuk datanya kemudian akan diubah menjadi data digital. Alat masukan scanner dapat berupa :
1. magnetic Ink character recognition (MICR)
Reader.
2. Optical Data reader


-sensor merupakan alat yang fungsinya mendeteksi >> contoh: pada camera digital dan camera recorder terdapat sensor untuk menangkap gambaran objek. Selain itu misalnya pada smartphone terdapat sensor: accelerometer, proximity, compass, gesture, fingerprint dsb.


-voice recognizer yaitu suatu alat untuk membuat perangkat mengerti omongan manusia. Contohnya seperti pada google voice.



2. Output Device

Output device atau alat keluaran berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan/pengolahan data. Selain itu dapat pula digunakan
untuk penyimpanan data hasil proses.

-Output yang dihasilkan dari pengolahan data
digolongkan ke dalam 3 bentuk:
1. tulisan (huruf, kata, angka, karakter dan
simbol simbol khusus)
2. image (grafik atau gambar)
3. suara (musik atau omongan)

-Alat keluaran berbentuk :
a. hard copy device >> contoh alat: printer
b. soft copy device >> contoh alat: monitor
c. media penyimpanan >> terdiri dari media penyimpanan internal dan eksternal >> contoh alat: ROM (I), RAM (I), floppy disk (E), removable disk (E), hard disk (E).



Nah, begitu lah jawaban saya. Begitu aja sih, soalnya pake bahasa sendiri dan saya ga terlalu hafal materinya :'v

sekian dari saya, sampai jumpa di post selanjutnya :)

Minggu, 15 November 2015

Catatan Anak Bodoh: Kenapa Blog Saya Suka Aneh?

Halo, saya masih mau nulis nih. Mungkin sebenarnya ini akan masuk ke dalam kategori curcol kali ya? (yaaa... saya kan emang tukang curhat di tulisan).

Jadi, setelah beberapa kali menulis di blog, saya menemukan bahwa kadangkala, bentuk font dalam suatu postingan berbeda-beda. Padahal, saya mengetiknya sendiri (saya co-pas palingan untuk tugas-tugas yang ada teorinya gitu sih). Hal tersebut membuat saya bingung :|

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ada yang bisa bantu jawab?

Saya berterimakasih jika ada yang membantu menjawab pertanyaan saya, bantu doa juga gapapa sih :v

Yaudah ya, saya akhiri sampai disini. Selamat malam.

Resensi Novel: 9 Matahari

Hai. Saya akan posting lagi. Kali ini posting tugas yang sesungguhnya, yaitu tugas Ilmu Budaya Dasar yang kedua, membuat resensi novel.

Hmm... waktu masih sekolah saya telah beberapa kali membuat resensi novel. Namun, dahulu novel yang boleh diresensikan bebas. Dulu saya memilih novel horor untuk diresensi.

Tetapi sekarang, kategori novel yang bisa digunakan untuk tugas resensi tidak bebas. Ditentukan oleh dosen, bahwa novel yang dipilih haruslah novel yang memiliki pesan moral. Dan tidak diperkenankan meresensi novel remaja atau picisan.

Karena persyaratan tersebut, akhirnya saya memilih novel ini untuk diresensi,


9 Matahari karya Adenita.
Novel lama sih, saya aja pertama kali baca waktu SD.
.


Data buku

a. Judul buku : 9 Matahari
b. Pengarang : Yuli Anita  (Adenita)
c. Penerbit beserta edisi cetakan : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
  -Cetakan pertama : November 2008
  -Cetakan kedua : Desember 2008
d. Tahun terbit : 2008
e. Tebal buku (jumlah halaman) : ix + 362


Sinopsis

Novel ini menceritakan perjuangan seorang gadis bernama Matari Anas ketika menjalani kehidupan, terutama pada masa perkuliahan. Banyak kesulitan yang dihadapinya.

Alur dalam novel ini campuran. Namun saya lebih suka menjelaskannya dengan alur maju.Matari hidup dengan latar belakang kedua orangtua yang berbeda suku. Ayahnya berasal dari Deli Serdang, Sumatera Utara, sehingga ia memiliki sifat-sifat khas orang Sumut yang keras, bicaranya pun keras dan cepat pula, serta bersemangat. 

Sedangkan ibunya, yang merupakan seorang wanita keturunan Sunda, yang dikatakan masih termasuk keturunan ningrat adalah seorang wanita yang lemah lembut, santun, tutur katanya halus, baik hati, penyayang dan pengalah. Amat berkebalikan, Namun perbedaan tak menghalangi mereka untuk bersatu.

Selain Matari, mereka punya seorang putri lagi, kakak perempuan Matari, namanya Hera. Hera diceritakan sebagai sosok yang pendiam, rajin, serius dan agak dingin, tidak sehangat Matari. Tetapi, Hera adalah kakak yang sangat baik. Bahkan awalnya, karena bantuan Hera-lah Matari bisa kuliah.

Awalnya, mereka adalah keluarga yang damai dan harmonis. Ayah Matari adalah lulusan sebuah STM di Deli Serdang, yang lalu merantau dan akhirnya menjadi seorang mekanik di pabrik kertas.

Sejak dulu ayah Matari menyukai tanaman, sehingga ia menanam berbagai tanaman di pekarangan dan bahkan mulai berbisnis cabai bersama rekannya.

Sialnya, pada saat masa-masa krisis moneter, disaat harga cabai melonjak, panen cabai milik ayah.Matari justru gagal. Maka, mulailah masalah keuangan menerpa keluarga mereka. Hingga masalah tersebut menyeret keluarga mereka kepada masalah yang lebih besar dan rumit selama beberapa tahun ke depannya. Hilanglah kedamaian dalam keluarga mereka, digantikan oleh pertengkaran sebagai makanan sehari-hari. Ayahnya berubah menjadi seorang yang pemarah dan kasar, ia bisa marah-marah tiap hari. Sasaran kemarahannya ialah istri dan anak-anaknya.

Selain itu, pikiran mereka masih ditambahi oleh berbagai hutang yang menjerat. Apalagi semenjak ayah memutuskan untuk pensiun dini agar pesangonnya bisa digunakan untu modal bisnis baru (ayah Matari kecanduan bisnis namun tidak punya keahlian). Akibatnya, sekeluarga menjadi stress.

Hal tersebut membuat Matari berpikir (ketika sudah mulai besar) bahwa: IA HARUS KULIAH. Matari berpikir, kuliah bisa menyelesaikan berbagai masalah. Yang pertama, melalui kuliah, ia bisa menyalurkan hasratnya yang tinggi terhadap pendidikan. Kedua, ia bisa mengasah kemampuannya untuk menjadi manusia berkualitas. Ketiga, jika ia telah menjadi manusia yang berkualitas, keberadaannya akan bisa berarti bagi orang banyak, ia bisa jadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Selain itu, Matari yakin ia pasti akan bisa mengangkat derajat keluarganya. Ia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak setelah menjadi sarjana nanti.

Ada alasan lain pula mengapa Matari ingin kuliah. Sejak kecil ia ingin kuliah di Bandung, ia merasa Bandung lebih tenang daripada Jakarta. Selain itu Matari merasa bahwa akan lebih melegakan jika ia jauh dari rumahnya yang memiliki “atmosfer buruk” tersebut.

Akhirnya, selulus SMA, karena ia tidak lulus UMPTN, Matari ikut program d1 di sebuah politeknik di Bandung. Ia kuliah tentunya masih dengan memiliki masalah finansial. Namun, ada tantenya yang bisa membantu masalah keuangannya, meskipun ujung-ujungnya terbongkar suatu hal yang mestinya tak diketahui.

Kemudian setelah lulus, Matari sempat bekerja, masih di wilayah Bandung (karena ia masih enggan pulang ke rumah). Tetapi semangatnya untuk kuliah yang sesungguhnya masih tetap tertanam dalam dada. Hingga akhirnya, tahun depannya, Matari berhasil diterima di Jurusan Komunikasi, Universitas Panaitan program ekstensi.

Peluang seperti itu tentunya tidak disia-siakan oleh Matari. Ia pasti akan mengambil kesempatan itu, kesempatan terakhirnya berkuliah, karena batasan masa berlaku ijazah yang hanya 3 tahun. Masalahnya, lagi-lagi kondisi finansial keluarga yang kian hari kian memburuk.

Hingga kemudian Matari mengambil suatu keputusan, ia berhutang kepada teman ayahnya, dengan dibantu kakaknya, Hera, tanpa sepengetahuan ayah mereka. Bahkan ia kuliah lagi pun ayahnya tak tahu. Karena ayahnya akan menentang itu. Menurutnya, Matari kuliah disaat keluarga sedang krisis ekonomi adalah suatu hal yang tak tahu diri. Seharusnya ia membantu perekonomian keluarga dengan bekerja, bukan malah menghamburkan uang untuk kuliah.

Keluarga besarnya pun banyak yang menentang harapannya untuk kuliah. Mereka sering membicarakan dan mencibir Matari sebagai anak tak tahu diri. Namun semangat Matari tak kunjung pudar. Tekadnya tetap bulat, ia harus kuliah. Ia akan buktikan pada orang-orang yang menentangnya bahwa ia akan sukses lewat kuliah.

Telah mendapatkan biaya kuliah untuk semester awal, Matari akhirnya bisa kuliah. Namun masalah tak hanya sampai disana. Untuk makan sehari-hari, ongkos pulang pergi ke kampus, bayar kos, untuk pembayaran biaya kuliah di semester-semester selanjutnya, dan untuk berbagai hal lainnya, Matari butuh uang. Ia pun berjuang mencari uang dengan berhutang pada teman-temannya dan bekerja.

Matari mendapatkan pekerjaan sebagai penyiar radio. Lumayan hasilnya, namun ia harus benar-benar membagi waktu. Dan disana pun ia mendapat masalah lain, ia mengalami culture shock. Matari kaget dengan kesenjangan antara kehidupannya sendiri dengan penyiar-penyiar lainnya. Gaya hidup mereka amat berbeda, gaya hidup kelas atas.

Selain itu, masih ada berbagai masalah lain yang dialami Matari, sepertinya misalnya, ketika ia pulang ke rumah saat liburan. Bukannya melepas rindu dengan bahagia, ia malah mengetahui masalah baru yang ada di rumahnya. Bukan hanya itu, Matari juga bertemu dengan ayahnya yang malah mencacinya dan menyuruhnya segera berhenti kuliah. Tentu saja Matari menolaknya.

Kemudian, hutang Matari juga mulai ditagih oleh kawan-kawannya sekaligus, padahal ia benar-benar tak punya uang. Matari sampai sempat menghindari teman-temannya karena tak siap bertemu mereka dengan hutang yang masih ia bawa.

Berbagai masalah yang tak kunjung usai membuat Matari hampir “sakit”. Ia mulai bertingkah aneh, seperti menyakiti diri sendiri dan berbicara sendiri karena beban pikiran dan masalah hidupnya sejak dulu sudah tak tertahankan.

Beruntungnya, Matari punya sahabat yang baik bernama Sansan. Sansan dan keluarganya yang membantu memulihkan Matari seperti semula. Mereka mengajarkan Matari untuk ikhlas berdamai dengan seluruh masa lalunya, dan menerima masa lalunya dengan lapang dada. Kemudian mereka juga membantu Matari menghilangkan pikiran-pikiran negatif dalam benaknya supaya hidupnya jadi lebih ringan.

Setelah merasa lebih baik, kemudian Matari menenangkan diri dengan cuti kuliah selama 3 semester dan melakukan berbagai kegiatan, diantaranya bergabung dengan kegiatan menulis dan bergabung dengan kegiatan CTV (Campus TV). Selama masa istirahatnya, Matari pun berkenalan dengan orang-orang baru.

Pada akhirnya, perkenalan dengan orang-orang baru tersebut mempertemukan Matari dengan seseorang yang bisa membantu masalah finansialnya, sehingga Matari bisa melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda. Bahkan ia pun merasa menemukan sebuah keluarga baru yang selama ini ia idam-idamkan.


Masih ada beberapa kisah lainnya, karena kehidupan terus berjalan dan pengalaman terus bertambah. Tetapi terlihat bahwa kehidupan Matari perlahan-lahan membaik, karena pikirannya sudah lebih positif. Hingga akhirnya, MATARI LULUS KULIAH.



Kelebihan:

-Cover menarik, komentar pembaca di cover bagian belakang sangat positif. Artinya, buku ini dianggap baik oleh kebanyakan pembacanya.
-Banyak mengandung pesan moral. Pertama, dari buku ini, saya menjadi bersyukur bisa hidup tanpa mengalami banyak kesulitan seperti Matari. Hidup saya benar-benar jauh lebih beruntung. Keluarga saya cukup harmonis dan saya bisa kuliah tanpa terlalu banyak kesulitan.
-Kedua, mengajarkan bahwa pengalaman akan membantu menggali potensi dan mengembangkan berbagai kemampuan.
-Ketiga, mengajarkan bahwa tidak ada proses yang instan, hidup penuh perjuangan.
-Keempat, mengajarkan bahwa ikhlas, sabar dan berpikiran positif akan membuat langkah kita menjadi lebih ringan.
-Kelima, mengajarkan bahwa pergaulan yang luas amat bermanfaat untuk kehidupan manusia.


Kekurangan:

-Penyampaian cerita kurang menarik di bagian tengah menuju akhir.
-Cerita kurang greget.
-Ada bagian yang tidak begitu penting dalam cerita, sehingga malah membuat bosan.

***

Nah, itu dia resensi saya, maaf jika sinopsisnya kurang bagus. Dan mohon maaf juga jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Sekian dari saya, sampai jumpa di post berikutnya.

Aliran Psikologi: Fungsionalisme

Halo, lama tak jumpa yaa :D memang saya sudah lama tidak posting dikarenakan kesibukan kuliah. Menurut saya sih, kuliah itu bikin sibuk, he he he  ._.

Kali ini saya mau sedikit berbagi materi kuliah saya di jurusan psikologi. Ini bukan tugas yang harus di posting di blog sih, tapi barangkali materi ini (yang saya sebenarnya juga co-pas dari blog lain, hehe) ada manfaatnya jika saya pajang di blog ini ^^

Oke, langsung saja yaa kita masuk ke materi, yaitu FUNGSIONALISME.

a. Pengertian Fungsionalisme

Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.
Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi adalah adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada fungsifungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan.
Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi. Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan pendahulunya, yaitu strukturalisme. Aliran fungsionalisme juga keluar dari pragmatism sebagai sebuah filsafat. Aliran fungsionalisme berbeda dengan psikoanalisa, maupun psikologi analytis, yang berpusat kepada seorang tokoh. Fungsionalisme memiliki macam-macam tokoh antara lain Willian James, John Dewey, J.R.Anggell dan James Mc.Keen Cattell .


b. Tokoh-tokoh

John Dewey (1859-1952

Latar belakangnya adalah seorang guru dan mendapat gelar PH.D dalam bidang filsafat. Ia kemudian mengajar di University of Chicago dan ikut dalam perkembangan fungsionalisme di Chicago. Tahun 1904 pindah ke Columbian University dan tinggal di sana hingga akhir hayatnya.
Pandangan utamanya bahwa sebuah aksi psikologis adalah suatu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipecah ke dalamm bagian-bagian atau elemen (seperti yang dilakukan oleh strukturalisme). Maka setiap psychological events tidak bisa dipandang sebagai konstruk-konstruk abstrak. Akan lebih bermanfaat apabila difokuskan pada fungsi psy. Events tersebut, yaitu dalam konteksnya sebagai adaptasi manusia.


James Rowland Angell (1867-1949)

Berasal dari keluarga terpelajar, ayah dan kakeknya pernah menjabat sebagai rektor dari universitas besar di AS. Ia memperoleh gelar M.A. dari Harvard dan menjadi murid William James di sana. Sepanjang karirnya ia tidak pernah mendapat gelar Ph.D namun memperoleh 23 gelar doktor honoris causa. Ia menjabat kepala departemen psikologi dan pernah menjabat sebagai presiden dari APA.
Functional psychology adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan mind and body.


Harvey A. Carr (1873-1954)

Carr menggantikan Angell sebagai Kepala Departemen Psikologi di Chicago setelah menerima gelar Ph.Dnya. Pada masa ini fungsionalisme sudah menjadi aliran yang mapan dan tidak terlalu bersaing lagi dengan strukturalisme.
Bagi Carr, aspek penting dari psikologi adalah perilaku adaptif manusia. Ia menjelaskan berbagai fungsi mental manusia (perception, learning, emotion dan thinking )dengan kerangka berpikir perilaku adaptif manusia.


c. Ciri – ciri Fungsionalisme

Aliran fungsionalisme memiliki beberapa ciri khas, yaitu :

  1. Menekankan pada fungsi mental dibandingkan dengan elemen-elemen metal.
  2. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting.
  3. Sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiribagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
  4. Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus danrespons adalah suatu kesatuan.
  5. Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yangberkembang dari biologi.
  6. Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia, Metodeyang digunnakan sangat tergantung dari permasalahan yang dihadapi.


d. Metode – metode dalam Fungsionalisme

Aliran ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari struktural. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi tingkah laku dan instropeksi.

1. Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

-Metode Fisiologis
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi,mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistemsarafnya.
b     
       -Metode Variasi Kondisi
Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi iniah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.

2. Metode Instrospeksi
Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagiansekaligus sehingga jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifatsubjektif sehingga sulit di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.

***


Yaa, begitulah sedikit materi mengenai fungsionalisme, semoga ada manfaatnya di post disini :) Sekian dulu postingan kali ini, sampai jumpa di postingan berikutnya.



Sumber: 

http://humamsyaharuddin.blogspot.co.id/2011/02/makalah-aliran-aliran-dalam-psikologi_22.html

Senin, 05 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar

Hai, sekarang saya mau post tentang tugas kuliah lagi. Kali ini tugas IBD.


Apa itu Ilmu Budaya Dasar (IBD) ?

Ilmu budaya dasar adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Atau bisa disingkat bahwa Ilmu Budaya Dasar adalah pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dengan budaya.
Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah salah satu komponen dari sejumlah matakuliah Dasar Umum (MKDU), sebagai matakuliah wajib yang menjadi kesatuan dengan matakuliah lain di Perguruan Tinggi. Dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, manusia menempati posisi utama dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subjek akan tetapi sebagai objek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema utama dalam Ilmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
1.  Manusia dengan cinta kasih
2. Manusia dan keindahan
3. Manusia dan penderitaan
4. Manusia dan keadilan
5. Manusia dan pandangan hidup
6. Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
7. Manusia dan kegelisahan
8. Manusia dan harapan

Tema-tema IBD merupakan tema-tema permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorsium Antar Bidang yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.
                Dari kebudayaan dasar, akan dapat diketahui kemapanan emosi dan sosial seorang manusia. Dan ini akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan adat kebiasaan hidupnya sehari-hari dalam interaksinya (pergaulan) dengan manusia lain, pengaruh lain yang ditimbulkan secara individu adalah ketrampilan yang diperoleh dari interaksi yang terjadi terus-menerus tersebut, sehingga bisa melekat pada diri individu itu selama-lamanya.


                Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Psikologi
Menurut Wikipedia Ensiklopedi Indonesia, psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Apa hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Psikologi?
Menurut saya, hubungan antara mereka adalah objek kajian yang sama, yaitu manusia, meskipun kajian mereka berbeda fokusnya.
Budaya adalah suatu ilmu yang lahir dari pemikiran, kesadaran, perilaku serta interaksi antar manusia. Unsur-unsur pembentuk budaya tersebut merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
Perbedaannya, jika tujuan IBD adalah melakukan pembentukan pemikiran, khususnya yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas; maka tujuan psikologi adalah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan mengetahui masalahnya (menjelaskan dan mendeskripsikan permasalahan), memprediksi langkah-langkah yang harus diambil guna mengatasi masalah, serta mengontrol agar masalah yang sama tidak terulang kembali atau tidak timbul masalah-masalah yang baru.

Contoh Fenomena yang Ada di Masyarakat

Fenomena Selfie
               
                Selfie adalah fenomena yang masih tergolong baru di masyarakat, khususnya Indonesia dan masih menjadi tren hingga saat ini.
               Definisi Selfie yaitu a photograph that one has taken of oneself, typically one taken with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website atau dengan kata lain yaitu memotret diri sendiri atau lebih yang diambil melalui kamera handphone dan kemudian di upload ke media sosial.
                Menurut sejarah, mengabadikan diri sendiri dengan perangkat elektronik atau dalam bahasa Inggris dinamakan self-portrait atau disingkat selfie, dilakukan pertama kalo oleh seseorang bernama Robert Cornelius pada tahun 1839. Kemudian, ketika era kamera polaroid sedang menjadi salah satu tren di tahun 70an, seorang bernama Andy Warhol juga pernah melakukan selfie dan hal tersebut tercatat sebagai selfie kedua dalam sejarah. 
                Fenomena Selfie tambah semarak dengan adanya Tongsis atau Tongkat Narsis. Tongkat narsis belakangan kian marak dipakai oleh pecinta foto yang memakai piranti berupa monopod yang digabungkan dengan tripod mobile. Dengan alat ini kita dapat foto-foto tanpa khawatir dengan masalah 'siapa yang harus dikorbankan' karena dengan tongsis kita hanya mengatur timer kamera selanjutnya pasang smartphone di penjepitnya,jika terlalu dekat kita dapat memanjangkan pegangannya. Hal ini sangat mempermudah untuk melakukan selfie.

                Selfie dan Hubungannya dengan Sisi Psikologis
                "Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya," ujar Dr Mariann Hardey, seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media, seperti dikutip oleh Guardian.
Hardey juga mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang bersangkutan ingin terlihat 'bernilai' lebih-lebih apabila ada yang berkomentar bagus tentang foto tersebut.
Walaupun tidak hanya Hardey yang mengatakan bahwa selfie merupakan bentuk dari ingin diakui atau dapat disebut sebagai tanda kurang percaya terhadap diri sendiri karena banyak peneliti lain yang juga mengatakan hal serupa, namun tidak sedikit orang yang membantah bahwa selfie dilakukan hanya sekadar ingin tenar dan tidak percaya diri.
Menurut salah seorang wanita bernama Rebecca Brown (23) mengatakan bahwa dia melakukan selfie hanya karena untuk mengeksplorasi diri sendiri dan melihat tubuhnya sendiri bukan dengan maksud ingin narsis atau sejenisnya.
Selfie memang sering pula disebut sebagai sifat narsis pada diri seseorang. Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan.
Menurut seorang psikolog anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli, ketika gejala (selfie) tersebut terjadi dalam takaran yang sangat berlebihan, maka disebut dengan narcissistic personality disorder atau gangguan narsisme, yang tergolong gangguan kejiwaan. Namun, bukan pula berarti orang yang tak pernah melakukan foto selfie tak punya masalah dengan kejiwaan.
“Seseorang yang tidak memiliki keinginan narsis sama sekali berarti ada yang salah apda dirinya, sebab dia tidak memiliki penghayatan positif terhadap dirinya,” ucap psikolog penulis buku Ugly Duckling, Beautiful Swan tersebut.
Vera berpesan, sebaiknya berada dalam tahap yang wajar dalam melakukan selfie.

Terlepas dari pendapat para ahli atau orang-orang yang sering melakukan selfie, bagaimana pendapat kalian dari fenomena selfie ini? Apakah selfie termasuk narsis dan kurang percaya diri ataukah hanya untuk eksplorasi diri? Saya sendiri adalah pelaku selfie, namun saya melakukan selfie hanya untuk bersenang-senang atau sebagai hiburan semata jika sedang tidak ada kerjaan wkwkwk



 Sumber:
·         http://karinadyaharum.blogspot.co.id/2015/04/mengenal-tentang-ilmu-budaya-dasar.html
·         https://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-materikuliah/modul-ilmu-budaya-dasar/
·         http://ghofar55.mywapblog.com/fenomena-selfie-dan-tongsis-di-indonesia
·         http://www.merdeka.com/teknologi/selfie-adalah-tanda-orang-narsis-dan-kurang-percaya-diri.html

·         http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150107102459-255-22893/doyan-foto-selfie-pertanda-gangguan-jiwa/